Tuesday, December 11, 2012

Mengetahui Makna dan Macam Puasa ala Jawa Kejawen






Makna Puasa Hajat dalam Ajaran Kejawen










Berpuasa dan bertapa, adalah dua hal yang tidak asing dalam budaya Jawa Kejawen. Bahkan puasa termasuk salah satu ‘menu pokok’ bagi para penganut Kejawen dalam menjalani laku batinnya.
Mungkin anda tertarik untuk mengetahui dan mempelajarinya, silahkan simak artikel dibawah ini;

Kumpulan Cara Belajar dan Mengetahui Ilmu Kesaktian ;
Rangkuman Cara Mempelajari Macam Macam Ilmu Kesaktian
Mengetahui Berbagai Macam Ajian di Tanah Jawa
Mengetahui kelemahan ilmu kebal Kanuragan
Khasiat Supranatural Surat Al-Fatihah
Doa Doa Mujarab untuk Pertaubatan Dari Para Rasul
Cara Mempelajari ILMU RAJAH KALACAKRA
Cara Bagaimana Menundukan Santet
Bagaimana Melihat Isi Pusaka tapa Ilmu Trawangan

Bagi penganut ajaran Kejawen, puasa bukanlah sekedar perpindahan jam makan dan minum atau sebuah mekanisme untuk mengejar pahala semata, namun puasa adalah merupakan tahapan dalam proses pembersihan diri serta merupakan satu satunya cara untuk mengistirahatkan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia.

Pengertian puasa ala Kejawen

Selengkapnya

Sistem pencernaan ini senantiasa berjalan terus tanpa pernah beristirahat. Mulai dari mengunyah makanan, hingga masuk dan diolah dalam lambung dan seterusnya, hingga manusia tidur dan bangun kembali dari tidurnya, proses ini berjalan terus tanpa henti. Sistem yang satu ini juga butuh istirahat, dan itu dapat terpenuhi jika kita berpuasa.

Ketika berpuasa, sistem pencernaan kita beristirahat. Dan sebagai akibat dari proses tersebut, organ-organ tubuh yang lainnya pun jadi ikut berpuasa. Hal ini bisa terjadi, mengingat makanan yang merupakan sumber energi serta bahan baku bagi proses pergantian sel-sel yang telah rusak dalam organ tubuh kita jadi tertunda untuk sementara waktu.

Puasapun juga bukan hanya berbicara tentang makan minum saja, namun semestinya juga diimbangi dengan berpuasanya pikiran dan hati kita, sehingga, disamping dengan berpuasa tersebut tubuh bisa beristirahat, juga hati dan pikiran kita bisa jauh lebih jernih. Puasa adalah pengendalian diri. Pengendalian diri akan keinginan-keinginan kita, pikiran-pikiran kita, perasaan-perasaan kita, pembersihan dari ‘setan-setan’ yang bercokol dalam diri kita sendiri. Jadi ketika kita masih memiliki pemahaman bahwa ada ‘setan-setan’ di luar diri kita yang menggoda/mengganggu proses puasa kita, kita justru telah lupa akan esensi dari puasa itu sendiri.

Berpuasalah dengan kesadaran, tanpa kesadaran, puasa kita tidak banyak membantu. Tanpa kesadaran, yang akan terjadi adalah seperti yang sering kita saksikan selama ini. Yaitu, kita masih belum bisa menerima jika ada orang yang di luar kita yang tidak berpuasa, kita tidak bisa menerima/atau merasa tergoda jika melihat warung makan tidak tutup sementara kita tengah berpuasa hingga kita merasa harus memaksa mereka untuk menutup warungnya selama kita berpuasa, dan lain sebagainya. Dengan begitu, berarti kita justru masih ‘memelihara setan’ tersebut bercokol dalam diri kita. Kita takut tidak bisa mengendalikan diri, sehingga kita merasa perlu untuk menyuruh orang-orang di sekeliling kita agar tidak makan minum di hadapan kita, tidak membuka warung makannya di saat kita tengah berpuasa dan lain sebagainya. Dan itu juga berarti kita telah gagal dalam mengendalikan diri kita.
Bersihkan dulu diri kita dari hal-hal tersebut, itu yang akan menyelamatkan kita. Membebaskan kita dari cengkeraman dan pengaruh ‘setan’ tersebut.

Sesungguhnya dengan berpuasa itu, kita justru tengah memberikan ‘makanan’ bagi batin kita. Batin kitapun juga perlu ‘makanan’, hanya saja berbeda dengan makanan yang dikunyah oleh mulut kita selama ini. Dengan berpuasa, ‘sistem pencernaan’ dalam batin kita jadi bekerja. Dengan batin memperoleh makanannya, batin akan memperoleh energi untuk keperluan batin tersebut. Batin jadi bersih dan tercerahkan. Sama halnya dengan ketika kita puasa berbicara. Ketika kita puasa berbicara, sesungguhnya kita tengah membiarkan telinga ini untuk ‘mengkonsumsi dengan baik’ makanannya. Apa yang kita dengar, itulah ‘makanan’ bagi telinga kita. Dengan puasa berbicara, apa yang kita dengar tersebut akan ‘dicerna dengan baik’ oleh otak kita, pikiran kita. Oleh karenanya, biasanya seorang pendengar yang baik adalah pembicara yang baik pula. Sebaliknya, seorang yang terlalu banyak bicara, biasanya juga bukan seorang pendengar yang baik.

Dengan berpuasa dalam kesadaran seperti itu, akan semakin memudahkan proses samadhi kita. Hati dan pikiran yang bersih, menunjang proses samadhi kita dan kita akan jauh lebih mudah lagi untuk menapaki tahapan dalam bersamadhi.

Berikut ini adalah beberapa jenis puasa dalam Kejawen ;

1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tdk boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja.
Nasi putihnya pun tdk boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi
putih dan air puih saja. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi
keramas dulu sebelumnya dan membaca mantra ini : “niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged,
putih kaya bocah mentas lahirdipun ijabahi gusti allah.”

2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran / buah-buahan saja. Tidak
diperbolehkan makan daging, ikan, telur dsb.

3. Ngebleng
Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa
Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu
tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari
kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu
atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya
sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

4. Pati geni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan
alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang
melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka,
harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya). Ini adalah mantra puasa
patigeni : “niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara
murka krana Allah taala”.

5. Ngelowong
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang
makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam).
Diperbolehkan keluar rumah.

6. Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang
melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja! Diperbolehkan untuk memakan
buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa
ini diperbolehkan untuk tidur.

7. Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama
dengan Mutih , perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.
8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak
diperbolehkan.

9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu
kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.

10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali
saja sehari.

11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan
agama islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.

12. Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.
13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam

14. Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan
sebagai waktu instropeksi diri).

15. Kungkum
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang
dahsyat dalam melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah sebagai beikut :
a) Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembar-pun dengan posisi bersila (duduk) didalam air
dengan kedalaman air se tinggi leher.
b) Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai
c) Menghadap melawan arus air
d) Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak lumpur didasar sungai
e) Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana
f) Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan dilakukan lebih dari tiga
jam (walau ada juga yang memperbolehkan pengikutnya kungkum hanya 15 menit).
g) Tidak boleh tertidur selama Kungkum
h) Tidak boleh banyak bergerak
i) Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk melakukan ritual pembersihan (mandi dulu)
j) Pada saat akan masuk air baca mantra ini :
“ Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku Kanjeng
Nabi Muhammad.”
k) Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada
l) Nafas teratur
m) Kungkum dilakukan selama 7 malam biasanya.

16. Ngalong
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas
(sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan
posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak.
Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan
puasa Ngrowot.

17. Ngeluwang
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian
yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan
gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau
tempat yang sangat sepi. Setelah seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan
melihat hal-hal yang mengerikan (seperti arwah gentayangan, jin dlsb). Sebelum masuk kekubur,
disarankan baca mantra ini :
“ Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu maang jiwa insun,
lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”
--------------------------------------
Dalam melakoni puasa-puasa diatas, bagi pemula sangatlah berat jika belum terbiasa. Oleh karena itu
disini akan dibekali dengan ilmu lambung karang. Ilmu ini berfungsi untuk menahan lapar dan dahaga.
Dengan kata lain ilmu ini dapat sangat membantu bagi oarang-orang yang masih ragu-ragu dalam
melakoni puasa-puasa diatas. Selain praktis dan mudah dipelajari, sebenarnya ilmu lambung karang ini
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang kebanykan harus ditebus/dimahari dengan puasa. Selain itu syarat
atau cara mengamalkannyapun sangat mudah, yaitu :
1. Mandi keramas/jinabat untuk membersihkan diri dari segala macam kekotor
2. Menjaga hawa nafsu.
3. Baca mantra lambung karang ini sebanyak 7 kali setelah shalat wajib 5 waktu, yaitu :
Bismillahirrahamanirrahim
Cempla cempli gedhene
Wetengku saciplukan bajang
Gorokanku sak dami aking
Kapan ingsun nuruti budine
Aluamah kudu amangan wareg
Ngungakna mekkah madinah
Wareg tanpa mangan
Kapan ingsun nuruti budine
Aluamah kudu angombe
Ngungakna segara kidul
Wareg tanpa angombe
Laailahaillallah Muhammad Rosululloh.

18. Puasa weton dan neptu 40
Puasa ini hanya di lakukan pada saat weton (hari kelahiran) saja. Demikian juga dengan puasa neptu 40, puasa ini juga hanya dilakukan pada hari-hari yang ber neptu 40, di antaranya adalah :
Jum’at Pahing, Sabtu Pon dan Minggu wage ;
Sabtu Kliwon, Minggu legi, dan Senin pahing ;
Selasa Kliwon, Rabu legi dan Kamis Pahing ;
Rabu pon, Kamis Wage dan Jum’at Kliwon (atau bisa juga ; Kamis wage, Jum’at kliwon dan Sabtu legi).

19. Tapa Ngrame
Puasa yang satu ini, menurut KRMH Toeloes Koesoemaboedaja serta R Rahajoe Dirdjasoebrata adalah puasa yang tersulit dan terbaik. Beliau ber dua selalu menyarankan kepada penulis untuk melakukan hal yang satu ini. Cara berpuasa ini adalah seperti laku ngurang-ngurangi, yaitu kita berpuasa, namun jangan sampai orang lain tahu kalau kita tengah berpuasa. Dalam keseharian kita tetap beraktifitas seperti biasanya. Kita hanya diperbolehkan makan sekedarnya, sokur-sokur hanya dua atau tiga sendok makan saja dalam sekali makan. Hari berikutnya ditingkatkan lagi, kalau hari sebelumnya tetap makan 3x sehari, hari yang berikutnya tersebut makan satu kali sehari, dan begitu seterusnya hingga kita benar-benar tidak makan selama kita tidak nirdaya. Jika kita bertamu di tempat orang/teman dan kita disuguhkan sesuatu, kita tetap memakannya tapi hanya sekedarnya saja. Hanya sekedar buat pantes-pantes saja.

Demikian ..semoga menjadi bahan masukan dan bisa menambah wawasan anda.

Penyusun; wawansurya
Sumber;
www.affiliate-waones.com
http://mitra-sbm.blogspot.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mistik-gaib.blogspot.com

merchant 
Search Engine

Artikel Menarik Lainnya :



No comments:

Post a Comment