Anda sudah lihat film ‘2012’ yang menceritakan tentang kehancuran bumi yang diprediksi akan terjadi pada 21-12-2012. Ini ada hubungannya dengan perhitungan suku Maya dengan Tiga kalender nya :Tzolkin, Haab, Long Count.
Baca tentang kalender Maya >> http://mitra-sbm.blogspot.com/2012/08/penjelasan-mengapa-kalender-suku-maya.html
Yang pada intinya menjelaskan tentang perhitungan jika kalender ini berakhir maka Bumi akan tersapu dan hancur.
Siapa yang tidak ngeri mendengar hari kiamat, dimana bumi bergoncang , gunung -gunung meletus, gempa dahsyat, banjir tsunami yang maha hebat. Semua tidak menghiraukan satu sama lain, yang ada hanyalah do’a .
Mari kita sedikit menelaah secara ilmiah akan terjadinya peristiwa itu, memang benar dan tidak dapat dipungkiri, hari kiamat hanya Allah SWT- Tuhan semesta alam yang mengetahui, tapi kita sebagai manusia makhluk yang diberi akal untuk berpikir, seyogyanya memikirkan kiamat ini.
Disini saya akan menceritakan penjelasan mengenai perkiraan beberapa faktor atau penyebab peristiwa kehancuran yang dialami Bumi saja. penjelasan ilmiah tentang penyebab kerusakan bahkan kemusnahan mahkluk dimuka bumi. Selain banjir, senjata nuklir, polusi lingkungan, memburuknya iklim, dan lain sebagainya, menurut laporan majalah Discovery, AS, para ilmuwan juga memperhitungkan puluhan jenis bencana alam atau ulah manusia yang bisa mengakibatkan manusia mendekati kepunahan.
Kerak Bumi Berubah Posisi
Tidak salah bila ada yang bilang tempat kita berpijak bumi kita tidak beda jauh dengan kulit apel. sedangkan dibawah kulit itu mengandung panas yang tak terkira.
Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement).
Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin dapat menggerakkan posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk tak berisi, setelah kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap posisinya.
Menurut hipotesa tersebut, kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di atas inti bumi yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini dengan bencana dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu tahun lampau. Mereka memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat ini, ternyata adalah daerah berjarak sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub Selatan.
Dan sebelum adanya peradaban manusia ini, minimal pada 6 ribu tahun silam, telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi menggerakkan posisi, hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke posisinya saat ini. Ini membuat daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara perlahan diselimuti dengan es dan salju.
Dan di saat bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara, sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi dingin “membeku”. Ini secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan tanah beku di utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang ditemukan serta sejumlah besar binatang yang tidak dapat hidup di daerah dingin, seperti misalnya badak, banteng, kuda, gezelle, srigala, machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan sebagainya, selain itu juga ada mayat manusia.
Dari sejumlah besar bangunan yang ditemukan di samudra, dengan fosil makhluk hidup samudra di atas daratan.
Semua ini cukup membuktikan “samudra berubah jadi sawah ladang, dan sawah ladang berubah jadi samudra (dunia mengalami perubahan besar)”, daratan tenggelam ke samudra, perubahan kerak bumi dasar laut yang naik menjadi daratan adalah fenomena yang sangat normal dalam aktivitas bumi.
Seperti misalnya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan, meski terletak di atas dataran tinggi, namun di kawasan sekeliling danau muncul jutaan fosil kulit kerang samudra, dan hingga sekarang masih terdapat makhluk samudra di danau tersebut, nelayan dapat menjala kuda laut, udang bercapit hijau dan kerang-kerangan.
Ini menunjukkan bahwa pada zaman dulu, dataran tinggi di sini mungkin masih berada di dasar laut, namun, karena perubahan kerak bumi, di desak hingga naik ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang lebih pada seratus juta tahun lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, adalah peradaban yang hilang tenggelam ke laut karena perubahan kerak bumi.
Jaman sekarang, setiap saat orang-orang menyebarkan informasi tentang kepunahan spesies, sehingga kita mulai menyadari bahwa ini bukan sebuah fenomena perputaran alam yang baik.
Mungkin Anda akan menganggap bahwa peringatan di atas hanya imajinasi sastrawan, namun di bawah pengamatan dan penyelidikan ilmuwan ditemukan bahwa dalam sejarah ratusan juta tahun, di atas bumi berkali-kali menyisakan bekas-bekas kehancuran.
Ledakan Sinar Gamma
Sinar Gamma adalah ledakan dengan kekuatan terdahsyat yang sudah diketahui di alam semesta saat ini, dan pengetahuan yang dipahami ilmuwan atas hal ini masih sangat terbatas.
Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst, GRB) yang berasal dari galaksi luar yang jauh, adalah energi yang dilepaskan kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat kuat dan tak dapat diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, manusia sama sekali tidak dapat mengamati perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan pancarannya.
Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan sinar Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini dapat membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan nitrogenoksida, yang dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon).
Yang lebih parah adalah ini dapat secara langsung mengacaukan proses fotosintesis plankton di samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.
Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun dapat dibayangkan akibat yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia menyinari bumi kita.
Planet atau Meteor besar Menabrak Bumi
Pada 1908 silam, sebuah meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki (± 60 m) pernah melintasi lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, akibatnya terjadi ledakan di kawasan tersebut. Klik disini untuk membaca ledakan misteri siberia
Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan terjadi setiap 100-300 tahun. Peristiwa ini, seandainya terjadi di samudera atau daerah yang jarang penduduknya, yang mana meskipun rasio kemungkinan manusia terhindar dari bencana ini sedikit lebih besar, namun ilmuwan mengatakan: terhadap planet besar, tidaklah penting di mana posisi yang diterjang mereka (planet). Karena bila meteor besar menghantam bumi pada bagian samudera, maka akan menimbulkan tsunami besar.
Jika meteorit selebar ½ mil (± 800 m) menabrak bumi (± setiap 250 ribu tahun) meski tidak sampai menyebabkan kepunahan seluruh umat manusia, namun cukup memusnahkan pembangunan peradaban umat manusia sekarang.
Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat menimbulkan gempa, tsunami, letusan gunung berapi, dan mengakibatkan kepunahan yang lebih dahsyat, sama seperti akhir zaman dinosaurus. (artikel2 terkait pernah dibahas di blog ini)
Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh proses tabrakan Comet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet menabrak bumi bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang baru akan terjadi ratusan tahun kemudian.
Lubang Hitam
Sistim galaktik pada umumnya dipenuhi dengan Lubang Hitam (black hole). Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam sistem galaktik terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama seperti bintang lainnya.
Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu bisa kita prediksi, tapi jika seandainya itu adalah lubang hitam maka kita tidak akan mendapat peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak bumi, para ilmuwan puluhan tahun silam bisa saja mengamati dan memprediksikan waktu maupun energinya secara konkret.
Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan tetapi, ia -dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- dapat mengacaukan orbit peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang drastis.
Fisikawan telah lama memprediksi alam semesta akan berakhir dengan dingin yang berkepanjangan dikenal sebagai heat death. Kondisi itu terjadi ketika alam akhirnya menggunakan semua energinya.
Saat itu gerakan berhenti dan semua atom berhenti. Berdasarkan perhitungan baru dari sebuah tim ahli fisika Australia, heat death jauh lebih dekat daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Heat death didasarkan pada konsep entropi. Kita mengalami entropi di dunia nyata, contohnya seperti memecahkan jendela kaca lebih mudah daripada membuat yang baru.
Pada skala alam semesta, sistem yang kompleks seperti bintang-bintang, planet dan galaksi adalah jendela kaca, dan fisikawan Australia telah menemukan bahwa lubang hitam supermasif memecahkannya lebih cepat daripada yang kita bayangkan.
Fisikawan menyebut lubang hitam memiliki kontribusi terhadap entropi yang terjadi di alam semesta, dengan mematahkan materi dan energi di pusaran gravitasi. Tetapi perhitungan selalu mengukur tingkat gangguan ini dengan menggunakan kekuatan destruktif yang lebih kecil, atau lubang hitam yang lebih umum.
Namun, kalkulasi baru memperhitungkan keganasan lubang hitam yang lebih besar dari galaksi super besar. Dalam perhitungan, para ahli fisika menemukan bahwa teori lama terlalu meremehkan, dan alam semesta lebih cepat terancam.
Walaupun lebih cepat, tapi heat death masih miliaran tahun lagi, sebelum menghadapi kematian dalam panel galaksi.
Badai Matahari
Selama beberapa tahun terakhir ini, matahari sudah memasuki perubahan periodik medan magnetik yang terjadi setiap 10-11 tahun. Dalam masa demikian, partikel dan pancaran kemungkinan akan menerpa ke bumi dengan kecepatan 1juta km/jam. Dan ancamannya terhadap bumi, adalah suatu hal yang tak dapat diperhitungkan para ilmuwan.
Pada April 2001 sebagaimana yang diperkirakan ilmuwan, telah terjadi ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini merupakan salah satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini, untungnya solar Flare (letusan gas matahari) tidak mengarah ke bumi (lihat pada foto di atas).
Karena itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan tidak akan sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari disebabkan ledakan tiba-tiba dari energi magnetik.
Letusan ini dapat menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga mendekati kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus membuat suhu di permukaan matahari naik hingga jutaan derajat.
Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton energi yang dihasilkan ledakan bahan peledak.
Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun.
Demikian penejelasan singkat diatas, mengenai beberapa faktor penyebab kerusakan bumi yang saya ambil dari beberapa artikel sebagai bahan postingan saya.
sebagai makhluk yang menghuninya, disamping karena faktor alam yang manusia tidak bisa menghindar, namun beberapa lagi kehancuran bumi dikarenakan ulah manusia sendiri.
beberapa yang menjadikan bumi kita semakin banyak ancaman kerusakan, dan pembunuh-pembunuh yang menghancurkan, sebagian besar disebabkan aktivitas peradaban manusia saat ini. Aktivitas-aktivitas ini menyebabkan berbagai jenis makhluk hidup di bumi, termasuk manusia sendiri secara perlahan-lahan menuju ke dalam kondisi yang kritis.
Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa rasio kepunahan spesies organisme sekarang adalah 1.000 kali lipatnya zaman fosil, menurut statistik bahwa di atas bumi secara aktual terdapat 99% spesies berada di ujung kepunahan karena faktor manusia.
Kini kita sebagai Manusia yang hidup di Bumi ini, tinggal menunggu waktu untuk mengakhiri kehidupan Dunia ini, Rasulullah sudah mengingatkan kita jauh-jauh hari tentang tanda-tanda kiamat ini, bahwa Rasulullah mengisyaratkan dengan DUA JARInya yang saling berdekatan, itu tandanya memang KIAMAT sudah sangat dekat akan terjadi, Seperti dalam Firman Allah Azza wa Jalla dalam Al-Qur’an “…tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi)…” (QS. An-Nahl:77)
Jadi, marilah kita sebagai hamba Allah dengan penuh kerendahan di hadapan Allah untuk bertaubat atas segala dosa-dosa yang telah kita lakukan selama ini, dan menggantinya dengan banyak-banyak beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla, oleh karena itu dengan kehidupan yang singkat ini banyak-banyaklah kita mengumpulkan bekal untuk menuju kehidupan yang lebih kekal dan abadi selama-lamanya, amiin…
Semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi diri saya pribadi.
Sumber ; Album artikel phenomena
Album artikel yasir master
merchant
No comments:
Post a Comment