Tahun Baru Masehi Menurut Pandangan Umum dan Sejarahnya
TAK terasa waktu terus berlalu dan kita sampai di penghujung tahun. Beberapa saat lagi tahun 2013 akan menjadi kenangan dan tahun 2014 akan menyambut kita semua. Malam pergantian tahun baru masehi sangat ditunggu-tunggu oleh semua kalangan. Tidak saja dibelahan bumi lain seperti di Eropa dan Amerika, masyarakat kita juga sibuk dan sangat menanti-nantikan malam pergantian tahun tersebut.
Berbeda halnya dengan pergantian tahun baru hijriah, banyak masyarakat yang tidak merayakannya, bahkan sekadar tahu saja mereka mungkin tidak. Memang perayaan tahun baru hijriah tidak dituntut untuk merayakannya dengan menyalakan kembang api, meniup terompet, ataupun kumpul di pusat kota dengan tujuan yang tidak jelas. Tetapi lebih kepada bagaimana memaknainya.
Kita lebih dituntut untuk merefleksikan apa yang telah kita lakukan pada tahun sebelumnya, dan diharapkan lebih baik pada tahun selanjutnya. Sungguh ironis, hal tersebut terjadi di bumi Aceh yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat lebih mengenal dan menantikan detik-detik pergantian tahun baru masehi.
Melihat fenomena tersebut, penulis merasa tergugah untuk sedikit mengupas sejarah dan pandangan Islam terhadap tahun baru masehi.
Awal disebut Masehi
Kata Masehi muncul menjadi pembatas antara Sebelum Masehi dan Masehi itu sendiri, menjadi kostruksi penanggalan baru mengakhiri tahun tahun sebelum Masehi, yang semula adalah sebelum masehi, bukan merupakan nama tahun, melainkan sekedar masa transisi menuju nama, tahun Masehi.
Masehi itu merupakan penggenapan agung dari misi Julius Caesar, dalam rangka penobatan tahun ketuhanan Yesus. Tepatnya 1 januari merupakan Hari suci Kristiani, yang terkandung di dalamnya visi dan misi dari bentuk “tuaian agung” yang menjadi standar pemikiran dari Julius Caesar yang di dukung oleh ahli almanac mesir Sosigenes. Penetapan Masehi sebagai babak baru penaggalan dunia, adalah perwujudan dari keberhasilan visi dan misi Julius Caesar. Merupakan titik awal perjalanan panjang yang akan ditempuh umat kristiani hingga akhir jaman.
Misi suci Caesar ini telah menjadi jembatan mas bagi misi tuhan, sebagaimana menjadi amanat agung, merupakan tuaian besar dunia dalam pembangunan peradaban rohani ketuhanan kristiani. Tahun baru Masehi diakui atau tidak telah menjadi standar dunia mengevaluasi kembali hasil hasil yang telah dicapai sebelumnya. Siapapun orangnya dan siapapun agamanya, maka Masehi mengalahkan segalanya, sekalipun ada bagian bagian dunia menggunakan almanac local, tetapi mereka harus mengakui “Masehi” sebagai tahun hitungan dan evaluasi buat umat manusia.
Tanpa disadari juga, manusia seluruh dunia harus mengakui “Masehi” sebagai favorit utama dalam mendandani dunia dengan kemajuan kemajuan sains dan tekhnologi oleh manusia manusi masehi. Sehingga tidak seorangpun yang terlepas dari harapan bagaimana bisa sukses dalam genggaman tahun Masehi, tanpa memahami makna apa itu masehi. Kelataan juga terjadi secara menyeluruh pada bangsa dunia, sehingga masehi lebih diagungkan ketimbang mengagungkan almanak lokal.
Seolah dunia adalah Masehi dan Masehi adalah dunia, sehingga kegiatan kegiatan manusia berjalan diatas ketentuan “masehi”. Hebat bukan kemampuan orang yang merancang “masehi”. Perlu diakui itu keberhasilan Julius Caesar mengenakan dunia dengan pakaian Masehi. Terbukti dunia membutuhkan hitungan tahun menurut Masehi, dan dunia tidak dapat menghindar dari kemauan masehi yang menghasilkan hitungan hari, bulan dan tahun berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam penanggalan masehi. Tak ada yang mampu menyadari, kalau penaggalan itu adalah bab dalam sejarah penobatan “tuhan”.Alexandre The Great
Sejarah tahun baru masehi
Sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.
Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli).
Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.
Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.
Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan konsul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.
Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar.
Pandangan Islam
Firman Allah SWT dalam surah al-Furqan ayat 72, yang artinya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”
Dalam ayat tersebut terdapat kata “al-Zur” (perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah). Menurut Ulama Tafsir, maksud al-Zur adalah perayaan-perayaan orang kafir (Ibn Kasir, 6/130). Jelas dari pada ayat ini Allah melarang kaum muslimin menghadiri perayaan kaum muyrikin.
Hadis Sahih al-Bukhari dan Muslim berikut ini, sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Sesungguhnya bagi setiap kaum (agama) ada perayaannya dan hari ini (Idul adha) adalah perayaan kita”. Oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan maksud hadis tersebut bahwa dilarang melahirkan rasa gembira pada perayaan kaum musyrikin dan meniru mereka (dalam perayaan). (Fathul Bari, 3/371).
Dalam adat masyarakat Aceh yang identik dengan nilai-nilai Islam, dulu hanya merayakan peringatan hari besar Islam saja seperti perayaan maulid dan tahun baru hijriah yang malamnya dihiasi dan dihidupkan dengan dalail khairat di balee dan meunasah.
Melihat sejarah, pandangan Islam serta adat Islami dalam masyarakat Aceh, tidak ada celah sedikit pun bagi umat Islam untuk ikut merayakan atau sekadar untuk mengucapkan “happy new years”. Pada kenyataannya, pada malam tahun baru dihiasi dengan berbagai hiburan yang menarik dan sayang untuk dilewatkan. Muda-mudi tumpah ruah di jalanan, berkumpul di pusat kota menunggu pukul 00.00, yang seolah-olah dalam pandangan sebagian orang “haram” untuk dilewatkan.
Sudah sepantasnya umat Islam menghidupkan kembali syiar-syiar Islam. Jika tidak tradisi Islam akan tergerus tanpa ada yang peduli. Toh, kita semua ini manusia yang harus taat dan menjunjung tinggi aturan Allah. Tidak ada alasan untuk menafikan syiar-syiar Islam. Pantaskah kita menenggelamkan syiar Islam dan menghidupkan syiar budaya Barat?
---------------
Sampai disini postingan tentang Tahun Baru Masehi Dalam Pandangan Umum dan Sejarahnya, dan mungkin anda ingin mengetahui tentang Perayaan HARI Besar Islam, silahkan anda baca pada halaman atau blog terkait lainnya dalam judul >>
Peringatan Hari-hari Besar Umat Islam se-Dunia
Demikian semoga artikel atau tulisan diatas dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan anda, salam sukses selalu ...
Sumber dan bahan tulisan;
wikipedia, dailymail.co.uk
Muftahuddin H. Lidan, Serambinews.
(Dipfals-berbagai sumber)
Edit; wawansurya
Sumber ;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com
merchant
No comments:
Post a Comment