Pages

Tuesday, December 24, 2013

Sudah 4 Fase Peradaban Manusia yang dimusnahkan







4 Siklus Peradaban Maju Pernah Hadir Dimuka Bumi tapi kemudian dihancurkan
Benua yang Hilang: Tempat Penciptaan dan Kediaman Adam-Eva, Beserta Listofernya


Pendahuluan
Dalam firman tentang Abraham yang disebut TUHAN tentang Negeri Asal, maksudnya negeri/daerah atau wilayah kediaman Abraham yang Asli, sebelum negeri Israel yang dijanjikan ALLAH. Kitab Kejadian (Genesis) Pasal 12, menggambarkan Abram dan keluarganya telah memenuhi panggilan Allah untuk keluar dari negeri asalnya Haran dan menjadi seorang pengembara di negeri asing Kanaan. Tuhan mempunyai rencana jangka panjang, bagi keturunan Abraham yaitu bangsa Israel untuk mewarisi tanah Perjanjian.

Lebih lanjut dalam kajian tentang negeri asal (Kediaman Asli) Abraham, (begitupun Nuh sebelumnya), tentang negeri asal yang asli ini menjadi begitu misteri di dalam Kitab Kejadian. Kemisterian ini tentu terus merujuk kepada daerah/wilayah AWAL MULA dari PENCIPTAAN, yang menjadi area penciptaan sekaligus kediaman Adam dan Eva sebagai manusia awal mula ciptaan TUHAN.

Dengan demikian telusuran kritis Lokasi Eden menurut Jewish Encyclopedia: penulis-penulis ternama mengatakan: Targum Yerushalmi menerjemahkan Havalilah dengan Hindiki [HIndustan atau India], dan membiarkan Pison tidak diterjemahkan, Saadia Gaon, dalam terjemahan Arab-nya, menerjemahkan Pison sebagai NIL, yang ditertawakan oleh Ibn Ezra sebagai “sudah jelas-jelas diketahui bahwa Eden berada lebih jauh ke selatan, di Khatulistiwa”. Nahmanides sepakat dengan pandangan ini.

Ceritra kedatangan orang Yahudi di Yerusalem dari “Aden, tanah tempat Gan Eden [maksudnya Garden of Eden atau Taman Eden] yang termashur dan ternama berada, yaitu di tenggara Assyria”….Sungai Pertama, Pison kemungkinan mengarah ke sungai Indus, yang mengelilingi Hndustan, memperkuat Targum Yerushalmi, (Dalam Arysio Santos , “Atlantis The Lost Contonent Finally Found, (1997), Indonesia Ternyata Tempat Lahir Perdaban Dunia” (2009), hal.505-506).

Atlantis, Daratan Awal-Mula Penciptaan
Artikel terkait untuk bagian ini adalah : Benua Atlantis selengkapnya



Secara akademis, rujukan tentang Benua Atlantis yang Hilang (http://waones-sbm.blogspot.com/2013/08/peradaban-kuno-atlantis-sebenarnya.html), Arysio Santos melalui bukunya “Atlantis The Lost Contonent Finally Found, (1997), Indonesia Ternyata Tempat Lahir Perdaban Dunia” (2009) antara lain melalui pembuktian Geologis dan Vulkanis, kajian berbagai perkembangan peradaban dan kebudayaan besar di dunia. Begitupun Stephen Oppenheimer dalam bukunya “The Eden is East,(1998), Surga di Timur” (2010) merujuk ke Kepulaun Sunda Kecil (Nusa Tenggara Timur/NTT-Nusa Tenggara Barat/NTB) dan Maluku, Sulawesi yang antara lain membuktikan dengan Gen Asli menunjuk awal mula penyebaran Manusia di dunia dan Bahasa Autronesia sebagai Bahasa Asli sumber segala bahasa di dunia.
\
Tentu jauh hari sebelumnya garis Wallace-Weber telah membuktikan asal flora-fauna di Dunia Lama, yakni Dataran POROS (NTT-NTB-Maluku, Sulawesi) sebagai wilayah pembagi ke Dataran SAHUL/Timur (Irian-Aru menyatu AUSTRALIA), dan ke Dataran SUNDA/Barat (Jawa Purba:Jawa-kalimantan-Sumatra yang menyatu ASIA). Dalam arti flora-Fauna di Dataran SAHUL tidak bisa ke Dataran SUNDA, begitupun sebaliknya Flora-Fauna yang ada di Dataran SUNDA tidak bisa ke Dataran SAHUL (Bandingkan dengan Peta buatan Dr. Harold K. Voris, Kurator dan Kepala Departemen Zoologi pada Field Museum, Chicago, Illinois, dalam Arysio Santos hal. 104 dan 150).

Dalam arti dapat tercermati bahwa negeri asal/asli Nuh, Abraham, tentunya wilayah ciptaan awal mula, yang sesungguhnya menjadi wilayah penciptaan dan kediaman Adam dan Eva, yakni di Dataran POROS (dengan pulau-pulau kecil lain di lautan pasifik, termasuk filipina). Wilayah/Dataran ini sebagai listofer (Daratan Baru yang muncul) akibat tenggelamnya benua (Atlantis), yang populer disebut Benua Atlantis yang hilang itu.

Hilangnya Benua Atlantis, dalam dialektika geologi (Bandingkan dengan Alan Woods dan Ted Grant: ‘Reason in Revolt, (1996) Revolusi Berpikir Dalam Ilmu Pengetahuan Moderen”, (2006), hal. 285-332 dapat tertelusuri dalam proses pemecahan massa benua. Sebelum pemecahan massa benua tahap pertama, zaman Pangea (Paleozoikum), Zaman Hidup Tua selama 340 juta tahun. Maka telah lebih dahulu berlangsung Zaman Archeatikum (Arkeazoikum), Zaman Belum ada Kehidupan, yakni zaman yang sangat panas yang berlangsung selama 2500 juta tahun.

Zaman ini teryakini secara religius sebagai sedang ada persemaian kehidupan (“pengeraman kehidupan”), yang dilakukan oleh Sang Maha Pencipta. Dalam zamanArchaean secara ilahi Bumi dierami (dipanasi) oleh Roh, yakni “Roh Tuhan melayang-layang di atasnya” Genesis 1:2, untuk pembentukan massa bumi (benua). http://filsafat.kompasiana.com/2012/07/04/awal-mula-kehidupan-adalah-roh-dari-ketiadaan-melalui-ketiadaan-menuju-ketiadaan.

.Bumi (awalnya massa benua) yang telah mencapai usia 4,6 milyar tahun, era awal kehidupan dimulai dalam zaman palaeozoikum, yang selanjutnya dikenal juga denganzaman hidup tua. Zaman ini dalam dialektika Langit (Matahari/Bulan) dengan Bumi melahirkan makluk hidup Gangga Laut mewakili flora dan Ikan mewakili fauna.
http://filsafat.kompasiana.com/2012/07/05/matahari-salib-empat-sungai-surga-awal-kehidupan/

Bandingkan Injil Yohanes 1: 1-6: Pada mulanya adalah Firman, firman itu bersama-sama dengan Allah, dan firman itu adalah Allah. Ia (baca: roh, sabda, firman) pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Tahap pertama pemecahan massa benua di zaman Pangea (Palaeozoikum), Zaman Hidup Tua selama 340 juta tahun, yang terbagi lagi dalam Zaman Primer Hidup Tua selama 140 juta tahun, yakni penentuan Sumbu Timur dan Sumbu Barat massa benua dengan dialiri samudra Lethis. Penentuan sumbu Timur dan sumbu Barat itu menjadi tittik-titik terbentuknya Garis Equator (Garis Khatulis Tiwa) yang menghubungkan wilayah Timur dan Wilayah Barat Sekaligus membagi wilayah utara massa benua dengan Laurasia, sedangkan wilayah selatan massa benua dengan Gonwandaland.

Tahap kedua Pemecahan massa benua terjadi di Zaman Mezosoikum, Zaman Hidup Menengah, selama 250 juta hingga 65 juta tahun, yang berakhir 75.000 tahun lalu. Saat itu Daratan India masih di posisi Selatan Katulistiwa bagian Timur, sehingga India merupakan bagian dari benua yang hilang itu.

Saat itu juga ada Australia dan Antartika, sedangkan Papua (Irian) tidak dalam satu daratan dengan benua yang hilang itu, karena saat itu menjadi satu daratan dengan benua Australia. Begitupun daratan Jawa Purba (mencakup kekinian Pulau Jawa-Sumatra-Kalimantan dan Pulau-pulau Kecil di sekitar) bagian dari Laurasia.

Tahap ketiga pemecahan massa benua, menjadi tahap yang menenggelamkan Benua Atlantis (benua yang hilang, 75000 tahun lalu), yakni terbelah Daratan Amerika dari Utara ke Selatan, bergerak ke Timur menghantam (menghancurkan) Benua yang hilang/Atlantis. Afrika terlepas dari bagian Daratan Amerika Selatan, bergerak ke Barat, dan meluncur ke atas menempel pada Laurasia /Dataran Eropa, sehingga membentuk pegunungan Karpatia, mengurung Samudra Lethys (Samudra Purba) di sumbu Barat menjadi Laut Tengah keknian.

Benua Australia bergerak naik dengan melepaskan Daratan Papua (Pulau Papua kekinian) ikut menghantam Benua yang hilang/Atlantis, mengakibatkan Daratan India terdorong naik menempel Laurasia/Daratan Asia, sehingga membentuk barisan pegunungan Himalaya. Pembentukan barisan pegunungan Himalaya berakibat menekan ke bawah daratan Asia Tenggara (Jawa Purba dengan berbagai deretan pegunungan) ikut menindih lempeng Benua Atlantis yang sudah tertabrak (dihancurkan) oleh lempeng Benua Amerika dan Benua Australia itu. Penghancuran benua Atlantis, membuat zamudra Purba di sumbu Timur (Pasifik) terbagi ke zamudera Hindia dan zamudera Atlantik.

Terpahami tahap ketiga pemecahan massa benua, dalam Dialektika Geologi, dituntun mitos Permusuhan Dua Bersaudara, yakni Kain/ si Kakak versus Abel/ si Adik (mitos ini terkisahkan dalam Oppenheimer Eden is The East, Surga di Timur, hal. 405-406)
http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/20/dialektika-geologi-nusa-tenggara-maluku-dan-misteri-india-dalam-mitos-permusuhan-dua-bersaudara-mengenai-penghayutan-benua/.

Model penghayutan benua melalui mitos penghancuran oleh Ekor Ikan Raksasa/si Adik, (pencermatan kami sebagai bencana vulkanik/letusan gunung berapi di dalam samudera). Sedangkan penghancuran benua melalui mitos senjata geografis Tombak/si Kakak, (dalam pencermatan kami sebagai bencana vulkanik/letusan gunung berapi di daratan).

Bencana Vulkanik ini dapat terpahami dalam Arysio Santos melalui bukunya The Lost Continent Finally Found, hal.61-160 , bahwa kejadian itu di Indonesia dalam letusan Gunung Toba (di darat) dan Gunung Krakatau (di Laut). Pemahaman ini tentu membantu upaya menyingkap misteri benua yang hilang sebagai akibat akumulasi letusan gunung berapi baik di dalam samudra maupun di daratan mengepung wilayah Poros/Benua Atlantis.

Dapat tertelusuri dari aspek geologis pertemuan lempeng-lempeng benua menghimpit lempeng Benua Atlantis. Saling bertubrukan: Australia dari selatan, Amerika dari barat, dan Asia akibat tubrukan India membentuk Pegunungan Himalaya (akumulasi tubrukan Afrika terhadap Eropa membentuk pegunungan Karpatia) menyebabkan tubrukan lempeng Asia Tenggara dari atas membentuk listofer Jawa Purba, maka terhanyutlah Benua Atlantis.

Listofer Benua yang Hilang
Terhanyutnya Benua Atlantis 75.000 tahun lalu mengakhiri zaman Mezosoikum yang berlangsung selama 250 juta hingga 65 juta tahun, sedangkan tenggelamnya benua Atlantis dalam versi Plato 11.000 tahun lalu itu, menjelaskan bencana banjir Nabi Nuh (http://waones-sbm.blogspot.com/2012/10/bahtera-nabi-nuh-dan-kisah-air-bah.html) yang mengakhiri zaman Es/akhir zaman Neozoikum, di mana zaman ini berlangsung selama 60 juta hingga 600 ribu tahun.

Benua Atlantis yang hanyut 75.000 tahun lalu akibat terkepung tubrukan lempeng tiga benua (Australia dari selatan, Amerika dari Barat, Asia Tenggara dari Utara akibat tubrukan India), memaksa muncul listofer (daratan baru) yang tertebar berbagai pulau-pulau di wilayah Poros (bandingkan garis Wallace-Weber), serta berbagai pulau yang berserakan di zamudera Pasifik, juga Kepulauan Filipina. Tebaran daratan baru dari benua yang hilang (listofer), terapit oleh dua lempeng samudera yaitu zamudera Pasifik dan zamudra Hindia.
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/24/cendana-cengkeh-pala-sebagai-pembuka-tabir-misteri-geografis-atlantis-yang-hilang/.


Sesungguhnya lempeng samudra Pasifik sebagai lempeng utama zamudera Purba (Pasifik)di Timur dengan lempeng Benua Purba yang hilang (Atlantis) menyatu dalam lempeng Zamudra Lethys di Barat saat pemecahan massa benua tahap pertama di zaman Paleozoikum/ zaman Pangea. Disebut zaman Pangea, karena saat itu terbentuk massa benua (Pangea) yang terbagi ke dalam Laurasia/Utara dan Gonwandaland/Selatan melalui penarikan titik-titik garis (garis equator/khatulistiwa).

Penarikan garis itu yang mempertemukan Sumbu Timur dengan Sumbu Barat dari Pangea. Kemudian saat pemecahan massa benua tahap kedua di zaman Mezosoikum, di mana menghasilkan Daratan dengan kehidupan Awal di dunia (Australia, Antartika, Atlantis/India) di Gonwandaland/ Wilayah Selatan Khatulistiwa, arah Timur, menempatkan zamudra purba di Timur (Lautan Pasifik). Dalam pemecahan massa benua tahap ketiga membagi zamudra purba di Timur (Pasifik) ke zamudra Hindia dan Zamudera Atlantik, sedangkan zamudra purba di Barat terjebak ke dalam Laut Tengah kekinian akibat tubrukan Afrika dan India terhadapLaurasia/Eropa-Asia.

Pemecahan massa benua tahap ke 3 mengakhiri zaman Mezosoikum 75.000 tahun lalu: Amerika terbelah dari utara (sehingga terpisah dengan Eropa) ke selatan (sehingga terpisah dengan Afrika). Menyebabkan Afrika bergerak naik menubruk Eropa terbentuk pegunungan Karpatia. Bersamaan India bergerak dari bawah menubruk Asia terbentuk pegunungan Himalaya, yang memaksa daratan Asia (Asia Tenggara) bergerak ke bawah terbentuk daratan baru (listofer) Jawa Purba menghimpit dari atas lempeng benua yang hilang. Maka samudra Purba di Timur (Pasifik) itu terbagi menjadi samudera Hindia dan samudera Atlantik.

Sedangkan samudra Purba di Barat (Lethys) terjebak sampai kekinian menjadi Laut Tengah di Eropa sebagai akibat akumulasi tubrukan Afrika terhadap Eropa membentuk pegunungan Karpatia (Afrika yang bergerak naik dari Selatan Katulistiwa arah Barat, karena terlepas dari Amerika Selatan). Bersamaan dengan tubrukan India terhadap Asia membentuk pegunungan Himalaya (India yang bergerak naik dari Selatan Katulistiwa arah Timur karena tubrukan lempeng benua Australia terhadap lempeng Benua yang Hilang/Atlantis) sehingga muncul listofer (daratan baru) Jawa Purba sebagai bagian dari Laurasia/Asia.

Listofer Benua yang Hilang (wilayah Poros: Kepulauan Nusa Tenggara minus Bali, Kepulauan Maluku, Pulau Sulawesi), ke Utara termasuk Kepulauan Filipina, sedangkan ke Timur mencakup tebaran pulau-pulau di zamudera Pasifik. Ke wilayah Selatan mencakup Selandia Baru, sedangkan ke wilayah Barat mencakup Madagaskar saat itu berposisi dengan India yang masih berada di belahan Bumi Selatan Khatulistiwa arah Timur. Wilayah dimaksud menegaskan ukuran luas, sekaligus letak geografis Benua Atlantis (Benua Yang Hilang) saat pemecahan massa benua tahap 2 (Bandingkan dengan Peta Wilayah Kekaiseran Atlantis Tempo Dulu yang Mahaluas yang dibuat Leo Frobenius (1873-1938), direprodukdi dalam Arysio Santos, hal. 256).

Sedangkan Posisi pulau Irian (Papua), merupakan daratan baru yang terlepas dari lempeng benua Australia di saat lempeng benua Australia bergerak dari selatan menubruk benua Atlantis saat pemecahan massa benua tahap 3 yang mengakhiri zaman Mezosoikum, untuk memasuki zaman Neolitikum (zaman es) atau Zaman Hidup Baru. Begitupun Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra dan berbagai Pulau Kecil di sekitarnya dalam satu kesatuan Daratan Jawa Purba yang sesungguhnya daratan baru (listofer) dari Laurasia/Asia sebelum akhir zaman Es/akhir zamam Neozoikum. Karena pada akhir zaman Es saat bencana banjir nabi Nuh yang memisahkan daratan Jawa Purba dari Asia dan dalam letak geografis pulau-pulau (Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Pulau Kecil lain di sekitar) seperti kekinian.

Dengan demikian penghanyutan lempeng Benua Atlantis/Benua yang hilang itu, terjadi di akhir zaman Mezosoikum /akhir Zaman Hidup Menengah sekitar 75.000 tahun lalu.Tertenggelamkan oleh tubrukan tiga lempeng benua (Amerika, Australia, Asia), dan terhanyutkan oleh dua lempeng samudra (Pasifik dan Hindia). Maka menjadi sangatmisteri dan selalu sangat-sangat rahasia mengenai kebenaran benua yang hilang itu. Indikasi garis Wallace-Weber mengenai fauna yang tidak bisa menyeberang dari pulau Lombok ke pulau Bali, atau antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Kalimantan, atau Palung Laut Banda yang sangat dalam. Begitupun palung daratan Pulau Timor yang menjadi tumpangan lempeng Benua Australia, menegaskan keberadaan listofer (daratan baru) benua yang hilang dan sekaligus menegaskan letak batas geografis benua itu.

Palung Pulau Timor yang menjadi tumpangan lempeng Benua Australia, memicu semangat almarhum Prof Johanes untuk memperjuangkan pembagian hasil zona (A, B, C) pertambangan minyak di celah Timor secara adil antara Indonesia dengan Australia tempo dulu. Tentu imaginasi kultural dapat memaklumi pembagian zona minyak Cela Timor yang tidak adil itu sebagai imbal jasa Indonesia terhadap lempeng Benua Australia. Jasa Benua Australia di era pemecahan massa benua tahap 3 (yang mengakhiri zaman Mezosoikum) dengan menyelamatkan India dan meminimalisir keterceraiberaian listofer wilayah Kepulauan Poros. Menyelamatkan India (mendorongnya bergerak naik ke atas menempel Asia), dan melindungi wilayah Poros (Kepulauan Nusa Tenggara-minus Pulau Bali, Kepulauan Maluku, Sulawesi) dengan melepaskan daratan Irian/Papua dalam posisinya kekinian untuk membuat wilayah listofer Kepulauan Poros lebih terlindung dari gerakan lempeng benua Amerika menabrak lempeng benua Atlantis di samudera Pasifik.

India dan Kepulauan wilayah Poros (Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi) sebagai listofer dari Benua yang hilang, bernasib masih lebih baikdari hantaman lempeng benua Amerika terhadap lempeng benua Atlantis. Dalam arti dataran baru itu tidak sampai tercecer berkeping-keping seperti nasib berbagai kepulauan di samudera Pasifik kekinian. Di situ terletak jasa lempeng benua Australia untuk menyelamatkan kehanyutan benua Atlantis dari terjangan lempeng benua Amerika, sehingga nasib India dan Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Sulawesi sebagai listofer (Daratan Baru) dari Benua Atlantis, tidak separah nasib ceceran Pulau-Pulau di samudera Pasifik.

Jasa lempeng benua Australia itu menjadi semakin berarti, apabila tercermati di akhir zaman Es (akhir zaman Neozikum) setelah banjir dasyat (Air Bah Nabi Nuh) pada 11.600 tahun lalu (versi Benua Atlantis yang Hilang dari filsuf Plato), menempatkan India sebagai pusat peradaban dunia (Replika Salib Atlantis) yang berakhir 5000 tahun lalu. Juga Bencana Banjir Nabi Nuh itu telah menutup daratan yang menyatukan Benua Australia dengan Pulau Irian, menutup daratan yang menyatukan Pulau Jawa Purba, sehingga terbentuk Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dengan berbagai Kepulauan Kecil disekitar dengan bagian Benua Asia Tenggara, sehingga semuanya dalam letak geografis seperti kekinian.

Pikiran Konklusif
Bencana dasyat yang mengakihiri zaman Mesosoikum (akhir zaman Hidup Menengah) sebagai pemecahan massa benua tahap ke 3 yang menenggelamkan Benua Atlantis 75000 tahun lalu dikenal juga dengan Kepunahan Massal 1, di dalam Kitab Kejadian terjelaskan sebagai Konflik Kain dan Abel. Kemudian muncul bencana dasyat berikut yang dikenal dengan banjir nabi Nuh dalam Kitab Suci, yang mengakhiri Zaman Neozoikum (akhir zaman Es atau akhir zaman Hidup Baru) 11.000 tahun lalu, dikenalsebagai Kepunahan Massal 2.

Setelah kepunahan massal 2, dalam sejarah peradaban menempatkan India sebagai pusat peradaban dunia (Replikanya Salib Atlantis) yang berakhir 5000 tahun lalu. Di saat akhir replika atlantis itu, peradaban dunia bergeser lagi ke Mesir (Dewa Ra, Matahari), ke Cina (Yin-Yan) dan Yunani ( Filsafat), yang berakhir 2000 tahun lalu. Kemudian 2000 tahun lalu itu peradaban Salib Kristus di Timur Tengah dan Eropa, menyusul 1500 tahun lalu peradaban Bulan-Bintang di Arab.

Semua peradaban itu berawal atau sumber asalnya dari Atlantis, benua yang terhanyutkan oleh lempeng benua Amerika, Australia, Asia. Peradaban Atlantis itu ditandaskan oleh filsuf Plato merupakan Peradaban Tinggi Masyarakat Sipil sebagai Ibu Kandung Peradaban Dunia. Dielaborasi oleh Arysio Santos sebagai Peradaban Salib Atlantis.

Dibuktikan lokasi dan wilayah peradaban/Atlantis yang hilang itu oleh Stephen Oppenheimer melalui antara lain pembuktian asal Gen Asli Manusia dan Awal Mula Penyebaran Manusia di Dunia http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/02/nusa-tenggara-maluku-dalam-penelusuran-penyebaran-awal-manusia-di-dunia/ danhttp://filsafat.kompasiana.com/2012/07/31/homo-floresiensis-penegasan-manusia-matahari-solor-purba-nusa-tenggara-timur-maluku-dengan-pembuktian-oppenheimer/, berikut sumber Asal Bahasa Austronesia sebagai sumber asli Bahasa Dunia di Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Malukuhttp://sosbud.kompasiana.com/2012/09/27/bahasa-austronesia-sumber-asli-bahasa-dunia-dan-awal-mula-penyebaran/.

Sedangkan Salib Atlantis sebagai Tata Peradaban Masyarakat di Daratan Baru (listofer) Benua yang Hilang, telah dikaji oleh F.A.E. van Wouden, mengelaborasinya sebagai Trinitas Kepemimpinan Purba dalam crossDualisme Kosmos/Vertikal dengan Dualisme Sosial/Horisontal melalui disertasinyadi Universitas Leiden-Negeri Belanda, “Sociale Structuurtypen in de Groote Oost “1935, di Indonesiakan “Klen, Mitos, dan Kekuasaan, Struktur Sosial IndonesiaBagian Timur”, 1985 http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/26/peradaban-lewotanah-lamaholot-dalam-trinitas-kepemimpinan-purba-indonesia-timur-dan-atlantis-yang-hilang/.

Salib Atlantis dengan penyebutan Lewo Tanah sampai sekarang diterapkan oleh masyarakat Kepulauan Solor (Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Lembata) dengan Daratan Timur Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur sebagai simbol Kepulauan Solor (Matahari) Purba yang mencakup Kepulauan di wilayah/Dataran Poroshttp://filsafat.kompasiana.com/2012/08/01/lewotanah-surga-positivisme-surga-empirisme-bangsa-lamaholot-simbol-kepulauan-matahari-purba-nusa-tenggara-maluku/ seperti dalam kajian F.A.E. Van Wouden.

AWAL MULA (awal mula penciptaan), PERADABAN, masih natural-alamiah=ALLAH. Di era dominasi Peradaban ini dikenal dengan ATLANTIS LEMURIA . Jadi peradaban yang mendominasi di era Atlantis Lemuria, berakhir sekitar 80 ribu-70 ribu tahun lalu , sebagai akhir dari zaman Mezosoikum (akhir Siklus Peradaban 1). Substansi ini yang menjadi kecondongan kajian dalam buku TAMAN EDEN DI TIMUR, karya Oppenheimer. Kemudian berkembang kearah ATLANTIS SANG PUTRA, sebagai era KEBUDAYAAN yang mencondongkan karya berbagai manusia Atlantis dan kehancuran-nya di 11.000 tahun lalu dalam peristiwa banjir Nabi NUH, diketahui sebagai akhir zaman Es/Pleistosen, akhir zaman Neozoikum (akhir Siklus Peradaban 2). Kemudian berkembang REPLIKA ATLANTIS yang menempatkan India sebagai pusat perkembangan peradaban yang berakhir 5000 tahun lalu (akhir Siklus Peradaban 3).

Sejak 5000 tahun lalu Peradaban dunia bergeser ke Mesir (Dewa Ra/Piramida), Cina (Yin-Yan), Yunani (Filsafat Logika,Etika,Estetika) yang berakhir 2000 tahun lalu (akhir siklus Peradaban 4). Sejak 2000 tahun lalu berkembang Salib Atlantis dalam REPLIKA SALIB KRISTUS di Israel dan Roma,1500 tahun lalu dalam KOSMOGRAM ATLANTIS (Bulan Bintang) di Arab sebagaiSiklus Peradaban 5. Semua itu menjadi kecondongan pembuktian pembahasan Arysio Santos dalam bukunya INDONESIA PUSAT PERADABAN DUNIA. Replika-replika Atlantis itu secara sporadis berkembang di seluruh belahan dunia sampai kekinian dan akan datang!!!

Benar, penegasan Arysio Santos bahwa berbagai sosok hebat yang dipuja dan dikenal sampai kekinian, merupakan putra-putri Atlantis keturunan dewa yang kemudian menyinari seluruh dunia dengan Cahaya Ibu Agung Perawan. Para pahhlawan atau malaikat, dewa-dewi yang berperanan dalam semua perkembangan peradaban , aslinya berasal dari sebuah daratan yang tenggelam dan menghilang di bawah air, persis seperti Atlantis. Kebetulan wilayah delta sungai Gangga disebutBengal (atau Bengala), sebuah nama yang diturunkan dari bahasa Dravida (beng-ala) dan berarti ”tanah rawa yang tenggelam”. Nama ini sinonim dengan sebutan Atlantisitu sendiri dari bahasa Sansekerta, dari kata a-tala (dataran yang tenggelam) dan karenanya tak ada celah untuk meragukan hubungannya dengan Benua yang Hilang atau Surga yang hilang itu sendiri, yakni berlokasi di Indonesia. (Arysio Santos, hal 156).***
Dataran Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor, 30 Januari 2013

--------------
4,5 MILLIAR THN BUMI TELAH MENGALAMI 5 KALI PEMUSNAHAN YANG DAHSYAT
Artikel terkait untuk bagian ini adalah :
Penemuan-penemuan Penting dan Artefak Peradaban Manusia Jutaan Tahun Lalu



( kepunahan dahsyat yang terakhir terjadi 65 juta tahun lalu )
Dalam Atanatiya Paritta di ceritakan akan ada 5 Buddha yang terlahir di planet Bumi era sekarang ( alpa Bhadra ) yaitu :
1. Buddha Kakusandha
Dilahirkan di Taman Khema, mencapai pencerahan di bawah pohon Sirisa pada umur 4.000 thn, meninggal pada umur 40.000 tahun

2. Buddha Konagamana
Lahir di Taman Subhagavati, mencapai pencerahan di bawah pohon Udumbara pada umur 3.000 thn, Beliau meninggal di Pabbatarama pada umur 30.000 tahun

3. Buddha Kassapa
dilahirkan di Taman Rusa di Isipatana, mencapai pencerahan di bawah pohon Yana pada umur 2.000 thn, Beliau meninggal di Taman Setavya di Kashi pada umur 20.000 tahun

4. Buddha Gotama ( Buddha saat ini )
dilahirkan di Taman Lumbini (sekarang Rumminde di Pejwar, Nepal), mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi ( bahasa Latin : Ficus Religiosa) pada umur 35 thn, Beliau meninggal di kusinara pada umur 80 tahun

5. Buddha Metteya / Buddha Maitreya ( Buddha yang akan datang )
dilahirkan saat kehidupan manusia diperpanjang sampai 84.000 tahun. Tempat kelahiranNya adalah Ketumati di masa pemerintahan Chakkavatti. Beliau meninggal pada usia 80.000 tahun.

Menurut Cakkavatti Sihanada Sutta, sebelum kemunculan Buddha Metteya, akan ada suatu kejadian yang mendahuluinya, yaitu kemerosotan moral manusia yang menyebabkan penurunan usia rata-rata kehidupan manusia. Cakkavatti Sihanada Sutta (Kotbah Auman Singa Raja Dunia) dikotbahkan oleh Buddha Gotama ketika Beliau berdiam di Matula dalam kerajaan Magadha kepada sekelompok bhikkhu. Sang Buddha pertama-tama menggambarkan kondisi ideal yang pernah muncul di dunia pada zaman dahulu ketika tujuh orang raja dunia memerintah.

Mereka menjalankan pemerintahan sesuai dengan Dhamma. Akhirnya, ada seorang raja (raja kedelapan) yang melalaikan kewajiban untuk berdana kepada orang miskin. Akibatnya, pencurian muncul di dunia. Perlahan-lahan orang mulai semakin jahat dan mengenal pembunuhan. Karena pencurian dan pembunuhan ini, usia rata-rata manusia berkurang dari 80.000 thn menjadi 40.000 thn.

Lalu orang mulai berkata bohong sehingga usia manusia berkurang menjadi 20.000 thn. Selanjutnya, perkataan jahat menjadi biasa dan usia manusia berkurang menjadi 10.000 thn. Dengan terbiasanya manusia melakukan hubungan seksual yang salah, umur manusia berkurang menjadi 5.000 thn . Ketika perkataan kasar dan omong kosong menjadi hal yang biasa, umur manusia tinggal 2.500 thn dan 2.000 thn saja.

Munculnya iri hati dan dendam menyebabkan umur manusia berkurang hingga 1000 thn. Ketika manusia mulai berpandangan salah, usianya menjadi 500 thn. Kemudian hubungan seksual dengan orang yang sedarah, keserakahan, dan hubungan seksual sesama jenis merajalela sehingga usia manusia tinggal 250 thn. Ketika manusia melalaikan kewajiban terhadap orang tua, pemuka agama, dan pemimpin masyarakat, umur manusia tinggallah 100 thn. Ini merupakan usia rata-rata kehidupan manusia pada zaman Buddha Gotama. Ketika usia manusia lebih pendek dari 100 thn, tidak akan ada Buddha muncul di dunia.

Sang Buddha menjelaskan bahwa kejahatan manusia akan terus berlanjut dan usia manusia akan terus berkurang hingga hanya tinggal 10 thn saja. Saat itu wanita akan menikah pada usia 5 thn. Sepuluh perbuatan baik akan hilang dan sepuluh perbuatan jahat akan berkembang dengan cepat. Pada saat itu orang yang tidak menghormati orang tua, pemuka agama, dan pemimpin masyarakat akan dihargai dan dihormati. Hubungan seksual dengan siapa saja tanpa memandang pertalian darah dan hubungan seksual dengan binatang akan menjadi hal yang biasa. Manusia tak ada bedanya dengan binatang. Orang akan membunuh anggota keluarga sendiri.

Kemudian, akan terjadi tujuh hari pembantaian besar-besaran sesama manusia. Namun sebagian orang akan bersembunyi selama tujuh hari dan setelah itu mereka akan berusaha untuk berhenti membunuh. Akibatnya, usia kehidupan manusia meningkat menjadi 20 thn. Melihat hal ini, manusia akan mulai menjaga perilakunya sehingga perlahan-lahan umur manusia akan bertambah lagi.

Umur ajaran Buddha Gotama akan bertahan selama 5.000 thn ( sekarang telah ber umur 2554 thn ) dan ajaran Dhamma akan lenyap dari dunia pada saat manusia berumur di bawah 10 thn sekitar tahun 4.456. kemudian akan terjadi zaman kekosongan Dhamma. Setelah manusia mencapai peningkatan umur sampai 80.000 thn maka Buddha Maitreya akan lahir di Dunia untuk kembali membabarkan Dhamma. Setelah Buddha Maitreya lahir manusia akan banyak mencapai kesucian dan kemudian kembali mengalami kemerosotan moral, setlah itu bumi akan kiamat dan hancur lebur dengan munculnya 7 matahari ( karena bumi bersilangan dengan orbit bintang lain )

Artikel dibawah menceritakan tentang penemuan peradaban modern di zaman prasejarah, ini adalah salah satu bukti tentang keberadaan manusia dizaman tersebut sebelum zaman Dinosaurus 65 juta thn lalu. Ini sejalan dengan Ajaran Buddha Gotama yang pernah menceritakan keberadaan manusia serta para Buddha yg pernah di lahirkan di dunia dengan umur yang panjang.


PERADABAN MANUSIA BARU BERKEMBANG SEJAK SEKITAR 10.000 TAHUN LALU?

Banyak yang meyakini atau menelan saja dogma ilmu pengetahuan bahwa peradaban dunia sekarang adalah peradaban manusia satu-satunya yang baru berkembang sejak sekitar 10.000 tahun lalu. Sebelum itu diyakini masih zaman primitif , manusia hidup di alam dan gua-gua sebagai para pemburu dan peramu (“hunterers and gatherers”).

Atas keyakinan inilah seorang arkeolog senior ketika diwawancara METRO TV bersikukuh bahwa “impossible” ada produk peradaban tinggi di dunia yang usianya lebih tua dari Piramid Giza (~5000 tahun lalu) dan Budaya Mesopotamia (6000 tahun lalu) apalagi di Indonesia, dan berseloroh bahwa kalaupun ada maka yang buat harus mahluk UFO. Anehnya, sejalan dengan dogma ini dunia ilmiah mengakui bahwa tidak bisa memahami fenomena budaya hebat kuno seperti Piramid Giza dan “punden berundak” Machu Pichu.

Sampai sekarang belum ada penjelasan tuntas dari dunia ilmiah mainstream tentang bagaimana membuat piramid dan buat apa? Dengan enteng dunia hanya menyebutkan peninggalan-peninggalan kuno tersebut sebagai ‘keajaiban dunia’ (sebuah ungkapan implisit bahwa pengetahuan sejarah sekarang tidak bisa menjelaskannya). Akhirnya, pembuatan piramid oleh kalangan tertentu sering dikaitkan dengan keberadaan UFO, sedangkan para ilmuwan spanyol yang dulu meneliti Machu Pichu akhirnya frustasi dan menyimpulkan bahwa bangunan itu dibuat dengan bantuan setan.

Kebingungan dunia ilmiah tentang sejarah peradaban manusia bertambah ketika dalam dua tahun terakhir ini di Gobekli Tepe, wilayah Turki ditemukan situs bangunan dari lempeng batu granit berukir dibawah sebuah bukit yang hebat dan besar berumur 11.600 tahun lalu ( http://www.gobeklitepe.info/ ) yang kondisinya dalam keadaan sudah ditimbun dengan sengaja oleh manusia pada sekitar 9000 tahun lalu. Namun para arkeolog yang tidak mau melawan dogma masih saja bilang walaupun gagap bahwa yang membuat monumen hebat dan menimbunnya itu adalah para “hunters and gatherers”. Untuk apa monumen Gobekli Tepe dibuat, itupun tidak diketahui pasti, namun seperti jawaban klise umumnya dikatakan adalah untuk tempat pemujaan. Umur Situs Gunung Padang dari lapisan tertuanya kelihatannya se-zaman dengan Gobekli Tepe ini. Hasil carbon dating dari tanah timbunan setebal 7 meteran di atas Situs Gunung Padang juga mengindikasikan umur sekitar 9000-an tahun lalu. Satu kesesuaian kronologi yang yang sangat menarik.

Yang kelihatannya jarang disimak atau difikirkan serius adalah fakta ilmiah bahwa spesies manusia modern (yang fisiknya persis seperti kita) sudah ada sejak sekitar 200.000 tahun lalu (fakta fossil), atau paling tidak sejak 140.000 tahun lalu (fakta analisa genetika-DNA). Artinya, apabila benar peradaban baru berkembang sejak 10.000 tahun lalu maka pertanyaan ilmiahnya: kenapa selama 130-190.000 tahun sebelumnya tidak berkembang? Mustahil orang hanya leha-leha saja di gua-gua, puas dengan main-main batu. Untuk yang senang dunia religi bisa juga direnungkan: “Benarkah Sang Khalik membiarkan mahluk paling sempurnanya untuk hidup sia-sia sekian lamanya”?

Lebih konyol lagi dibanyak buku-buku literatur diajarkan bahwa Nabi Adam itu baru ada di Bumi setelah 10.000 tahun lalu, entah apa dasarnya. Kalau hal itu benar maka manusia sebelum Adam itu apa? Atau umat siapa? Apabila ada yang berargumen bahwa sebelum 10.000 tahun itu belum menjadi ‘manusia sempurna’ atau mahluk pra-manusia maka itu jelas mengada-ada karena kontradiktif dengan pengetahuan mainstream saat ini yang meyakini bahwa mahluk pra-manusia itu sudah punah sebelum 200.000 tahun lalu bukan sebelum 10.000 tahun lalu.

Agama sebaliknya malah mengajarkan bahwa peradaban manusia sudah maju sejak dahulu kala tapi berkali-kali hancur oleh bencana katastrofi dahsyat seperti seperti dilustrasikan dalam kisah Nabi Nuh, Kaum Tsamud (Nabi Shaleh), Kaum Aad (Nabi Hud) dll. Sejarah geologi tentang letusan Toba sekitar 70.000 tahun mengajar kita bahwa populasi dunia hancur total mendekati punah lalu. Kisah Nabi Nuh juga mengatakan hal yang sama karena bencana banjir besar. Sayangnya dalam kitab suci memang tidak dikatakan waktu dan tempat kejadiannya, namun kalau saya disuruh untuk meletakkan kapan terjadinya banjir besar Nabi Nuh maka kemungkinan besar kejadiannya sebelum 8000 tahun lalu, karena setelah itu dalam sejarah geologi tidak ada lagi banjir besar yang melanda dunia.

Jadi, anti-thesis dari thesis bahwa perkembangan peradaban manusia itu baru sejak 10.000 tahun lalu adalah bahwa: “peradaban manusia itu sudah berkali-kali maju tapi berkali-kali pula hancur karena bencana besar sehingga umat setelahnya kembali membangun peradaban dari awal ”. Hal yang sama dikatakan dalam Naskah Critias-nya Plato. Tidak akan ada loncatan dalam perkembangan Ilmu pengetahuan apabila tidak ada temuan baru yang belum ada.

Setiap temuan baru yang kontradiktif dengan pengetahuan yang ada akan selalu menuai kontroversi. Namun alangkah baiknya apabila kontroversi itu disampaikan ke masyarakat dengan benar, sehingga berguna dalam rangka memasyarakatkan budaya riset dan mencerdaskan bangsa. Data bawah permukaan dan analisa riset yang mengindikasikan adanya bangunan di bawah permukaan tidak sepantasnya di sejajarkan hanya dengan opini dan imajinasi ahli tanpa didukung data. Dengan kata lain, pihak yang berkeyakinan bahwa di bawah permukaan situs tidak ada lapisan peradaban harus juga didukung oleh data tidak dinyatakan “out of the blue” atau bahkan malah dengan arogan menuduh pihak lain tidak melakukan riset dengan benar. Isyu ‘kontroversi semu’ tidak membantu riset menjadi lebih seru, tajam dan komprehensif sebaliknya malah menjadi kontra-produktif. Kecuali kalau memang demikian tujuannya. Wallahualam.


Peradaban Manusia sekarang Masuk sikus ke -5
http://mitra-sbm.blogspot.com/2012/09/peradaban-manusia-sekarang-masuk-sikus.html



Menurut penuturan dari Mister Li Hongzi (pendiri Fulun Gong/Fulun Dafa) dalam ceramah Alam Semesta-nya,Beliau menuturkan bahwa peradaban dimuka bumi ini setidaknya telah dihancurkan kurang lebih sebanyak empat kali oleh Sang Pencipta. Dan, pada saat era dimana kita hidup sekarang ini, merupakan masa kehidupan peradaban umat manusia ke-5 dibumi.

Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu Sang Penguasa Alam Semesta memutuskan untuk menghukum manusia.

Mengenai penggambaran atas peristiwa dimusnahkannya beberapa peradaban-peradaban manusia masa silam, sebenarnya bisa kita peroleh penjelasannya dari beberapa Hadist. disitu dikisahkan pada zaman nabi-nabi terdahulu, ada yang disebut sebagai zaman edan dan dihancurkan oleh Tuhan dengan sebuah bencana, sehabis zaman edan akan kembali lagi ke zaman fitrah sampai saatnya tiba alam semesta ini benar-benar akan dihancurkan secara keseluruhan.

Penjelasan Malaikat mengenai Mahluk Siklus ke-5
Siapa Mahluk siklus ke-5 yang Dimaksud Oleh Malaikat 

Dalam satu kajian penulis pernah mengajukan pertanyaan tentang siapa yang di maksud oleh malaikat dalam Surat Al Baqarah ayat 30 :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ (٣٠)

“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Rabb-mu berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Pada waktu itu penulis belum mendapatkan jawaban yang diharapkan, namun sekarang memahami kenapa bisa seperti itu? Sedikitnya pengetahuan mengenai masalah ini membuat penulis menyadari akan adanya keterbatasan ilmu manusia. Dari berbagai literature yang coba digali memang tidak banyak yang mendukung secara jelas apa yang dimaksud oleh malaikat tersebut.

Ada beberapa yang mencoba menafsirkan sejenis mahluk yang dimaskud oleh malikat tersebut adalah sejenis Jin seperti yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas (ra) mengatakan:

“Allah menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah golongan Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini layaknya seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis yang dikutuk oleh Allah.

Diriwayatkan bahwa Allah SWT menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan menjadikan Jansebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung mengadukan perbuatan Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah diceritakan. Setelah Allah menciptakan Jan,maka Dia menempatkan mereka di bumi. Setelah tinggal di bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi Bin hingga mereka mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Tinggallah Jan di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan keturunan sampai bumi ini penuh.

Manusia tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi. Sebagai pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk pertama di bumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan,mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.
Sedangkan dari sudut pandang kajian Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
-------------
Untuk lebih jelasnya silahkan baca artikelnya dalam ---Antara Adam dan Manusia Purba – Sebuah Dilema Pengetahuan?
(http://waones-sbm.blogspot.com/2013/08/polemik-keberadaan-adam-dan-manusia.html)

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak diatas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20,000 tahun yang lalu, telah ada susuk makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berfikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Adapun kajian dari tanah Persia beberapa golongan kaum Shufi dan kaum Syi’ah Imamiyah berpendapat :

Al-Alusi, pengarang tafsir Ruhul Ma’ani mengatakan bahwa di dalam kitab Tami’ul Akbar dari orang Syi’ah Imamiyah, pasal 15, ada tersebut bahwa sebelum Allah menjadikan Adam nenek kita, telah ada 30 Adam.

Jarak di antara satu Adam dengan Adam yang lain 1.000 tahun, setelah Adam yang 30 itu, 50.000 tahun lamanya dunia rusak binasa, kemudian ramai lagi 50.000 tahun barulah dijadikan Allah nenek kita Adam.

Ibnu Buwaihi meriwayatkan di dalam Kitab at Tauhid, riwayat dari Imam Ja’far as-Shadiq dalam satu hadits yang panjang, dia berkata : “Barangkali kamu sangka bahwa Allah tidak menjadikan manusia (basyar) selain kamu. Bahkan, demi Allah! Dia telah menjadikan 1.000 Adam (Alfu Alfi Adama), dan kamulah yang terakhir dari Adam-adam itu !”
Berkata al-Haitsam pada syarahnya yang besar atas Kitab Nahjul Balaghah: “Dan dinukilkan dari Muhammad al-Baqir bahwa dia berkata : Telah habis sebelum Adam yang Bapak kita 1.000 Adam atau lebih. “Ini semua adalah pendapat dari kalangan Imam- imam Syiah sendiri : Ja’far as-Shadiq dan Muhammad al-Baqir, dua di antara 12 imam Syi’ah Imamiyah.

Kalangan kaum Shufi pun mempunyai pendapat demikian as¬ Syaikh al-Akbar Tbnu Arabi berkata dalam kitabnya yang terkenal al¬Futuhat al-Makkiyah, bahwa 40.000 tahun sebelum Adam sudah ada Adam yang lain.

Malahan untuk menjadi catatan, Imam Ja’far as-Shadiq menyatakan bahwa di samping alam kita ini, Tuhan Allah telah menjadikan pula 12.000 alam, dan tiap-tiap alam itu lebih besar daripada tujuh langit dan tujuh bumi kita ini.

Hal lkhwal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan itu adalah universal sifatnya. Yaitu menjadi kepunyaan manusia bersama. Apa lagi sampai kepada saat sekarang ini dan seterusnya, penyelidikan ilmiah tentang alam, tentang hidupnya manusia di dunia ini tidaklah akan berhenti.
Semoga tulisan ini tidak menjadikan pertentangan, tulisan ini hanya sebagai wacana saja sebagai bahan renungan.
Dan kita patut menghargai berbagai usaha yang telah dilakukan oleh mereka juga yang mencoba mendalami masalah ini.

Menurut penuturan dari Mister Li Hongzi (pendiri Fulun Gong/Fulun Dafa) dalam ceramah Alam Semesta-nya,Beliau menuturkan bahwa peradaban dimuka bumi ini setidaknya telah dihancurkan kurang lebih sebanyak empat kali oleh Sang Pencipta. Dan, pada saat era dimana kita hidup sekarang ini, merupakan masa kehidupan peradaban umat manusia ke-5 dibumi.


Mayan Kalender
Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu Sang Penguasa Alam Semesta memutuskan untuk menghukum manusia.

Mengenai penggambaran atas peristiwa dimusnahkannya beberapa peradaban-peradaban manusia masa silam, sebenarnya bisa kita peroleh penjelasannya dari beberapa Hadist. disitu dikisahkan pada zaman nabi-nabi terdahulu, ada yang disebut sebagai zaman edan dan dihancurkan oleh Tuhan dengan sebuah bencana, sehabis zaman edan akan kembali lagi ke zaman fitrah sampai saatnya tiba alam semesta ini benar-benar akan dihancurkan secara keseluruhan.



4 Jaman / siklus sebelumnya dihancurkan Tuhan dengan bencana?



Dikisahkan didalam beberapa mitologi-mitologi bahwa bumi ini pernah dilanda banjir dahsyat yang mengerikan, hampir semua peradaban-peradaban zaman dulu ada cerita tentang bencana yang satu ini,misalnya diantara lebih dari 130 suku Indian di Benua Amerika hampir tidak ada suku yang tidak memitoskan banjir dasyat sebagai topik.

Kalau mau lebih mudahnya, coba ingat-ingat Kisah Nabi Nuh (Noah).Dikisahkan didalam Al-Qur’an maupun Bible, bahwa seluruh peradaban manusia pada saat itu musnah, terkecuali bagi orang-orang yang percaya pada ajaran Alllah yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang selamat dari bencana air bah yang maha dasyat itu.
Di sekitar pedalaman kaki Gunung Himalaya, Tibet misalnya, orang-orang menjumpai sebuah suku, keturunan dan rupa mereka hampir mirip dengan orang Yunani. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung masih hidup atas peristiwa banjir yang dahsyat itu.

bukit  tempat terdampar perahu Nabi Nuh As
Pada tahun 1986, kantor berita pemerintah Turki menyatakan bahwa 5.200 meter di atas permukaan laut puncak gunung (Ararat), telah ditemukan sebuah benda yang mirip dengan perahu Nabi Nuh yang berbentuk persegi empat, lalu mengambil gambarnya dari angkasa, dan panjang perahunya sesuai dengan yang dicatat dalam kitab suci.

Nah, dari isi hadist tsb dapat kita peroleh penjelasan,bahwa ketika suatu zaman dimana manusia telah menunjukkan kemerosotan moral yang luar biasa (zaman edan), Sang Penicipta memutuskan untuk mengahiri peradaban tersebut dengan mengirimkan beberapa bencana besar yang ahirnya mengakhiri kehidupan dimuka bumi pada saat itu.

Hanya beberapa oranglah yang disisakan untuk memulai peradaban baru selanjutnya.Pada waktu peradaban baru ini lahir,hati orang-orang yang berhasil terselamatkan tersebut kembali dalam keadaan bersih/fitrah (setelah bertobat) karena telah disadarkan oleh rentetan bencana mengerikan yang menimpanya dimasa silam.(mohon dikoreksi lagi yah hadistnya) Siklus seperti itu terus menurus berlangsung sampai pada masa peradaban kita saat ini (masa peradaban umat manusia ke-5/matahari ke-5).

Pada saat ini,dimana tanda-tanda zaman edan telah dapat terlihat dengan begitu jelas,mungkin kembali saatnya peradaban pada saat ini harus kembali diakhiri,dan akan digantikan dengan sebuah peradaban baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sebelumnya.(mungkin manusia-manusia yang akan datang akan mengenal sisa-sisa peradaban kita sebagai sebuah peradaban maju yang hilang ditelan masa,seperti halnya kisah mengenai peradaban Atlantis dan Lemuria yang tenggelam dimasa silam.

Kini muncul pertanyaan, adakah hubungannya peradaban ke-5 dimuka bumi ini dengan Ramalan Nostradamus?


Dalam Waktu Dekat Kutub Bumi Bertukar Posisi Lagi



Dalam perjalanan sejarah, kerajaan demi kerajaan silih berganti, kejadian apa saja yang telah terjadi? Seiring dengan pemahaman kita terhadap dunia ini, banyak hal yang kemudian semakin jelas.

Arah Perputaran Aliran Sungai Amazon
Orang – orang mengatakan : Aliran suatu sungai selalu mengarah ke timur. Sebenarnya sejumlah sungai besar di dunia, pada kenyataannya memang mengalir ke arah timur. Termasuk sungai terbesar di dunia, Sungai Amazon, di Amerika Selatan. Berdasarkan laporan BBC pada tanggal 24 Oktober 2006, dulunya aliran sungai Amazon ini pernah mengarah kearah barat, bukannya mengarah ke timur seperti sekarang ini.
Para peneliti dari University of North Carolina (UNC) berhasil menyimpulkan suatu temuan dari hasil penelitian terhadap lapisan batu di Sungai Amazon. Mereka masih belum dapat memastikan waktu yang tepat kapan berubahnya arah aliran sungai ini, perkiraan mereka adalah sekitar 65 juta tahun silam, atau mungkin juga lebih lama lagi. Sebelum itu, arah aliran Sungai Amazon mengarah ke barat.

Perubahan Kutub Bumi
Tidak hanya aliran sungai dapat berubah arah, bahkan kedua kutub bumi kita ini pun telah mengalami perubahan.
Dalam majalah Science edisi 8 September 2006, diberitakan bahwa ilmuwan dari Australia, Tiongkok, dan Norwegia dalam riset bersama terhadap lapisan batuan berhasil menemukan, bahwa telah terjadi perubahan kutub bumi. Jika dijabarkan secara nyata, selama 20 juta tahun ini, arah kutub utara telah menyimpang sebesar 50 derajat. Perubahan ini setara dengan jarak antara Alaska (atau Siberia) hingga ke garis khatulistiwa.

Sementara India Daily dalam beri-tanya pada tanggal 1 Maret 2005 melaporkan, bahwa ada sejumlah ilmuwan geofisika dan astronomi dari perusahaan Hyderabad telah meramalkan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi perputaran terbalik pada kutub bumi maupun kutub matahari. Perputaran terbalik kutub bumi artinya kutub utara dan kutub selatan akan bertukar posisi. Selama dalam proses ini di bumi akan terjadi suatu fenomena dimana dalam kurun waktu tersebut akan sama sekali tidak ada daya tarik menarik medan magnet.

Cakrawala Yang Teramat Luas, Musim Demi Musim Silih Berganti
Dalam perjalanan sejarah yang sedemikian panjang, jika seandainya kutub bumi dapat saling bertukar posisi, aliran Sungai Amazon akan berbalik arah, maka kehancuran makhluk bumi dan kemunculan spesies baru, tidak akan perlu dipertanyakan lagi.

Berdasarkan hasil penelitian, para ilmuwan telah menemukan bahwa di bawah lapisan es dan salju ada sejumlah makhluk hidup yang pernah hidup. Shen Gua dari Dinasti Song dalam karyanya Catatan Meng Ximenuliskan bahwa : Di antara kedua tebing sebelah utara gunungTaixing, terlihat adanya lapisan kulit – kulit kerang dan butir-an – butiran seperti telur burung, melintang di sepanjang tebing membujur seperti untaian pita. Ini adalah tanda bekas lautan di masa lampau, sekarang sebelah timur hanya berjarak beberapa ratus kilometer saja dengan laut.

Ge Hong dari Dinasti Jin dalam karyanya Legenda Dewata memuat catatan yang lebih luas dibanding de-ngan catatan Da Yu dalam Legenda Pengaturan Air-nya. Dalam catatan tersebut dikatakan bahwa setelah pu-luhan juta tahun maka daratan akan menjadi lautan luas, dan lautan luas setelah puluhan juta tahun akan menjadi daratan. Selang waktu bertemu Dewa Ma Gu dan Wang Fang Ping dengan pertemuan sebelumnya, telah melalui 3 kali pergantian laut menjadi daratan.

Beberapa ratus tahun belakangan ini, terutama puluhan tahun terakhir, di bawah pengaruh kegiatan manusia, perubahan iklim besar – besaran telah terlihat antara garis khatulistiwa hingga ke kedua kutub : suhu udara semakin meningkat, es dan salju meleleh, bah-kan beruang – beruang di Islandia pun tidak dapat tidur musim dingin lagi.
Jika terus seperti ini, maka kita sebagai umat manusia akan menghadapi masa depan yang suram.

Musnahnya Peradaban Tinggi Masa Lalu
Didalam buku catatan sejarah, kita akan dapat melihat kebangkitan dan keruntuhan suatu peradaban. Misalnya buku yang berjudul Menyibak Cadar Kebudayaan Pra Sejarah tercatat ba-nyak sekali penemuan – penemuan yang menyangkut hal ini.
Salah satunya penemuan peradaban Kreta (Crete) yang pernah berjaya lebih 3000 tahun silam di Laut Tengah, yang terkenal dengan arsitektur istananya yang sangat rumit namun mewah. Namun kebudayaan yang sedemikian agung itu justru ikut lenyap tanpa sebab musabab yang jelas. Menghilangnya kebudayaan bangsa ini secara misterius, telah menjadi salah satu teka teki yang telah sekian lama membayangi para ahli arkeolog dunia.

Harian Daily Earth pada tanggal 27 April 2006 melaporkan, ilmuwan Denmark telah menemukan serpihan kecil batang pohon zaitun di pulau Thera di Laut Aegean.
Serpihan batang pohon zaitun ini ada di pulau Thera di Laut Aegean --- yang terkubur di pulau Santorini pada saat terjadi letusan gunung berapi. Setelah diadakan penelitian pada ser-pihan ini, para ilmuwan percaya bahwa mereka dapat menghitung waktu persis matinya pohon zaitun tersebut. Temuan itu diumumkan di majalah Science edisi 28 April 2006.

Para peneliti dari Universitas Huss, Denmark, berdasarkan serpihan ini, telah berhasil menyimpulkan suatu teori yang sangat meyakinkan: kebudayaan Kreta (Crete) ini hancur akibat suatu bencana ledakan gunung api yang maha dasyat dan satu kali gelombang Tsunami hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pulau Crete hanya terpisah sejauh 60 mil dari pulau Thera, dan 3600 tahun lalu gunung berapi di pulau Thera mengalami letusan dasyat, debu dan asap yang disemburkan akibat ledakan tersebut diperkirakan sebanyak ribuan ton menyebar hingga ke pulau Greenland, Tiongkok dan Amerika Utara akibat diterbangkan angin. Dari pulau Greenland, Laut Hitam, dan Mesir, yang letaknya sangat jauh, para ilmuwan telah menemukan adanya contoh abu yang sama dengan di pulau Thera. Ilmuwan juga berhasil menggali fosil tanaman yang rusak akibat pembekuan di Irlandia dan California. Penelitian lebih lanjut telah membuktikan bahwa pohon zaitun ini mati antara tahun 1627 - 1600 S.M.


Pelajaran Dari Peradaban Kreta (Crete)

Sebelumnya, para ilmuwan berpendapat bahwa, kebudayaan Kreta (Crete, Kritti) sempat berjaya, hingga pada masa Raja Minos (periode Minoan),kejayaan bangsa ini mencapai puncak-nya. Pada waktu itu Raja Minos me-nguasai Laut Aegean, hingga Swedia, sehingga mampu menyatukan segenap dataran Eropa, Asia, dan Afrika.

Kerajaan Minos telah memanfaatkan letak geografisnya yang strategis, mengembangkan bidang pelayarannya dan memperkuat armada lautnya, armada ini merupakan angkatan laut yang pertama ada di dunia. Kehebatan armada maritim Minos telah berhasil membuat kerajaan ini membina hubungan dagang yang baik dengan Mesir, Syria, Babylon, Asia Kecil, dan lain – lain, bahkan menjadi negara yang menguasai lautan, berbagai kepulauan di Laut Aegean ramai – ramai membina hubungan de-ngan pertukaran duta negara, Swedia bahkan menyetor upeti pada Minos.
Namun apa daya, negara besar dengan angkatan bersenjata sekuat apa pun tidak berdaya di hadapan bencana alam.

Sebenarnya pada tahun 1967, arkeolog Amerika berhasil menggali sebuah kota perdagangan di bawah lapisan abu gunung berapi di pulau Santorini setebal 60 meter. Setelah diteliti, kota ini terkubur disana pada tahun 1500 SM oleh abu akibat ledakan gunung berapi. Mungkin letusan itu merupakan letusan gunung berapi paling dasyat sepanjang sejarah manusia, luas area yang ditutup oleh debu hasil letusan itu mencapai 62,5 km persegi, kota di atas pulau tersebut tertimbun hanya dalam sekejap mata oleh abu yang sedemikian tebal itu, sekaligus juga membawa pengaruh besar terhadap pesisir Laut Tengah dan kepulauan sekitarnya.

Berdasarkan catatan, Mesir pada waktu itu diselimuti oleh kegelap-an sepanjang hari selama 3 hari berturut – turut. Selain itu ledakan tersebut juga mengakibatkan terjadinya gelombang Tsunami, dengan ombak yang mencapai 50 meter tingginya, gelombang maha dasyat tersebut telah menenggelamkan seluruh kota dan desa di atas Pulau Crete, termasuk juga Kerajaan Minoan pun lenyap seketika.

Apa Penyebab Sesungguhnya Yang Telah Melenyapkan Kebudayaan Kreta ?
Pada tahun 1980, arkeolog Inggris berhasil menemukan sisa reruntuhan sebuah istana di Knossos, di pulau Crete. Luas arealnya sekitar 2 hektar, dengan ratusan bangunan rumah di dalamnya, yang dihubungkan dengan banyak jalan dan lorong, strukturnya sangat rumit dan belum pernah dijumpai sebelumnya. Di tengah terdapat sebuah lambang bergambar sepasang kapak, para peneliti sependapat bahwa ini merupakan Istana Kapak Ganda milik raja Minos (dalam cerita kuno Yunani pernah disinggung adanya lambang kapak ganda sebagai simbol dari istana yang terdapat di pulau Crete). Dinding – dinding di bagian dalam istana dipenuhi dengan lukisan yang indah dengan corak yang cerah, mencerminkan kemegahan kerajaan di masa tersebut dan kemakmuran kala itu. Banyak ditemukannya peralatan dari bahan logam dan keramik menandakan seni para penduduk Crete kala itu sangat maju.

Hal yang paling menarik perhatian dari penemuan tersebut adalah lem-pengan – lempengan terbuat dari tanah liat yang berukir abjad, salah satu di antaranya bertuliskan : “Swedia telah mempersembahkan 7 orang wanita, anak lelaki dan perempuan masing – masing satu orang.” Di luar dugaan, para arkeolog pun berhasil menemukan tumpukan tulang manusia yang jumlahnya mencapai 200 potong lebih, yang merupakan tulang tengkorak anak yang berusia antara 10 – 15 tahun, yang masih meninggalkan bekas dibunuh dengan benda tajam.

Setelah itu para arkeolog juga menemukan sebuah biara pemujaan. Dalam temuan itu terbukti bahwa penduduk Crete telah melakukan pemujaan dengan mengorbankan manusia hidup! Di dalam biara tersebut ditemukan berbagai jenis wadah dari bahan keramik yang digunakan untuk melakukan pemujaan, di atas meja pemujaan tergeletak seonggok tengkorak dari seorang remaja dengan tinggi badan sekitar 165 cm, di samping meja pemujaan tersebut juga ditemukan ada sebuah wadah tempat menampung darah dari sang korban, dan sebilah pisau dari tembaga yang digunakan untuk membunuh.

Sementara di dekat situ terdapat seonggok tumpukan tengkorak lain dengan posisi kepala menengadah ke atas, mengenakan cincin perak di salah satu jarinya, dan seonggok lagi tengkorak yang sedang menutupi wajah sang korban, mungkin adalah tulang tengkorak sang ketua upacara beserta asistennya. Tak jauh dari tempat itu ada sekumpulan tulang tengkorak yang serampangan, yang diduga merupakan para pejabat dan pembantu, yang tidak sempat lagi melarikan diri pada saat bencana terjadi dan mati di tempat itu.

Dilihat dari keadaan situs temuan tersebut, arkeolog menyimpulkan bahwa : Pada saat para penduduk Crete sedang melangsungkan upacara pengorbanan manusia hidup, yang bertujuan untuk memohon agar terhindar dari bencana, malah justru telah me-ngundang terjadinya gempa bumi dan bencana maha dasyat, yang telah merobohkan seketika atap tempat upacara berlangsung dan menimpa semua orang yang ada di dalamnya!

Bencana Alam Berasal dari Kezaliman Manusia
Jika demikian, lenyapnya kebudayaan Kreta kurang tepat jika dikatakan akibat bencana alam, lebih tepat jika dikatakan diakibatkan oleh kesa-lahan dari manusia sendiri.

Sebenarnya, bukan hanya Kreta saja. Dari sejarah Tiongkok mulai dari Raja Jie pada Dinasti Xia, dan Raja Zhou dari Dinasti Shang, hingga raja Romawi yang kejam, Nero, seberapa pun hebatnya kekuatan angkatan bersenjata yang dimilikinya, menganggap nyawa manusia ibarat rumput liar, bertindak sewenang – wenang, pada akhirnya menemui kemusnahan juga.

Dari sini juga dapat dilihat hubung-an antara manusia dan alam. Sungai Amazon sudah mengalir entah berapa lama, mungkin juga bumi telah menga-lami beberapa kali perubahan, matahari terbit dan terbenam, pasang dan surut, begitulah siklus ala mini, tidak lambat juga tidak cepat namun bergerak secara pasti. Jika alam dirusak mungkin akan dapat membawa suatu dampak sesaat, namun tidak akan abadi.

Hingga saat ini, bagi pihak yang telah menganiaya puluhan juta rakyatnya sendiri, bahkan juga secara paksa mengambil organ manusia secara hidup – hidup, bencana apa yang akan menanti mereka kelak?

-------------------
Sampai disini postingan tentang Peradaban Maju Pernah Hadir Dimuka Bumi tapi kemudian dihancurkan, Dan untuk selanjutnya mungkin anda tertarik untuk membaca tentang >>>
Menyingkap Tabir Tentang Teori Astronot Kuno dan Adanya Artefak Pesawat purba yang Canggih
Atau mungkin anda ingin mengetahui tentang Artefak Peninggalan Manusia jutaan tahun silam. silahkan baca pada judul >>>
Penemuan-penemuan Penting dan Artefak Peradaban Manusia Jutaan Tahun Lalu

Demikian semoga artikel atau tulisan diatas dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan anda, salam sukses selalu ...

kata mutiara hari ini
Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. - Sydney Harris


Sumber dan bahan tulisan;
wikipedia, nationalgeographic.com, dailymail.co.uk
(Zhou Zheng/The Epoch Times)
Album YASIRMASTER dan Artikel Harun Yahya
tulisan Chris Boro Tokan
Sumber gambar: 
(Dipfals-berbagai sumber)
• http://mitra-sbm.blogspot.com/2012/09/analisa-tentang-alien-dan-ufo.html
• http://mitra-sbm.blogspot.com/2012/09/teori-alien-adalah-dewa-masyarakat-purba.html
• http://mitra-sbm.blogspot.com/2012/09/benua-atlantis-selengkapnya.html
 http://waones-sbm.blogspot.com/2013/10/peradaban-manusia-berasal-dari-indonesia.html

Edit; wawansurya
Sumber ;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com
Terima kasih sudah Mau Berkunjung Keblog Ini .. bila ada yang tidak berkenan .... Comment aja ... yah!!!

merchant 
Search Engine

No comments:

Post a Comment