Troubleshooting Pada HARDDISK
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Harddisk, mungkin anda ingin mengetahui cara menambah HarDisk pada komputer tanpa melepas harddisk lama, baca artikel saya sebelumnya di;
Cara Mudah menambah hardisk baru ke PC, tanpa melepas hardisk asal (bawaan)
http://waones-sbm.blogspot.com/2012/12/cara-mudah-menambah-hardisk-baru-ke-pc.html
Ok, sekarang kita membahas tentang Troubleshooting Pada HARDDISK
Kasus 1 : Harddisk Failure
Setelah melakukan Power on Self Test, Bios melaporkan pesan kesalahan "Harddisk failure". setelah itu proses booting komputer berhenti dan gagal menghidupkan sistem.
Solusi :
Jangan panik ketika menjumpai pesan tersebut. Pesan itu dapat berarti bahwa harddisk anda rusak atau mungkin hanya koneksi kabel yang salah. Lakukan beberapa langkah berikut untuk mengatasinya :
1. Check pada setup BIOS apakah masih dapat mendeteksi harddisk pada beberapa matherboard, setup BIOS dapat di tampilkan dengan menekan tombol DEL pada saat booting. Setelah BIOS muncul, pilih opsi Auto Detect Disk Drive jika ada. jika tidak ada, check di konfigurasi utama. pasti ada prosedur untuk mengenali harddisk.
2. Tetapi jika ternyata harddisk tidak dikenali, check terlebih dahulu sambungan-sambungan kabel harddisk yang ada dalam casing. mungkin ada yang longgar atau tidak menancap dengan benar pada konektornya. jika sambungan sudah benar tetapi ternyata harddisk masih tidak terdeteksi, nampaknya anda harus segera berkonsultasi dengan teknisi yang ahli di bidang tersebut. ada kemungkinan harddisk anda memang rusak.
3. Jika harddisk masih terdeteksi, anda boleh sedikit bernafas lega karena berarti fisik harddisk anda masih dikenali komputer. bearti kemungkinan yang rusak adalah partisi atau format harddisk.
Kasus 2 : Harddisk macet saat loading windows
Pada saat loading windows, tiba-tiba muncul pesan sebagai berikut :
verifying dmi pool data.
selanjutnya booting gagal dan komputer langsung hang
tampilan di atas bisa di sebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
1. boot files corrupt atau ada yang terhapus.
2. settingan drive harddisk salah.
3. device boot tidak di set dengan benar.
4. settingan BIOS tidak normal.
5. koneksi dengan harddisk terputus atau hilang.
6. harddisk mengalami kerusakan atau hardware yang lain mengalami kerusakan.
Solusi :
berikut adalah beberapa solusi yang mungkin dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah :
1. Kemungkinan pertama adalah boot files corrupt atau ada yang terhapus. jika itu yang terjadi lakukan beberapa langkah sebagai berikut :
* lakukan booting dari floopy dan masukkan bootable disk. yakinkan bahwa disket tersebut dibuat dengan menggunakan versi sistem operasi yang sama dengan yang terpasang didalam komputer.
* setelah proses booting lewat disket berhasil, pada drive A:\> ketikan "sys c:" dan tekan enter. jika perintah dieksekusi dengan benar oleh sistem maka akan menampilkan pesan "File system transferred".
* Setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.
* jika dengan cata diatas tetap belum bisa booting, lakukan kembali boot dari floopy dan masukkan boot disk.
* pada prompt A:\> ketika "fdisk/mbr" dan tekan enter. perintah tersebut digunakan untuk mempartisi kembali master boot record harddisk. setelah itu pindahkan disket dan boot ulang.
sebagai catatan, perintah-perintah diatas hanya berlaku untuk penggunaan sistem operasi yang berbasis Microsoft windows.
2. Setting drive harddisk salah.
Computer berhenti pada saat proses load windows dan muncul pesan "verifying dmi pool data..." hal ini mungkin juga disebabkan oleh settingan harddisk dengan CMOS yang tidak tepat. cobalah untuk masuk di CMOS (BIOS) dan pastikan apakah harddisk sudah di set dengan benar. jika perlu lakukan kembali proses Auto Detect.
3. Device bot tidak di set dengan benar.
Pastikan cd atau disket tidak ada dalam cpu yang mungkin menyebabkan komputer anda booting dari cd atau disket. jika sudah tidak ada cd atau disket dalam cpu dan masih tetap hang kami menganjurkan mengeset floopy di boot first boot device, harddisk second boot device, cdroom third boot device.
4. settingan BIOS tidak normal.
Jika itu yang terjadi, cobalah untuk melakukan setting ulang BIOS sesuai default dari perusahaan.
5. koneksi dengan harddisk terputus atau hilang.
Jika ada hardware dari komputer anda yang dilepas atau baru dipasang terkadang hardware tersebut menjadi tidak terdeteksi. pastikan kabel dari dan ke cd rom atau harddisk terpasang dengan benar.
6. harddisk mengalami kerusakan atau hardware yang lain mengalami kerusakan.
Kasus 3 : Harddisk Bad sector
Bad sector merupakan kasus yang sering terjadi pada harddisk dan sering pula menjadi sesuatu hal yang menakutkan bagi pengguna komputer. karena jelas dengan harddisk yang memiliki bad pada sectornya, kinerja komputer secara umum akan menurun. dimulai dengan data yang rusak jika menempati bad sector tersebut, sampai pada komputer yang sering hang jika kebetulan bad sector berada diawal-awal track yang notabene tempat sistem operasi atau program penting lainnya berada.
Penyebab Bad Sector
Banyak hal yg menyebabkan terjadinya Bad sector. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dicatat tentang penyebab terjadinya bad sector tersebut. kondisi kerusakan oleh bad sector dapat dikelompokkan menjadi tiga kondisi sebagai berikut :
1. Kondisi platter masih bagus, hanya terdapat kerusakan magnetik (bukan kerusakan fisik) pada permukaan piringan harddisk. Dimitry Primochenko (2004), seorang ahli Rusia mengatakan bahwa 60% kerusakkan harddisk disebabkan karena kesalahan magnetik tersebut.
2. Kondisi platter belum aus tetapi terjadi kerusakan-kerusakan sector yang disebabkan karena hal-hal seperti :
* sering terjadi goncangan pada harddisk.
* sering terjadi kasus mati lampu sehingga komputer sering mati tidak melalui prosedur yang benar.
* harddisk dengan tingkat mobilitas tinggi (sering dilepas dan dipindah-pindah) tanpa memperhatikan perawatan semestinya.
3. Kondisi di mana Platter harddisk memang sudah aus. pada kondisi ini, harddisk memang sudah tidak dapat digunakan. semakin lama harddisk semakin rusak dan tidak berguna lagi untuk di pakai sebagai media storage.
Kondisi apakah harddisk memang sudah aus atau belum, sebenarnya dapat diketahui dari masa waktu harddisk tersebut digunakan. spesifikasi yang bisa dilihat untuk ini adalah MBTF yang dimiliki harddisk. MBTF adalah singkatan dari Main Time Between Value yang diartikan sebagai masa waktu harddisk beroperasi. nilai tersebut bisa dilihat pada spesifikasi harddisk yang biasanya berkisar antara 300.000 hingga 1000.000 jam lebih. jika kondisi platter aus tetapi belum mencapai kondisi kritis, kondisi tersebut dikatakan cukup stabil untuk harddisk. kemungkinan harddisk masih dapat diperbaiki karena platter masih mungkin low level.
Sekian ..
Semoga sharing yang saya buat ini bisa bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan kita semua.
merchant
No comments:
Post a Comment