Pages

Wednesday, October 3, 2012

MENGUPAS MAKNA TENTANG SABDO PALON DAN KALIMASADA






Pengertian Tentang Sabda / Sabdo Palon dan Hubungan Dengan Kalimasada ..

Semar pembawa amanat tentang Kalimasada
Dalam menganalisa tentang hikmah dalam suatu kalimat atau makna yang terkandung dari kalimat yang banyak mengandung arti memang sejatinya kita harus belajar membuka diri dulu, karena perbedaan dalam satu persamaan kata kalau dilihat dari kacamata budaya yang berbeda tentunya itu mengandung arti yang berbeda pula.
Begitupun dalam tulisan artikel yang telah saya sunting dibawah ini, bukan untuk runutan atau peng-artian sebagai pedoman, postingan ini hanya sebagai penambah wawasan kita saja.



--- Ya Tuhan, Semoga Damai di Hati, Damai di Dunia, Damai untuk selamanya ---
Ini Merupakan awal proses Kita di masa depan untuk menghadapi kenyataan yang akan datang...
Dikutif dari Buku Ramalan Ghaib Sabdo Palon Noyo Genggong
Dimuat di Media Hindu Nopember 2008







MEMBEDAH SEJATINYA SABDO PALON BERDASARKAN BEBERAPA VERSI;
Tulisan ini saya ambil dari Syaiful Bahri

MEMBEDAH SEJATINYA SABDO PALON
SIAPAKAH SABDO PALON?
SIAPAKAH NOYO GENGGONG?
(Benang Merah Sabdo Palon, Uga Wangsit Siliwangi, Ramalan Joyoboyo, Kalki Avatar, Imam Mahdi dan cerita-cerita tentang Akhir Jaman)
Baca Selengkapnya
Untuk Mengetahui Sabdo Palon sejenak Kita akan membahas Grojogan Sewu terlebih dahulu.
Grojogan Sewu yang selama ini terkenal sebagai salah satu air terjun yang indah di Kecamatan Tawang Mangu Solo-Jawa tengah ternyata juga menjadi nama salah tokoh namanya Grojogan Sewu (Nama gelar) karena memang tempat itu menjadi lokasi Tapa Bratanya dalam rangka mencapai Ilmu Kesempurnaan.Grojogan Sewu adalah seorang sais dokar, kisah awal nya di mulai ketika beliau berkenalan dengang seorang pengembara bernama Rangga Seta yang menumpangi dokarnya. Melihat pengembara itu menggunakan pakaian jubah & sorban dikepala yang berbeda dengan adat Jawa maka beliau bertanya kepada pengembara itu.
Dari mana anda berasal? Rangga Seta tidak menjawab dari mana ia berasal tetapi menjawab pertanyaan tersebut dengan “Saya Saudara Kamu, karena semua manusia bersaudara anak keturunan Adam”. Mendengar jawaban tersebut Grojogan Sewu tersentuh karena orang yang baru dikenalnya menganggap saudara sekaligus penasaran dan kembali bertanya Siapa Adam? Adam adalah Nenek Moyang Saya, Anda Dan semua Manusia. Mendengar jawaban seperti itu Grojogan Sewu semakin tertarik lebih Jauh dan meminta Rangga Seta untuk bersedia mengajarkan Ilmu Pengetahuan Kepadanya. Rangga Seta balik bertanya kepada Grojogan Sewu mengapa anda Ingin Belajar? karena saya ingin cerdas ingin pandai jawab Grojogan Sewu. Memang manusia harus pandai harus mau berpikir karena itu perintah Ilahi tegas Rangga Seta. Melihat niat belajar dan sikap yang theacible Dan memang Bakat kecerdasan Dari Grojogan Sewu maka Rangga Seta pun bersedia mengajarkan kepada Grojogan Sewu.
Proses belajar pun di mulai dengan materi Aji Kalimasada, karena memang bakat kecerdasan dan niat yang bersungguh-sungguh maka proses belajar Grojogan Sewu pun berjalan dengan cepat. Pada Saat pelajaran ujian terakhir Grojogan Sewu di perintahkan untuk semedi di suatu tempat oleh Rangga Seta. Grojogan Sewu bertanya di manakah tempat semedi itu? Kemudian Rangga Seta mengarahkan tangannya menunjuk kesuatu tempat maka terlihat lah air terjun dari kejauhan, bersemedilah kamu disana, di balik air terjun itu ada Goa Dan Goa itulah tempatnya. Mendengar perintah dari Rangga Seta lalu Grojogan Sewu pun menyanggupinya. Perintah semedi ini sekaligus perpisahan antara Grojogan Sewu dengan Rangga Seta. Pada Saat itu Rangga Seta mengatakan suatu saat kita akan bertemu lagi dan beliau berpesan Jadilah Insan yang bermanfaat Dan tegakkan lah keadilan.
Setelah perpisahan tersebut Grojogan Sewu kembali menoleh kearah dimana letak air terjun itu, Namun air terjun itu tidak terlihat Dan Grojogan Sewu akhirnya menelusuri kearah yang tadi di tunjukkan oleh Sang Guru.
Proses pencarian lokasi semedi yang dilakukan Grojogan Sewu ini sama halnya dengan Prabu Kian Santang ketika diperintahkan oleh Syaidina Ali untuk mencari sebuah bukit yang akhirnya Tiba di wilayah Godog Garut.
Setelah semedi Grojogan Sewu selesai maka paripurna lah Aji Kalimasadanya.
Selain berguru kepada Rangga Seta, Grojogan Sewu pun belajar kepada Semar Badranaya dan dari Semar Badranaya inilah beliau di berikan Cemeti Amarasuli yang bentuknya seperti gagang tongkat kurang lebih panjangnya 30 cm, jika senjata ini di gunakan maka akan terlihat cahaya atau menyala seperti pedang maupun cemeti (persis seperti pedang langit di Film mandarin Tio Buki yang diperankan oleh Jet Lee atau Pedang pada Gambar Kalki Avatar)

Lalu siapakah Grojogan Sewu?
Grojogan Sewu adalah pembimbing raja_raja nusantara dan para wali karena beliau diberikan semacam wewenang/mandat Dari Semar Badranaya untuk mengajarkan Hikmah Dan Ilmu Kesempurnaan kepada para raja-raja & para wali di nusantara bahkan sampai masa sekarang ini.
Siapakah yang pernah belajar kepada beliau? Hampir semua raja-raja nusantara di bimbing oleh beliau, dan salah satunya adalah Raja Brawijaya yang menghilang di Puncak Gn. Lawu dan Prabu Siliwangi Raja Pajajaran.
Nah dari sinilah tampak benang merah mengapa kisah Sabdo Palon Dan Uga Wangsit Siliwangi seperti pinang dibelah dunia, ibarat kunci dengan gembok nya.
Apa hubungan nya Grojogan Sewu dengan Sabdo Palon?

GROJOGAN SEWU = SABDO PALON = NOYO GENGGONG
Makna Selengkapnya
Grojogan Sewu adalah gelar seorang insan yang mampu mengajarkan Ilmu, mengucurkan ilmu, laksana air yang mengucur, Grojogan Sewu = Seorang yang mengucurkan ilmu atau orang berilmu (menguasai ajaran/mumpuni) sehingga dia mendapatkan mandat/wewenang untuk mendidik para raja nusantara maupun para wali.
Setiap ucapan Grojogan Sewu atau ketika Dia menyurahkan ilmu para muridnya, ucapan Grojogan Sewu itu di sebut Sabdo.
Ucapan Grojogan Sewu = Sabdo.
Lalu Palon nya apa? Palon artinya Filosopi (mengandung hikmah yang dalam) bahasanya super banget lah kalo kata MT (Mario Teguh)
Jadi pada saat Grojogan Sewu memberikan materi/pengajaran atau segala ucapan/sabdo yang mengandung hikmah yang amat dalam, para raja nusantara maupun para wali menjulukinya ucapan Grojogan Sewu ini dengan Sabdo Palon.
Ucapan yang keluar Dari Grojogan Sewu adalah Sabdo Palon (Sabda yang mengandung hikmah) Ucapan Grojogan Sewu = Sabdo Palon Nah sekarang tinggal Noyo Genggong nya.
Setiap Grojogan Sewu mengeluarkan sabda-sabdanya di hadapan raja-raja nusantara itu dilantunkan seperti tembang atau syair yang merdu, ada intonasinya dan di iringi oleh gerakan tubuh maupun tangannya (Gaya mengajar). Jadi nuansa pengajarannya itu enak di dengar dan dilihat.
Jadi Noyo Genggong itu gaya mengajarnya Grojogan Sewu ketika mengucapkan sabdanya seperti melantunkan tembang dan di iringi gerakan anggota tubuh. Kurang lebih seperti gaya Konghucu ketika memberikan pengajaran.
Jadi kurang lebih ringkasannya seperti ini
Grojogan Sewu = Orang yang menguasai/memiliki ilmu/berpandangan luas/bijak, memeiliki Kunci Ilmu Dan mampu mencurahkan ilmu (Predikat Guru Besar/Syaidina Syech/Tuan Guru/Para Hyang).
Sabdo Palon = Ucapan/sabda yang penuh hikmah dari Grojogan Sewu.
Noyo Genggong = Gaya mengajar Grojogan Sewu. selain subtansi materi yang di sampaikan penuh hikmah (Sabdo Palon) penyampaian ya pun enak di dengar dan mudah di pamahi karena dikemas seperti tembang dan diringi penguatan oleh gerakan2 anggota tubuh.
Sabdo Palon + Noyo Genggong = Grojogan Sewu.
Grojogan Sewu mempunyai Senjata Cemeti Amarasuli seperti yang Saya jelaskan di awal Dari Semar Badranaya.
Grojogan Sewu juga memiliki Aji Kalimasada Dari Rangga Seta.
Grojogan Sewu juga mengajarkan ilmu2 nya atau membimbing Raja Brawijaya yang menghilang di Gunung Lawu, beliau juga mengajarkan kepada Prabu Siliwangi yang membuat Wangsit Dan Prabu Siliwangi pun menghilang seperti Raja Brawijaya.
Grojogan Sewu = Guru dari Raja Brawijaya
Grojogan Sewu = Guru dari Prabu Siliwangi
Kedua Raja tersebut di bimbing oleh Grojogan Sewu, kedua raja tersebut meninggalkan Cerita atau kisah kepada generasi yang akan datang (akhir jaman) dan pesannya pun sama.

Nah sekarang Siapakah Sejatinya Rangga Seta?
Siapakah Sejatinya Semar Badranaya?
Untuk mengetahui benang merah antara Hadist tentang Imam Mahdi, Cerita Uga Wangsit Siliwangi, Sabdo Palon, Jongko Joyoboyo, Kalki Avatar. Saya mencoba untuk membuat Silsilah ilmu terlebih dahulu dan kata kunci dari semua ciri dari cerita-cerita tersebut.
Silsilah Ilmu dan Kata Kunci.
Baca Selengkapnya
Rangga Seta = Guru dari Syech Grojogan Sewu. Syech Grojogan Sewu = Guru dari Raja Brawijaya Majapahit dan Prabu Siliwangi Pajajaran Raja Brawijaya = Menghilang di Gunung Lawu. Prabu Siliwangi = Menghilang di bagian Selatan Pajajaran. Lalakon Raja Brawijaya = Meninggalkan Cerita tentang Sabdo Palon. Lalakon Prabu Siliwangi = Meninggalkan Cerita Uga Wangsit Siliwangi. Cerita Sabdo Palon = Kelak dia (Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon Noyo Genggong) akan kembali mengasuh Pemimpin Nusantara. Cerita Uga Wangsit Siliwangi = Temui Ki Santang karena kelak dari keturunan-keturunan yang pergi ke barat lah yang akan mengingatkan saudara-saudara sedaerah dan yang sependirian. Lalakon Brawijaya mempunyai tokoh kunci yaitu Sabdo Palon Naya Genggong (Syech Grojogan Sewu). Lalakon Prabu Siliwangi mempunyai tokoh kunci Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang). Tokoh Kunci 1 Syech Gojogan Sewu/Sabdo Palon Noyo Genggong Belajar kepada Rannga Seta Dan di perintahkan mencari Goa di belakang Air Terjun untuk bersemedhi yang kelak air terjun itu bernama Grojogan Sewu. Tokoh Kunci 2 Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang) belajar kepada Syaidina Ali Bin Abi Thalib Dan di perintahkan untuk mencari tempat untuk berdzikir yang akhirnya Ki Santang menemukan Sebuah bukit yang di daerah Garut dan di beri Nama Bukit Godog Suci. Godog berarti Proses pematangan ilmu, Godog Ilmu/mengasah Ilmu, sedangkan Suci di Nisbatkan kepada Nama Ki Santang sendiri (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang) Tokoh 1 Grojogan Sewu merujuk ke Rangga Seta. Tokoh 2 Ki Santang merujuk ke Syaidina Ali Bin Abi Thalib. Majapahit ada Syech Grojogan Sewu. Pajajaran ada Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang. Rangga Seta belajar kepada Semar Badranaya. Syaidina Ali belajar kepada Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan Semar Badranaya = selalu ada di setiap Jaman sampai saat ini, mengasuh, kalimat menitis itu bukan sukma yang menitis tapi ilmu, membimbing Dan ilmunya yang diturunkan atau di titiskan. Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan = selalu ada di setiap jaman, mengasuh, membimbing sama seperti Semar Badranaya.

SABDO PALON BUKAN SEMAR
Penjabaran dari kata kunci di atas. Semar sebagai Dewa dalam Pewayangan


Kisah Sabdo Palon & Uga Wangsit Siliwangi tentang Pemimpin Nusantara di Akhir Jaman adalah Ciri dari Waskita nya Raja Brawijaya dan Prabu Siliwangi. Ke waskitaan tersebut di Ajarkan oleh Syech Grojogan Sewu. Syech Grojogan Sewu di ajarkan oleh Rangga Seta. Rangga Seta di Ajarkan oleh Semar Badranaya.
Baca Selengkapnya
Cerita Sabdo Palon dan Uga Wangsit Siliwangi adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Satu naskah skenario dengan sumber yang sama walaupun dari tempat yang berbeda yaitu Majapahit dan Pajajaran. Kedua kisah itu bak gayung bersambut, seperti Madu dengan Manisnya, seperti kata pepatah “asam di gunung daram di laut akhirnya bertemu juga” yang berujung kepada dua tokoh Rangga Seta dan Semar Badranaya.
Siapakah Rangga Seta yang memiliki Kuda Putih Dan Pedang Itu?
Siapakah Semar Badranaya?
Rangga Seta = Syaidina Ali Bin Abi Thalib
Semar Badranaya = Nabi Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan
Rangga Seta yang mengajarkan kepada Syech Grojogan Sewu sejatinya adalah Syaidina Ali Bin Abi Thalib.
Mengapa Prabu Siliwangi memerintahkan para pengikutnya yang pergi ke Barat untuk menemui Ki Santang, padahal konon katanya hilangnya Prabu Siliwangi karena terdesak oleh Ki Santang. Kenapa di kejar-kejar oleh Ki Santang tapi malah memerintahkan para pengikutnya yang pergi ke barat untuk menemui Ki Santang??? tidak masuk akal bukan??
Prabu Siliwangi memerintahkan kepada pengikutnya yang pergi kebarat untuk menemui Ki Santang seperti petikan uga berikut ini “Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya”…
Prabu Siliwangi di bimbing oleh Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan Syech Grojogan Sewu di didik oleh Rangga Seta/Syaidina Ali.
Prabu Santang juga di didik oleh Syaidina Ali/Rangga seta di tanah arab. Prabu Siliwangi dan Prabu Kian Santang satu silsilah ilmu, hanya bedanya Prabu Siliwangi belajar melalui Syech Grojogan Sewu sedangkan Prabu Kian Santang belajar langsung ke Syaidina Ali. untuk itu mengapa Prabu Siliwangi memerintahkan kepada pengikutnya yang pergi kebarat untuk menemui Ki Santang. Kalau kata pepatah “Saguru Saelmu Ulah Nganganggu” apalagi beliau anak dan ayah mana mungkin berseteru, sudah se-ilmu, seguru, sekeluarga.
Benarlah menurut Prabu Siliwangi dalam petikan uga nya “Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar….”
Rangga Seta (Syaidina Ali) 7 kali mengelilingi Dunia, karena hasrat belajarnya yang tinggi. Sahabat sekaligus saudara dari Muhammad SAW ini merantau ke nusantara karena beliaupun mengikuti Jejak Gurunya Semar Badranaya. Di Nusantara selain mengajarkan kepada Grojogan Sewu dia pun belajar tentang pengobatan herbal karena di Nusantara kaya akan tumbuhan obat dan melengkapi hasil belajarnya Rangga Seta/ Syaidina Ali di China yaitu metode totok belajar di China. ke nusantara rangkaian “tuntutlah Ilmu ke negeri china”, di China belajar Ilmu Totok (mirip akupuntur) di Nusantara belajar ramuan herbal.
Bukankah Ramalan Agung abad 21 mengatakan Nanti pengobatan Akan kembali Ke alam Dan Spiritual? Siapakan yang membawanya?
Dialah Budak Angon dan Pemuda Berjanggut yang di asuh oleh Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyo Genggong dan Ki Santang (Syech Sunan Rohmat Suci Prabu Kian Santang) dan di belakangnya di dampingi oleh Rangga Seta/Syaidina Ali Bin Abi Thalib Pemilik Kuda Putih Dan Pedang (Simbol Kalki Avatar) Serta di dampingi Guru Besar Semar Badranaya/Nabiyullah Khidir Alaihi Salam Abi Abas Balya Bin Malkan (Guru Para Nabi).
Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut adalah ujung dari semua kisah tentang akhir jaman di Nusantara ini, dialah tokoh kembar di akhir Jaman Laksana Nabi Musa Dan Nabi Harun. Siapakah yang mengajarkan Musa Dan Harun? Nabiyullah Khidir Bukan?

Hubungan Uga Wangsit Siliwangi, Kisah Sabdo Palon, Avatar dan Hadist Rosulullah Muhammad SAW.
Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut menguasai 4 unsur (Api, Angin, Air dan Tanah) karena hakikatnya semua penciptaan itu berasal dari 4 unsur. Mengapa dia dapat menguasai 4 unsur itu? Karena ia lah Pancernya, menemukan sejati dirinya.
Hakikatnya Api adalah Cahaya Merah, Angin adalah Cahaya Kuning, Air adalah Cahaya Putih, Tanah adalah Cahaya Hitam.
Merah hakikatnya Syaidina Abu Bakar, Kuning adalah Syaidina Umar, Putih adalah Syaidina Usman Dan Hitam adalah Syaidina Ali.

Hadist Tentang Akhir Zaman Menuju Kebangkitan Indonesia.
Baca Selengkapnya
Sabda Nabi SAW;
“Akan datang Dari Sulbi ini (Syaidina Ali Bin Abi Thalib) seorang Pemuda yang kan memenuhi bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai Pemuda Dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya Dia datang Dari sebelah Timur Dan dialah pemegang panji-panji Al-Mahdi”. (At-Tabrani)
“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dia berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba datang sekelompok anak-anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka kedua mata Rasulullah SAW berlinang air mata dan wajah beliau berubah. Aku pun bertanya, “Mengapakah kami melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai?” Beliau menjawab, “Kami ahlul bait telah Allah SWT pilih untuk kami akhirat lebih utama dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalku kelak sampai datangnya suatu kaum dari sebelah Timur yang membawa bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetapi mereka tidak menerimanya, hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan. Sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat menemuinya maka datangilah mereka walaupun merangkak di atas salju. Sesungguhnya dia adalah Al Mahdi.” (riwayat Abu Daud, Al Hakim At Tarmidzi, Ibnu Majjah, lbnu Hibban, Abu Nu’aim, lbnu ‘Asakir, Ibnu‘Adli, Adh Dhahabi, Abu Asy Syeikh)
Panji-Panji Hitam dari Timur bukan Bendera yang di sablon yang beredar seperti saat ini, panji Hitam itu menjelaskan satu kaum yang belajar kepada Syaidina Ali bin Abi Thalib, yang di sebarkan oleh Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut. Karena hakikat warna Hitam adalah Syaidina Ali, Hitam juga hakikat bumi, Budak Angon dan Pemuda Berjanggut adalah Pancer Bumi, Khalifah fil Ardhi.
Mengapa Rasuullah mengatakan Sulbi nya Ali Bin Abi Thalib? kenapa tidak yang lain?
Mengapa Uga Wangsit Siliwangi mengatakan temui Ki Santang kepada para pengikutnya yang pergi ke barat? Mengapa Prabus Siliwangi tidak mengatakan kepada yang pergi ke barat untuk menemui anak-anak nya yang lain selain Ki Santang?
Itulah yang saya uraikan sebelumnya, Uga Wangsit Siliwangi, Kisah Sabdo Palon dan Hadist Rosululloh adalah satu kesatuan Skenario Jagat. Kisah ini bukan rekayasa, di luar jangkauan karangan manusia, karena kisah ini terjadi dalam ruang dan waktu yang berbeda. Inilah bukti kekuasaan Tuhan YME, bahwa Tuhan ingin menegaskan bahwa Ratu Adil ini dari Nusantara untuk Dunia.
Kembali Ke kekuatan 4 Unsur (Api, Angin, Air dan Tanah) yang katanya jurus Kalki Avatar.
Hakikat Cahaya Merah = Unsur Api = Syaidina Abu Bakar = Huruf Alif
Hakikat Cahaya Kuning = Unsur Angin = Syaidina Umar = Huruf Lam Awal
Hakikat Cahaya Putih = Unsur Air = Syaidina Usman = Huruf Lam Akhir Hakikat Cahaya Hitam = Unsur Tanah = Syaidina Ali = Huruf Ha
Dari mana asal dari cahaya 4 rupa itu?
Dari Johar Awal inilah bibit semua ciptaan/materi termasuk Ruang Dan Waktu. Tasjid yang menjadi Pancernya.
Menguasainya Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut kepada 4 unsur tadi karena beliau sudah menemukan Tasjid Muhammad (Sajatining Syahadat) di dalam dirinya, Mengenal dirinya Mengenal Tuhan-Nya. Ma’rifat, Mengetahui awal dan akhir, mulih ka jati pulang ka awal.
Budak Angon dan Pemuda Berjanggut sudah menjadi pancer/pusat, tidak TERBATAS ruang dan waktu, apa yang ingin terkabul,
Hadits:
Dari Abdullah, Nabi S.A.W bersabda:
“Jika umur dunia tinggal sehari saja niscaya ALLAH SWT akan memanjangkan hari itu hingga bangkit padanya seorang lelaki dari keturunanku atau dari kaum keluargaku, yang namanya seperti namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman”. (Hadits Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Muhammad = Sifat yang terpuji
Abdullah = Hamba Allah
Singkatnya Budak Angon dan Pemuda berjanggut adalah Insan Kamil orang yang telah mengetahui hakikat dirinya, mengetahui Tasjid di dalam dirinya. Menjadi hamba Allah yang terpuji. Karena sudah mengetahui Sejatinya Syahadat dalam dirinya.
Menjadi pancer akan menebarkan rahmat ke delapan arah mata angin.
Bukankah lambang Majapahit siwha di tengah dan ada 8 batu merah delima di kedelapan arah.

Lambang Garuda ditengah dan 8 Bintang di delapan arah.
baca Makna Bintang dalam NILAI-NILAI LUHUR NUSANTARA PRIBADI BANGSAKU.
Delapan = DALAPAN (Bahasa Sunda)
Berdasarkan filosofi Aksara Jawa
Baca Selengkapnya
DA» Dumadining dzat kang tanpa winangenan: (menerima hidup apa adanya.)
LA» Lir handaya paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
PA» Papan kang tanpa kiblat . (Hakekat Allah yang ada disegala arah.)
NA» Nur candra,gaib candra,warsitaning candara. (pengharapan manusia hanya selalu ke sinar/cahaya Illahi.)
DA = 6, LA = 10, PA = 11, NA = 2 (urutan aksara jawa)
6+10+11+2 = 29, 2+9 = 11, 1+1 = 2
MERAH DELIMA = MARAHA DALAMA
MA» Madep mantep manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
RA» Rasaingsun handulusih. (rasa cinta sejati muncul daricinta kasih nurani.)
HA» Hana hurip wening suci. (adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci)
DA» Dumadining dzat kang tanpa winangenan: (menerima hidup apa adanya.)
LA» Lir handaya paseban jati. ( mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi .)
MA» Madep mantep manembah mring Ilahi. (mantap dalam menyembah Ilahi.)
(MA = 16, RA = 4, HA = 1, DA= 6, LA = 10, MA = 16) (urutan aksara jawa)
16+4+1+6+10+16 = 53, 5+3 = 8
Delapan/DALAPANA = 2
Merah Delima/MARAHA DALAMA = 8
2 = Simbol Dzat & Sifat
8 = Malaikat Penjaga Arsy
Dalam al-Qur’an, angka 8 merupakan jumlah malaikat, force, yang menjunjung ‘Arsy (Kursi, Singgasana), mengatur keseimbangan ‘Arsy, yang bermakna power and authority dominion, baik sebelum maupun saat Kiamat “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka” (al-Haqqah 69 : 17).
Delapan Merah Delima dalam Lambang Majapahit adalah menceritakan bahwa Gambar Shiwa adalah Lambang Pancer dalam diri manusia, sama seperti lambang bintang dalam dada Garuda Pancasila, dalam konsep Sunda adalah INGSUN yang menguasai 4 unsur tadi, merah delima di segala penjuru adalah kemana pun kamu menghadap harus mantap dalam menyembah ilahi (Madep mantep manembah mring Ilahi).
Pesan tersirat lambang delapan merah delima dimana Gambar Shiwa sebagai pusat ya menandakan mengenal Tuhan bisa Perjalanan Ke dalam (inner journey) atau Perjalanan luar.
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. QS. al-Baqarah 2: 155)
Kemanapun kita melihat di situ Ada Tuhan, Ada Dzat Dan Sifat-Nya, kemana pun Kita melihat disitu Ada Arsy-Nya, Ada Singgasana-Nya.
Barang Siapa manusia yang mengenal dirinya Dia Akan mengenal Tuhan-Nya baik Dzat-Nya, Sifat-Nya, Asma-Nya, Af’al-Nya (Ciptaannya/Perbuatannya/Kuasanya)
Budak Angon dan Pemuda Berjanggut sejata sejatinya adalah Aji Kalimasada/Dua Kalimat Syahadat, Senjata yang dapat menghancurkan gunung, yang dapat mensejahterakan ke penjuru alam, yang dapat memuliakan manusia tanpa membeda-bedakan agama, ras, maupun golongan, dua itu yang Menjadikan dirinya di cintai semua orang bahkan seluruh mahluk, karena dua itulah yang menjadikannya welas asih, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit baik dzohir maupun batin.
2 (Dua) itu ketentuan, saling berpasangan, hukum penciptaan. 2 (Dua) itulah yang di ajarkan oleh Rangga Seta/Syaidina Ali kepada Syech Grojogan Sewu/Sabdo Palon/Noyon Genggong Dan Prabu Kian Santang. 2 itulah yang di ajarkan Semar Badranaya/Nabi Khidir AS.
Kalimat Syahadat adalah Kun Fayakun, Awal dan Akhir Alam semesta, di Buka dengan Syahadat ditutup oleh Syahadat, Kalimat Yang Menjadikan.
Itulah Sejatinya Aji Kalimasada, Sakti Mandraguna Tanpa Ajimat, Sabda-nya Sabda mukti (Saucap Nyata Saciduh Metu) apa yang di inginkan terkabul, karena dari Aji Kalimasada itu akan menjadi 2 kembali yaitu Rahman & Rahim (welas asih), Rahman dan Rahiim itulah Given dari Tuhan-Nya.
Manusia yang mendapatkan Rohman Dan Rohim Dari Tuhan-Nya lah yang Akan memimpin Dunia ini Dan mewarisinya.
Bukan Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut yang Merubah Dunia, Tapi Tuhan YME lah yang Menghendakinya, Tuhan YME lah yang telah memilih Budak Angon Dan Pemuda Berjanggut yang memimpinnya.
Ini adalah lalakon Jagat, Tuhan lah Maha Sutradaranya. perbedaan adalah ketentuan, karena perbedaan itulah cerita menjadi menarik, perbedaan bukan untuk bermusuhan, perbedaan adalah untuk supaya manusia mengenal Pencipta-Nya. Karena kebenaran adalah Tuhan Yang Memilikinya.
Wallahu’alam
Jika didalam Tulisan Ini terdapat kutipan Kitab Suci bukanlah untuk tendensius terhadap keyakinan tertentu, melainkan mencari kesamaan dari semua sejarah yang terekam di Nusantara ini.
JAYA SELALU INDONESIA Salam Bhineka Tunggal Ika.

Itulah paparan tulisan diatas yang sudah menjabarkan tentang arti dan makna tentang pengertian inti dari SABDA PALON dan KALIMASADA berdasarkan tulisan dari Syaiful Bahri.

dibawah ini juga saya lampirkan beberapa sanggahan yang sebelumnya sudah saya sortir, dan yang menurut saya ada hubungan dengan menyangkut tulisan diatas.
Andi Baleandi
Saya sangat menghargai perbedaan, saya pun mencintai perbedaan..,ya terkadang perbedaan cara pandang yang diperkuat oleh keegoisan dapat menimbulkan primordialisme..,salah satu cara dengan mengendalikan keegoisan itu, karena akuu ingin hidup bersamamu dan mereka.

Syaiful Lupy Bahri
Kalo nabi Khidir di setiap jaman nabi selalu Ada, beliau julukannya guru para nabi, teman sharing para nabi. Ketika para nabi mendapatkan wahyu mengkajinya dengan nabi Khidir. Contohnya Nabi Yunus : ketika nabi Yunus di lempar di tengah Laut Dan di selamatan oleh Ikan Nun, sebetulnya di situ beliau bertemu dengan Nabi Khidir, Ikan Nun adalah kendaraannya Nabi Khidir. Nabi Khidir di Nusantara pra kedatangan wali songo menggunakan Nama Semar Badranaya. Klo di china namanya lain lagi, di Europa lain lagi, di yunani Nabi Khidir/Semar Badranaya di Kenal sebagai Poseidon, Kerajaan nabi Khidir ini Ada dimana-mana, di angin, di air, di kayu, di daratan dan lautan. Tanah yang di lewati/diinjak Nabi Khidir akan menjadi daerah yang subur seperti Nusantara. Nabi Khidir sampai sekarang masih eksis membimbing salah satu yang di bimbingnya adalah Budak Angon & Pemuda Berjanggut.Kalau perkiraan tahunnya sejaman dengan berdirinya Kerajaan Demak, karena Raden Patah awalnya adalah Bupati Demak yang di perintah kan oleh Ayahnya sendiri Prabu Kertadjaya Ratu Majapahit/ Brawijaya V.

Surya Budi
Apa yang saudara tulis itu mungkin ada benarnya, dan hampir sempurna……memang demikianlah adanya skenario dari langit yang mengatakan bahwa, Ali bin Abi Thalib (lahir sekitar 13 Rajab 23 Pra Hijriah/599 M– wafat 21 Ramadan 40 Hijriah/661 M) sedangkan prabu siliwangi berkuasa selama 39 tahun (1482-1521), memang jasad dibatasi ruang dan waktu, jasad memiliki batas usia di bumi ini, namun jiwa Nabi Adam a.s., jiwa Nabi Khidir a.s. Jiwa imam Ali bin Abi Thalib kwj. jiwa Panembahan Senopati, sangat mungkin bersua, berinteraksi di alam jiwa, alam yang bisa melintasi ruang dan waktu….

Achmad
tapi anehnya,grojogan sewu sebagai orang yang memberi pitutur raja2 nusantara yang mayoritas beragama hindu.lha tapi kok ketemu duluan/berguru sama rangga seta yang bertuntunan islam??
Pertanyaannya.. Allah itu dikenalkan oleh Nabi Muhammad SAW yang lahir sekitar abad ke 7 masehi.. betul nggak ya..? Kalau betul alloh baru punya hamba kan setelah Beliau lahir.. kan..? Nabi-nabi yang lainnya kan ada setelah Muhammad kan..? Bagaimana bisa Beliau mengajarkan Raja-Raja sebelum Masehi ya… dan kok bisa raden kian santang berguru ke orang yang berjarak waktu yang sangat jauh? Apa dengan kebohongan ini ya gan..?

Lintang Wetan
Dari tumpang tindih timeline para tokoh yang disebutkan pada cerita di atas, sudah cukup menunjukkan amburadulnya cerita itu. Tujuannya saya rasa jelas, yaitu untuk mengaburkan atribut-atribut asli agar terkesan islami. Saya rasa artikel semacam ini tidak etis ditinjau dari kejujuran sejarah. Masihkah pantas untuk dipercaya??

bathara bayu
teori yg ditulis kok penuh dg tanda tanya ya ? masih campur aduk antara arab dg jawa kiranya kalo belum memahami betul jangan nulis yang enggak pasti gitu loh mas. masak jimat kalimasadha itu dua kalimat syahadat tlg kaji lagi jgn asal tulis sj kalo gak punya bukti konkrit. jimat kalimasadha itu mas terjemahan dari pancasila yg skrg ini ada mas yg artinya panca : lima sila : larangan yaitu dilarang berjudi, mabuk2an, bermewah2an, main perempuan yg bkn istri sah, membunuh. kalimasadha itu artinya jumlahnya ada lima tapi bisa dikembangkan menjadi banyak. persis pancasila kita kan jumlah silanya ada lima tapi ada butir2 pancasila yg jumlahnya sangat banyak. demikian jg ada campur aduk antara dunia islam dg hindu-budha di sini. tolong dipahami lagi kalo menulis baca literatur2 lain shg tulisan anda bisa dipertangungjawabkan. mohon maaf ya kalo tulisan saya menyinggung anda guna perbaikan lebih lanjut.

Ratu Adil - 666
Ya bener ini tulisan ngawur, kayaknya asal nulis memenuhi pesanan. Sabdo Palon dalam Jongko Joyoboyo adalah Gunung Merapi sedang Naya Genggong adalah Gunung Bromo. Sabdo Palon di Kerajaan Majapahit adalah salah satu Poenakawan dan makamnya ada di Troloyo Mojokerto. Makam bercirikan Islam kemungkinan sebelum wafat sudah masuk Islam karena Islam adalah agama yang baik sebagaimana Prabu Brawijaya mengakuinya. Sabdo Palon dalam Ramalan Sabdo Palon adalah jin yang usianya mencapai ribuan tahun & banyak bergaul dengan raja-raja Jawa dahulu karena syariat agama dulu memugkinkan manusia bekerjasama dengan jin.Dewa Brahman adalah Nabi Ibrahim as, maka keturunannya banyak menjadi raja2 Nusantara. Bani Jawi adalah Bani Ishaq yang kelak memegang panji hitam yang dinantikan kemunculannya oleh umat Islam. Contoh Nabi yang bekerjasama dengan jin adalah Nabi Sulaiman yang diperkirakan pernah mengijakkan kaki di tanah Jawa.

Tentang Kalimasada menurut saya;

Menyangkut kalimat atau Ilmu kalimasada, yang dalam istilah pewayangan ditatar sunda sering disebut Layang jamus Kalimusada, yang bagi kebanyakan orang diartikan itu adalah suatu benda yang sakti mandra guna. padahal itu adalah suatu ilmu yang orang mencarinya susah susah gampang.
Semar sendiri yang mengetahui tentang kalimat atau biasa disebut ilmu ini sudah mengingatkan,
“ tenden na hate eta teh bakal nyalametkeun anjeun tina dunya jeung akherat engke”.
Arti dan maksudnya adalah ; kebaikan itu sudah tersimpan di hati karena itu yang akan menyelamatkan mu di dunia dan akhirat nanti”.
Semar mengatakan bahwa jangan jauh jauh mencari tentang ilmu atau benda tersebut, karena sudah ada disini, sambil menunjuk dadanya. nah bagi kebanyakan orang pada waktu itu dengan menunjuk pada dada nya sendiri dianggap orang bahwa benda tersebut berada didiri semar , padahal semar menunjuk diirinya adalah maksudnya menunjuk keha ti, maksudnya bahwa ilmu itu ada didiri orang yang mau mengamalkan ilmu dua kalimat sahadat.

Penutup;

Dari semua masukan diatas menurut saya Intinya adalah ketika Ajaran dari para leluhur dan Ajaran Ayat yang bersumber dari suatu agama seyogyanya akan dan harus berjalan beriringan, saling bersinkronisasi, dan saling mengisi untuk menciptakan suatu pemahaman yang mengandung dan mengarah kesatu tujuan yang dimaksud.

Begitu juga jika kita berbicara waktu dan skenario, Sejarah adalah kacabenggala. dari mana kita asal, ada dimana dan mau kemana. Pemahaman filosofis apapun semua bertujuan cara pencarian jatidiri. pendapat atau keyakinan siapapun itu kita musti bisa menghargai, sejauh tidak mengandung menghasut, menghina bahkan sekedar mencela.

Yang utama, adalah cara pandang dan tingkat kematangan berfikir seseorang dari kedudukannya dan latar belakangnya sudah masing-masing membawa hukum Kudratulloh.
Demikianlah artikel ini saya posting sebagai tambahan wawasan anda, dan semoga tulisan saya ini bukan menjadi bahan perdebatan ..

Edit ; wawansurya
Sumber ;
aslimajapahit.blogspot.com
http://satusatukosong.wordpress.com/2012/02/20/pribadi-bangsaku/
affiliate-waones.com

No comments:

Post a Comment