Thursday, November 7, 2013

Mengungkap Fakta Sejarah Dibalik Konfrontasi Indonesia-Malaysia






Istilah ‘Ganyang Malaysia’ dan Kekesalan yang Tidak Tuntas di era OR-LA



Negara Federasi Malaysia yang baru terbentuk 16 september 1963,adalah salah satu faktor penting dalam insiden ini. Adanya Konfrontasi Indonesia-Malaysia,merupakan salah satu kedekatan Presiden Sukarno dengan PKI,menjelaskan motivasi para tentara yang menggabungkan diri dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan Satu Oktober)dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan penculikan petinggi Angkatan Darat.

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Sukarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tengku Abdul Rahman(Perdana Menteri Malaysia) saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.

Presiden Sukarno sangat murka dengan tindakan Tengku Abdul Rahman,yang menginjak-injak lambang Negara Indonesia,maka Presiden Sukarno ingin melakukan Balas Dendam,dan membentuk gerakan yang terkenal dengan sebutan “Ganyang Malaysia”.Letnan Jend.Ahmad Yani,tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan.Di lain pihak Kepala Staff TNI Angkatan Darat A.H. Nasution tidak setuju dengan usulan Soekarno karena ia mengkhawatirkan isu Malaysia ini akan ditunggangi oleh PKI untuk memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia.

Mengetahui bahwa tentara Indonesia tidak mendukungnya, Soekarno merasa kecewa dan berbalik mencari dukungan PKI untuk melampiaskan amarahnya kepada Malaysia.PKI adalah pendukung terbesar gerakan “ganyang Malaysia” yang mereka anggap sebagai antek Inggris, antek nekolim. PKI juga memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntungan mereka sendiri, jadi motif PKI untuk mendukung kebijakan Soekarno tidak sepenuhnya idealis.

Dari sebuah dokumen rahasia badan intelejen Amerika Serikat (CIA) yang baru dibuka yang bertanggalkan 13 Januari 1965 menyebutkan sebuah percakapan santai Soekarno dengan para pemimpin sayap kanan bahwa ia masih membutuhkan dukungan PKI untuk menghadapi Malaysia dan oleh karena itu ia tidak bisa menindak tegas mereka. Namun ia juga menegaskan bahwa suatu waktu “giliran PKI akan tiba. “Soekarno berkata, “Kamu bisa menjadi teman atau musuh saya. Itu terserah kamu. … Untukku, Malaysia itu musuh nomor satu. Suatu saat saya akan membereskan PKI, tetapi tidak sekarang.”

Dari pihak Angkatan Darat, perpecahan internal yang terjadi mulai mencuat ketika banyak tentara yang kebanyakan dari Divisi Diponegoro yang kesal serta kecewa kepada sikap petinggi Angkatan Darat yang takut kepada Malaysia, berperang hanya dengan setengah hati, dan berkhianat terhadap misi yang diberikan Soekarno. Mereka memutuskan untuk berhubungan dengan orang-orang dari PKI untuk membersihkan tubuh Angkatan Darat dari para jenderal ini.

Faktor Kekacauan Ekonomi Indonesia
Ekonomi masyarakat Indonesia pada waktu itu yang sangat rendah mengakibatkan dukungan rakyat kepada Soekarno (dan PKI) meluntur. Mereka tidak sepenuhnya menyetujui kebijakan “ganyang Malaysia” yang dianggap akan semakin memperparah keadaan Indonesia.

Inflasi yang mencapai 650% membuat harga makanan melambung tinggi, rakyat kelaparan dan terpaksa harus antri beras, minyak, gula, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya.

Beberapa faktor yang berperan kenaikan harga ini adalah keputusan Suharto-Nasution untuk menaikkan gaji para tentara 500% dan penganiayaan terhadap kaum pedagang Tionghoa yang menyebabkan mereka kabur.

Sebagai akibat dari inflasi tersebut, banyak rakyat Indonesia yang sehari-hari hanya makan bonggol pisang, umbi-umbian, gaplek, serta bahan makanan yang tidak layak dikonsumsi lainnya; pun mereka menggunakan kain dari karung sebagai pakaian mereka.

Faktor ekonomi ini menjadi salah satu sebab kemarahan rakyat atas pembunuhan keenam jenderal tersebut, yang berakibat adanya backlash terhadap PKI dan pembantaian orang-orang yang dituduh anggota PKI di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali serta tempat-tempat lainnya.

Keterlibatan CIA dan M16 Dalam Gerakan 30 September
Siapa yang tidak tahu istilah G 30 S/PKI. Istilah ini sangat umum ditelinga orang Indonesia, karena peristiwa ini merupakan kejadian sekaligus kontroversi terbesar sepanjang sejarah Indonesaia sejauh ini. Dalam tulisan ini saya (penulis) hanya ingin berbagi dengan para pembaca yang budiman terkait Gerakan 30 September dan keterlibatan CIA (Central Intelligence Agency) dan M16 (agen rahasia Inggris) di dalamnya.

Sebenarnya banyak versi terkait peristiwa Gerakan 30 September, bukan hanya CIA – M16 dan PKI. Angkatan Darat, Sukarno dan Soeharto dan yang terbaru adalah MPRS dalam beberapa sumber dan penelitian dikaitkan dalam peristiwa ini. Tapi yang pasti adalah bukan hanya PKI yang terlibat. Jadi saya disini kurang setuju dengan istilah G 30 S/PKI yang seolah-olah mendeskritkan PKI sebagai pelaku tunggal. Saya tidak menentang kurikulum 2006, kemudian membela kurikulum 2004, tapi saya mencoba terbuka dan lebih objektif menanggapi kontroversi yang ada. Apa gunanya? Tentu kembali ke tujuan mempelajari sejarah yaitu untuk lebih bijak lagi dalam menjalani kehidupan di masa sekarang dan untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah tentunya.

Lantas mengapa penulis mengambil keterlibatan versi CIA – M16? Jawabanya adalah karena keterlibatan CIA – M16 lebih terang daripada versi – versi G 30 S yang lain. Menurut Asvi Warman Adam dalam buku Membongkar Manipulasi Sejarah terbitan Kompas tahun 2009 disebutkan bahwa sebagai konsekuensi dari perang dingin antara blok kapitalis dan blok komunis, Amerika saat itu sangat berkepentingan agar Indonesia tidak jatuh ke tangan kelompok kiri (komunis). CIA disini berperan membantu KAP (Komite Aksi Pengganyangan) gestapu melalui perantara Adam Malik dalam berbagai cara dan tentunya dalam hal pendanaan.

Amerika tidak ingin Indonesia dikuasai Komunis, karena dampaknya Malaysia dan Singapura juga akan dikuasai komunis. Kalau hal itu terjadi, maka posisi Amerika yang saat itu bertempur melawan Vietnam akan semakin terjepit. Terang Asvi sebagaimana dilansir oleh www.inilah.com. Maka skenarionya adalah memprofokasi PKI yang ditumpas oleh TNI AD dan mengakibatkan Soekarno akhirnya jatuh. Nampaknya menjadi kenyataan tahun 1965. Berhasil mencapai tujuan memang, namun gagal karena para Jendral TNI meninggal. (www.hidayatullah.com)


Dalam dokumen yang terungkap (karena Amerika dan Inggris selalu membuka arsip dan dokumen – dokumen rahasianya untuk umum setiap periode 25-30 tahun sekali) dinyatakan bahwa ada bantuan yang mengucur ke Indonesia dari Amerika sebanyak 50 Juta rupiah/dollar?? Kepada KAP (Komite Aksi Pengganyangan).

Menurut David T. Johnson (1976) dalam buku yang sama mengatakan bahwa ada enam skenario yang dapat dijalankan Amerika Seriikat dalam menghadapi situasi yang memanas di Indonesia menjelang tahun 1965 yaitu : (1) Membiarkan saja, (2) Membujuk Soekarno mengubah kebijakan, (3) Menyingkirkan Soekarno, (4) Mendorong Angkatan darat mengambil alih kekuasaan, (5) Merusak kekuatan PKI, (6) Merekayasa kehancuran PKI sekaligus kejatuhan Sukarno. Dan ternyata skenario yang terakhir yang dilakukan.

Indikasi keterlibatan M16 lebih terlihat pasca peristiwa G30S. Pihak Inggris disini berperan membantu propaganda untuk menghancurkan PKI. Dalam buku Roland Challis (2001) – Koresponden BBC yang berkedudukan di Singapura dan sering ke Jakarta menjelang peristiwa G30S – terungkap bahwa pada tahun 1962 sudah ada komitmen antara presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy dengan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan untuk melikuidasi Soekarno. Tentara AL Inggris yang berbasis di Singapura siap membantu Pemerintah Indonesia untuk menghadapi ancaman jatuhnya Indonesia ke tangan komunis.Bahkan dalam buku 151 Konspirasi Dunia karangan Alfred Suci dikatakan bahwa CIA merupakan biang keladi tumbangnya orde lama (Soekarno). Alfred Suci mengatakan bahwa ada dugaan bahwa gerakan 30 September 1965 merupakan desain besar (grand design) Soeharto dan CIA untuk menciptakan instabilitas negara.

Kenapa kemudian muncul nama Soeharto?? Karena dalam rangka menghancurkan komunis di Indonesia, CIA lalu mencari partner untuk menjalankan rencananya. Dipihlah Letjen Soeharto. CIA memilih Soeharto sebagai rekanan karena posisi Soeharto yang strategis dalam Angkatan Darat dan menguasai beberapa batalion. Karakter opportunis (paham yang semata – mata hendak mengambil keuntungan sendiri) juga menjadi pertimbangan CIA untuk memilih Soeharto.Dalam sumber yang sama juga disebutkan bahwa terbitnya buku Foreign Relation of the United States setebal 800 halaman khusus mengenai Indonesia, memuat dokumen – dokumen tentang keterlibatan AS dalam menggulingkan Komunis dengan skenario kudeta yang seolah-olah dilakukan oleh PKI.

Puncak Serangan PKI
Pada 1 Oktober 1965,dini hari enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol Untung.

Lalu di bawah pimpinan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat Mayjend Suharto kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan PKI.


Korban-korban yang berguguran/
Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:

- Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
- Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
- Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
- Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
- Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
- Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)


Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.


Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
- Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena)
- Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
- Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)

Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagaiLubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.

Semenjak saat itulah,di bawah kepemimpinan Panglima Angkatan Darat yang dilantik oleh Presiden Soekarno,yakni Jendral Soeharto,berjanji ingin menyatukan ABRI sebagai Panji Amanat Revolusi.Mengadakan Penangkapan dan Pembantaian yang menewaskan Ratusan Ribu Pekerja dan Petani yang menjadi anggota dan simpatisan PKI,dan ada yang dimasukkan ke Penjara untuk disiksa dan di introgasi.

Jumlah orang yang dibantai tidak diketahui dengan persis - perkiraan yang konservatif menyebutkan 500.000 orang, sementara perkiraan lain menyebut dua sampai tiga juga orang. Namun diduga setidak-tidaknya satu juta orang menjadi korban dalam bencana enam bulan yang mengikuti kudeta itu.

Untuk selengkapnya mengenai bahasan G30S/PKI silahkan anda baca pada blog atau halaman lainnya dalam artikel yang berjudul >>>
Skenario G30S/PKI dalam Berbagai Versi

Dahulu waktu saya masih kecil saya masih bisa menyaksikan pemutaran Film G 30 S PKI,tapi entah kenapa sekarang pemutaran Film itu dihentikan.Tapi paling tidak sekarang kita bisa tahu sejarah,dan jika sudah demikian mari kita pergunakan nikmat kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya.
——
Sampai disini postingan tentang Mengungkap Fakta Sejarah Dibalik Konfrontasi Indonesia-Malaysia, semoga artikel atau tulisan diatas dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan anda, salam sukses selalu ...


Sumber Inspirasi dan bahan tulisan :
- Wikipedia.org
- Alex Dinuth “Dokumen Terpilih Sekitar G30S/PKI” Intermasa, Jakarta 1997
- Setiyono, Budi; “REVOLUSI BELUM SELESAI: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965″; Nawaksara, Jakarta; 2003
Ahmad Mujiyarto
- http://waones-sbm.blogspot.com/2013/10/skenario-g30spki-dalam-berbagai-versi.html
- Adam, Asvi Warman. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta : PT Kompas Gramedia
- Suci, Alfred. 2011. 151 Konspirasi Dunia Paling Gila dan Mencengangkan. Jakarta : PT wahyu Media.
Asepsandro Del Irwan
(Dipfals-berbagai sumber)

Edit; wawansurya
Sumber ;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com
Terima kasih sudah Mau Berkunjung Keblog Ini .. bila ada yang tidak berkenan .... Comment aja ... yah!!!

merchant 
Search Engine

Artikel Menarik Lainnya :



No comments:

Post a Comment