Pages

Wednesday, April 15, 2015

Nubuwat Rasulullah SAW. tentang Invasi Amerika ke Iraq di akhir zaman






Literatur Modernisasi Dalam Perspektif Islam
Nubuwat Rasulullah SAW. tentang Invasi Amerika ke Iraq di akhir zaman


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai? Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat wal'afiat yahh.. :WA kali ini tidak akan memposting Artikel yang berhubungan dengan Posting dan Gambar Porno :) tetapi WA akan mencoba menshare tentang bahasan mengenai ARTIKEL AKHIR ZAMAN yang disunting dari berbagai sumber dan sumber utama.

Pada pembahasan yang lalu, waones articles telah menyinggung bahasan mengenai Nabi Isa as Akan Turun di Langit Damaskus, dan bila anda ingin membaca artikel lainnya yang berhubungan dengan artikel Akhir Zaman, silahkan klik Open dibawah ini dan Klik pada Link judul artikel tersebut.

Selamat membaca !!!
-------------
Klik Open >>>






















=========================
--------------------
Edisi Akhir Zaman



-------------

Nubuwat Rasulullah SAW. tentang Invasi Amerika ke Iraq di akhir zaman



Salah satu riwayat ‘ajaib’ tentang nasib Iraq di akhir zaman adalah riwayat tentang invasi Bani Qanthura terhadap Iraq. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah menjelaskan bahwa di akhir zaman akan terjadi  penyerbuan bangsa Qanthura’ terhadap Bashrah, sebuah negeri kaum muslimin yang berada di tepi sungai Dajlah (Tigris hari ini). Dalam peperangan tersebut umat Islam berhasil mengalahkan bangsa Qanthura’. 

Dari Abu Bakrah bahwasanya Rasulullah telah bersabda:
“Akan ada segolongan kaum dari umatku yang menetap di sebuah daerah yang mereka namakan Bashrah, di sisi sebuah sungai yang disebut Dijlah (Dajlah), dan di atas sungai itu ada sebuah jembatan. Penduduk daerah itu akan bertambah banyak, dan ia akan menjadi salah satu negeri dari negeri-negeri orang-orang yang berhijrah. [Perawi Muhammad ibnu Yahya berkata: Abu Ma’mar meriwayatkan dengan mengatakan: negeri-negeri kaum muslimin]. 

Kelak di akhir zaman Bani Qanthura’ yang berwajah lebar dan bermata sipit akan datang menyerbu, sehingga mereka mencapai tepian sungai Dajlah. Pada saat itulah penduduk daerah itu akan terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengikuti ekor sapi (menuntun binatang mereka) dan menyelamatkan diri ke pedalaman, Mereka akan binasa. Satu kelompok lainnya memilih menyelamatkan dirinya dengan jalan memilih kekafiran. Adapun kelompok terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan bertempur melawan musuh. Mereka itulah orang-orang yang akan mati syahid.” HR. Abu Daud, dihasankan oleh Al Albani.  

Dalam lafal yang lain diterangkan bahwa sisa-sisa kelompok umat Islam yang berperang ini akan mampu mengalahkan Bani Qanthura’: “Adapun satu kelompok yang terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan mereka maju berperang menyongsong musuh. Orang-orang yang terbunuh di antara mereka adalah orang-orang yang mati syahid, dan Allah akan melimpahkan kemenangan kepada mereka melalui orang-orang yang tersisa.” HR. Ahmad-shahih.

Siapa Sebenarnya Bani Qanthura’?
Banyak hadits yang menjelaskan beberapa ciri Bani Qanthura’, di antaranya mereka memiliki wajah yang lebar dan mata yang sipit. Ciri seperti ini juga dimiliki oleh Bangsa Turk (bukan Turki saat ini). Imam al-Bukhari sendiri menempatkan hadits shahih ini dalam bab “Qital al-Turk”, perang melawan bangsa Turk. Begitu pula imam Ahmad, Abu Daud, Abu Bakr bin Syaibah, dan para ulama lain menempatkan hadits tentang Bani Qanthura’ di atas dalam kumpulan hadits yang membahas perang umat Islam melawan bangsa Turk. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, salah satu perawinya yang bernama al-‘Awwam bin Hausyab mengatakan : “Bani Qanthura’ adalah bangsa Turk.”

Bangsa Turk yang dimaksudkan dalam dalam banyak riwayat, wallahu a’lam bi-shawab, tidak terbatas pada penduduk sebuah negera yang kini dikenal dengan nama internasional Republik Turki semata. Sekalipun Republik Turki hari ini adalah sebuah negara sekuler yang didirikan oleh Musthafa Kamal Al-Yahudi, namun mayoritas penduduknya adalah kaum muslimin. Padahal hadits-hadits shahih di atas menyebutkan bahwa bangsa Turk yang memerangi kaum muslimin di akhir zaman adalah orang-orang kafir.
Jika mereka bukan penduduk negera yang hari ini dikenal dengan nama Republik Turki ini, lantas siapa gerangan bangsa Turk yang akan memerangi kaum muslimin di akhir zaman tersebut ?
Imam  Syamsul Haq ‘Azhim Abadi dalam ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud menulis bahwa riwayat imam Muslim dengan lafal ‘mereka memakai pakaian yang terbuat dari bulu, dan memakai alas kaki yang juga terbuat dari bulu’ secara tegas menunjukkan bahwa pakaian mereka terbuat dari bulu, demikian pula halnya dengan alas kaki (sandal dan sepatu) mereka. Sebagaimana dikatakan oleh imam Ibnu Dihyah dan para ulama yang lain, model pakaian seperti ini disesuaikan dengan iklim lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di daerah-daerah yang diselimuti oleh salju-salju yang sangat tebal. 
Dari berbagai hadits shahih yang menyebutkan ciri-ciri fisik dan kondisi geografis negeri bangsa besar Turk ini, setidaknya para pakar hadits dan sejarah telah bisa meraba-raba suku bangsa dan negeri mana saja yang tergolong dalam keluarga besar bangsa dan negeri Turk. Negeri-negeri dingin bersalju menjadi salah satu ciri tempat kediaman mereka.

Amerika dan Eropa Termasuk Bani Qanthura yang akan Menggempur Bashrah ?
Yang dimaksud dengan Romawi atau Ar-Rum dalam hadits-hadits akhir zaman dan kemunculan imam Mahdi adalah bangsa-bangsa Eropa. Pada beberapa abad yang lalu, sebagian dari mereka telah bermigrasi ke Benua Amerika dan Australia. Mereka adalah anak cucu bangsa Romawi dan para pewaris Imperium Romawi Barat dan Imperium Romawi Timur (Bizantium) yang bersejarah itu.
Memang benar bahwa nama Romawi saat surat Ar-Rum turun dan hadits-hadits shahih yang disabdakan oleh Nabi merujuk pada penguasa Imperium Romawi Timur. Akan tetapi, fakta ini tidak menafikan pandangan yang menyatakan bahwa orang-orang Eropa Barat, Amerika, dan Australia saat ini merupakan kelanjutan dari Imperium Romawi, baik secara politik ataupun kebudayaan. Karena itu, bangsa Prancis, Inggris, Jerman, ataupun selainnya yang hidup di daratan Benua Eropa merupakan komponen-komponen pewaris Imperium Romawi dalam hal kebudayaan, politik, dan agama. 

Invasi Amerika ke Iraq Maret 2003
Tanggal 20 Maret 2003 M. Setelah tembakan salvo pada hari itu, 5 kapal induk AS, di antaranya ialah USS Carl Vinson, USS Kitty Hawk dan USS Theodore saling berlomba menembakkan rudal-rudal jelajah Tomhawk ke Irak. Ratusan pesawat tempur dan puluhan ribu tentara AS dan sekutunya ikut pula menyemarakkan gelar kekuatan militer dalam Perang Teluk Jilid II ini.

Kini banyak orang mereka-reka, apakah Amerika Serikat dan Inggris yang memimpin penyerbuan koalisi Sekutu ke Iraq di bulan Maret 2004 yang lalu termasuk ke dalam kelompok Bani Qanthura’ yang menyerbu Basrah? Dengan kata lain, apakah Bani Qanthura’ dalam hadits tersebut bisa dimaknai Amerika dan sekutunya?
Secara nash memang tidak diketemukan dalil yang menunjukkan Amerika dan sekutu-sekutunya sebagai Bani Qanthura’ yang menyerang Basrah. Meski demikian, apabila hadits-hadits yang menyebutkan tentang serangan Bani Qanthura’ dan bangsa Turk tersebut kita bandingkan dengan sifat-sifat Amerika dan sekutu-sekutunya yang kini menduduki Iraq, akan ditemukan kesamaan sebagian —bukan seluruh— sifat antara Bani Qanthura’-bangsa Turk dan Amerika-sekutu. 

Sebagian kesamaan tersebut adalah:
Pertama, Amerika, Inggris, dan sekutu-sekutunya yang melakukan invasi militer ke Iraq termasuk dalam kelompok negara yang mengalami empat musim, dan salah satu musim tersebut adalah musim salju. Pada musim tersebut, mereka terbiasa memakai pakaian yang tebal dari bulu. Keadaan seperti ini sesuai dengan sebagian ciri yang disebutkan dalam hadits, yaitu ‘mereka memakai pakaian yang terbuat dari bulu, dan memakai alas kaki yang juga terbuat dari bulu’.
Kedua, Sikap kaum muslimin penduduk Basrah, kota-kota di Iraq dan negara-negara muslim lainnya dalam menghadapi invasi militer AS dan sekutu-sekutunya. Secara umum, sikap mereka terbagi menjadi tiga. Sekelompok penduduk Iraq memilih untuk murtad, dengan bergabung bersama pasukan inbasi militer AS dan sekutunya. Mereka rela menjadi mata-mata, penerjemah, polisi, atau pejabat dalam pemerintahan transisi buatan AS dan sekutu-sekutunya. Demi mendapat keuntungan duniawi yang sedikit, mereka berkhianat kepada agama dam bangsa.

Sekelompok lainnya memilih menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya, baik dengan jalan mengungsi ke negara lain maupun berpindah ke daerah-daerah di Iraq yang dirasa lebih aman. Untuk menyelamatkan diri dan hartanya, mereka memilih bersikap pasif. Mereka enggan terlibat dalam gerakan-gerakan perlawanan yang berjuang untuk mengusir agresor AS dan sekutunya.
Sekelompok terakhir memilih terlibat secara aktif dalam gerakan perlawanan untuk mengusir agresor AS dan sekutu-sekutunya. Mereka rela meninggalkan harta dan keluarganya demi membebaskan negeri Islam tersebut dari penjajahan tentara kafir. Sebagian di antara mereka gugur di medan perjuangan. Sebagian lainnya terluka. Sebagian sisanya tertawan. Dan selebihnya, insya Allah, akan memetik kemenangan atas musuh-musuh Islam.

Keadaan ini mirip dengan kondisi yang disebutkan dalam hadits di atas, “Pada saat itulah penduduk daerah itu akan terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengikuti ekor sapi (menuntun binatang mereka) dan menyelamatkan diri ke pedalaman, Mereka akan binasa. Satu kelompok lainnya memilih menyelamatkan dirinya dengan jalan memilih kekafiran. Adapun kelompok terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan bertempur melawan musuh. Mereka itulah orang-orang yang akan mati syahid.” 
Ketiga, secara nasab bangsa Amerika, Inggris, dan Eropa memang tidak termasuk dalam rumpun bangsa Turk. Meski demikian, bapak moyang mereka adalah sama. Menurut imam Abu Amru, Ali Mula al-Qari, dan sebagian besar pakar sejarah mereka semua adalah anak keturunan Yafits bin Nuh. Yafits bin Nuh menurunkan anak keturunan yang kelak menjadi bangsa Turk, Eropa, Cina, Jepang, Mongol dan lain-lain. Dan karena mayoritas penduduk Amerika Serikat awalnya adalah imigran Kristen dari Eropa, maka secara nasab bangsa Amerika Serikat adalah bagian dari Eropa.

Demikianlah beberapa ciri lahir Amerika dan Eropa yang memiliki kemiripan dengan bani Qanthura. Meskipun demikian, hal itu tidak secara otomatis dapat membuat kita dapat memastikan bahwa mereka adalah Bani Qanthura’. Namun demikian umat Islam bisa memetik banyak hikmah penting berkaitan dengan invasi militer AS dan sekutunya ke Irak ini. Salah satunya adalah bagaimana setiap muslim bersikap terhadap fenomena semua bentuk invasi bangsa barat ke negeri-negeri umat Islam. Selalunya dalam setiap penjajahan penduduk setempat akan terbelah menjadi tiga kelompok; yang berjuang untuk melawan, yang bergabung dengan musuh dengan cara berkhianat, dan yang mencari aman dengan tidak memihak kepada siapapun. Dan hasil akhir serta nasib mereka sudah dijelaskan dalam hadits di atas.

Hikmah lainnya adalah bahwa peristiwa invasi Amerika ke Iraq mengajarkan kepada kita; kepada siapa kita akan bergabung ? Sungguh, Rasulullah telah menjanjikan kemenangan dan pertolongan Allah bagi kelompok pejuang Islam ini dalam hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah, di antaranya dalam hadits: Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya dating urusan Allah.” (HR. Bukhari)
Wallahu A’lam bish-shawab.

https://granadamediatama.wordpress.com/arsip/nubuwat-rasulullah-saw-tentang-invasi-amerika-ke-iraq-di-akhir-zaman/ 

-----------------------

Ada banyak tanda-tanda akhir zaman (hari kiamat), baik tanda-tanda kecil maupun tanda-tanda besar, yang pernah saya baca dari berbagai sumber referensi yang saya anggap bisa dipertanggungjawabkan, di antaranya mengambil referensi dari kitab karangan ulama besar Imam Ibnu Katsir, yaitu al-Bidayah wan Nihayah; dan menarik untuk mengaitkannya dengan pergolakan (revolusi) yang disertai banyak demonstrasi di dunia Arab saat ini.
Menurut apa yang saya pahami dari yang saya baca itu terdapat satu kejadian kelak yang akan menjadi awal atau pembuka bagi munculnya tanda-tanda besar hari kiamat, yaitu sebuah perang besar antara dua kekuatan non Islam, yaitu antara kaum Rum/Romawi (Eropa barat saat ini ?) dengan suatu kaum lain di belakangnya, dimana kaum muslimin ketika itu bersekutu/berada di pihak kaum Rum. Perang besar yang konon akan banyak mengubah situasi di bumi ini akan dimenangkan oleh golongan di pihak kaum Rum. Mengenai hal ini, salah satu hadis Nabi nya adalah sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut : Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan satu musuh dari belakang mereka (Hadits shahih yang diriwayatkan Imam Ahmad).
Setelah peristiwa ini maka akan beruntutan muncul dalam waktu yang tak berselang lama tanda-tanda besar lainnya. Di antaranya tanda-tanda tersebut adalah kemunculan Imam Mahdi beserta penaklukan semenanjung arab dan Persia olehnya, pengkhianatan oleh kaum Rum, dan perang besar Al Malhamah Kubro antara Rum dan muslimin, penaklukan Konstantinopel dengan takbir dan tahlil, munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa beserta terbunuhnya Dajjal, perang dengan yahudi dan penaklukan romawi, peperangan dengan bangsa Turks, munculnya Yajuj dan Majuj, wafatnya nabi isa dan imam mahdi, masa-masa aman, terbitnya matahari dari sebelah barat, keluarnya binatang melata yang dapat berbicara, pembenaman di berbagai belahan bumi, munculnya kabut/api yang akan menggiring manusia berkumpul di satu tempat, peniupan sangkakala dan kehancuran alam semesta. Dalam hal urutan terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut, ulama mengalami perbedaan pendapat.
Menarik untuk mencermati sejenak tentang berita nubuwwah menyangkut kemunculan imam mahdi. Beliau adalah keturunan rasulullah, bernama persis seperti rasulullah dan ayahnya pun bernama seperti ayah rasulullah, seorang dari kaum Quraisy yang muncul di akhir zaman untuk memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya penuh dengan kezaliman. Ia memerintah di bumi selama 7 atau 9 tahun. Ia menjadi pemimpin tertinggi kaum muslim setelah pada awalnya dibaiat oleh sekelompok kaum muslimin antara sudut kabah dan maqom Ibrahim.
Beliau ada di saat penduduk Arab terbuai dengan kemewahan dunia dan mulai meninggalkan agamanya dengan kondisi umat Islam secara umum dalam puncak kehinaan dan terus didzalimi, beserta banyaknya perselisihan dan pertikaian. Beliau muncul saat wafatnya seorang khalifah/pemimpin Islam, kemudian terjadilah perselisihan dalam perebutan kekuasaan untuk menggantikan pemimpin yang meninggal dunia tersebut. Kemudian imam mahdi keluar dari Madinah menuju Mekkah dan dikejar-kejar oleh sekelompok pasukan besar hingga apabila sampai di sebuah tempat, keseluruhan pasukan pengejar itu ditenggelamkan bumi kecuali satu atau dua orang yang akan mengabarkan berita tersebut.
Banyak umat Islam yang bergabung dengan Imam Mahdi pada awalnya, dan akan berkurang seiring waktu, sejalan dengan beban berat kehidupan dan perjuangan yang harus mereka jalankan. Termasuk di dalamnya semasa perang Al Malhamah Kubro, dimana sepertiga umat Islam murtad dan mundur dari peperangan, sepertiga lagi pasukan mati syahid, dan sepertiga sisanya mendapatkan kemenangan atas izin Allah.
Orang-orang terbaik di antara pengikut imam mahdi dan menjadi bagian penting dari pasukannya adalah bukanlah dari bangsa arab. Akan tetapi rasulullah sudah mensifati mereka sebagai umat Islam yang datang dari arah timur (khurasan). Mengenai hal ini, banyak ulama yang memahami bahwa mereka ini kelak adalah kaum yang berasal dari daerah Persia (yakni kawasan Iraq, Afghanistan, Pakistan dan sekitarnya saat ini).
Mengenai kaum dari Persia yang akan menggantikan posisi bangsa arab ini memiliki berbagai dalil dari hadis rasulullah
Nabi pernah bersabda : Seandainya ilmu (agama) itu berada di bintang Tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan Persia.
Ketika turun surat Muhammad ayat ke-38, Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu, maka sebagian sahabat bertanya, Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat (kedudukan) kita? Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, Dia dan kaumnya (yang akan menggantikan kamu). Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di Tsurayya, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya. Sebagai catatan, Salman Al Farisi adalah seorang sahabat nabi yang terkenal, yang berasal dari negeri Persia.
Rasulullah Saw bersabda, Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi kamu (orang Arab) dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi. (HR. HR. Ibnu Majah: Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi no. 4074)
Tulisan ini sebenarnya saya buat setelah menyaksikan dan mendengar berbagai berita perkembangan terkini di dunia arab saat ini. Sebagaimana yang kita ketahui, terjadi pergolakan saat ini di dunia arab, dimulai dengan tergulingnya kekuasaan pemerintahan yang sudah berpuluh-puluh tahun berkuasa di Tunisia atas tuntutan rakyat banyak, yang kemudian merembet ke berbagai negara arab lainnya seperti Mesir, Syiria, Bahrain, Yaman, Libya dll. Nyaris hampir goyang dan bergolak semua pemerintahan di Arab, dan efeknya pun terasa di Arab Saudi sebagai salah satu negara terbesar di semenanjung arab walaupun saat ini masih tetap stabil.
Saya jadi berpikir, jangan-jangan ini merupakan sebuah pertanda kita semakin dekat dengan apa yang rasulullah sampaikan lebih dari 1400 tahun yang lalu. Banyaknya kezaliman, perselisihan dan pergolakan memang adalah suasana di sekitar kemunculan imam mahdi. Bangsa arab yang mulai luntur dengan agamanya secara umum, dimulai dengan keterbuaian mereka dengan kemakmuran dunia, sudah lama terjadi. Kemudian muncul tanda-tanda luntur nya agama mereka yang lain sebagaimana yang terjadi saat ini dimana banyak terdapat pertumpahan darah di kawasan itu, beserta aksi-aksi demonstrasi yang penuh emosi, yang kesemuanya itu sebenarnya jauh dari tuntunan agama. Tak heran nantinya jika Imam Mahdi sendiri harus berhadapan dengan sebagian bangsa arab yang sudah menyimpang, dan memerangi mereka sampai takluk kembali di atas tuntunan agama yang benar.
Tidak jatuh atau belum bergolaknya pemerintahan Arab Saudi sendiri pun masih sejalan dengan sabda nabi, dimana banyak yang mengartikan meninggalnya seorang khalifah dan diikuti dengan kemelut perebutan kekuasaan di era munculnya imam mahdi itu sangat besar kemungkinannya merujuk pada pimpinan kerajaan Arab Saudi. Jadi, jika benar adanya, kemelut nyata hanya akan muncul di Arab Saudi setelah meninggalnya seorang raja mereka. Dan menurutku ini sangat masuk akal dengan kondisi saat ini. Pergolakan di negara tetangga mereka, dan berbagai pertempuran ideologi, termasuk yang mengatasnamakan demokrasi, pastinya sudah mempengaruhi Arab Saudi secara internal. 

Hanya saja raja mereka saat ini masih cukup kuat dan bisa mengontrol situasi agar tidak keluar jalur. Dan saya tak akan terkejut, jika sepeninggal raja Abdullah yang saat ini berkuasa, dimana ia sendiri dikabarkan menderita penyakit yang serius, sementara pewaris kerajaan selanjutnya juga sudah sakit-sakitan, kemudian urutan setelahnya juga sudah tua, pergolakan bisa saja terjadi di negara tersebut dalam menentukan raja selanjutnya (Silakan klik dan baca juga tulisan berjudul Arab Saudi : Dinasti Yang Menua; Gejala Konflik dan Perpecahan). Jika memang terjadi perebutan kekuasaan, baik sepeninggal raja Abdullah atau raja setelahnya, bisa jadi imam mahdi akan mulai muncul dalam situasi tersebut, wallahu ‘alam.
Kemudian akan menarik jika kita menarik benang merah antara pengikut setia imam mahdi yang konon nantinya berasal dari daerah yang sudah lama bergejolak seperti Iraq, Afganistan, atau Pakistan, dengan apa yang menimpa negara-negara di kawasan itu saat ini. Terlepas dari posisi beragama dan paham mereka saat ini (yang saya yakin saat ini di kawasan itu ada banyak paham dan kelompok Islam, termasuk di dalamnya kelompok menyimpang dan yang disebut teroris). Jika mereka sudah baik agamanya, bagus buat mereka. Jika ada yang salah jalan maka sesungguhnya tak ada yang tak mungkin bagi Allah sebagai Dzat Maha Kuasa dan Yang sangatberkuasa membolak-balikkan hati. Jika seorang preman dan jawara arab yang kasar dan keras semisal Umar bin Khattab yang pernah mengubur hidup-hidup anaknya sendiri di masa jahiliyah bisa menjadi lunak hatinya dan menjadi di antara sebaik-baik umat Islam, begitu juga dengan Hamzah, atau Khalid bin Walid yang pernah menjadi panglima besar kaum kafir Quraisy dan kemudian berbalik menjadi panglima dan pahlawan kaum muslimin, maka tentu juga hal tersebut bisa berlaku di era dan kondisi sekarang, termasuk orang-orang yang berada di kawasan Persia saat ini. 

Yang jelas dalam kacamata saya, Allah sebagai Dzat yang sebaik-baik pembuat rencana, sepertinya sedang mempersiapkan daerah iniagar terbentukmanusia-manusia yang tangguh. Ya, saya katakan bisa jadi hikmah Allah di balik pergolakan dan kekacauan yang menimpa negeri-negeri semisal Iraq, Afganistan, Pakistan, yang diawali dengan invasi asing pimpinan Amerika Serikat adalah agar terbentuk mental-mental manusia yang kokoh, yang sudah ditempa dalam perang menghadapi persenjataan yang jauh lebih modern, dan yang tak kalah penting adalah mereka memiliki semangat ingin berjuang demi negara dan agamanya. Sehingga pada akhirnya tak ada kelompok yang lebih bagus mental dan semangat juang nya dari pada mereka di muka bumi ini. Dan nantinya dengan bimbingan agama yang benar dibawah pimpinan Imam Mahdi, Allah akan memenangkan mereka atas semua musuh-musuhnya. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai pasukan yang tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selama-lamanya. Wallahu alam
Di akhir tulisan dan di atas itu semua, sebagaimana halnya ulama banyak menjelaskan bahwa di antara alasan-alasan beberapa pertanda akhir zaman yang penting tidak ada dalam Al Quran, dan hanya disampaikan melalui hadis rasulullah, adalah dikarenakan perkara itu semua hanya kecil di sisi Allah, sebagaimana kecil dan hinanya Dajjal di sisi Allah sehingga tak layak diutarakan dalam kitab suci Al Quran. Hal yang terpenting adalah untuk mengikuti perintah Allah dengan sebaik-baiknya, dan menjadi seorang muslim yang baik, mempersiapkan bekal untuk hari esok di negeri akhirat kelak. Apa pun yang akan menimpa dan terjadi di dunia, tak terlepas dari suratan ilahi, dan itu semua tak mengubah posisi kita yang dituntut untuk menjalankan agama dengan sebaik-baiknya dalam situasi apa pun juga. Dan memang hidup itu penuh dengan ujian, sebagaimana ujian yang menimpa tiap kaum muslimin yang hikmahnya adalah untuk melihat seberapa kadar keimanan dan ketaqwaan mereka, dan apakah mereka layak ditempatkan di surga.
Semoga tulisan Tanda-Tanda Akhir Zaman dan Kaitannya Dengan Pergolakan dan Demonstrasi Di Dunia Arab Saat Ini bermanfaat (Baca dan Klik juga : Mengutuk Demonstrasi Anarkis Kenaikan BBM)
http://horizonwatcher.blogdetik.com/2011/06/06/tanda-tanda-akhir-zaman-dan-kaitannya-dengan-pergolakan-di-dunia-arab-saat-ini/
 
-------------------

Palestina Dan Nubuwat Akhir Zaman

JIKA disebut kota suci ketiga setelah Mekah dan Madinah, maka dalam beberapa detik akan terlintas dalam benak kita bahwa yang dimaksud tiada lain kecuali Al-Quds. Benar, Al-Quds, atau Al-Aqsha, Palestina, adalah kata yang tidak asing bagi mayoritas kaum muslimin. Hati kaum muslimin di Indonesia pun lebih dekat dengan Al-Aqsha dari pada Istiqlal atau bangunan lainnya di negeri ini.

Al-Aqsha, atau Baitul Maqdis disebutkan dalam banyak riwayat hadits dan atsar. Tentang keagungan dan keutamaannya, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa Masjidil Aqsha adalah masjid tertua kedua di muka bumi. Masjidil Aqsha juga merupakan kiblat pertama kaum muslimin. 
 
Baitul Maqdis sendiri merupakan salah satu dari tiga kota suci yang dianjurkan untuk diziarahi dengan niatan ibadah.[1] Tentang keutamaan shalat di Baitul Maqdis, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa ia setara dengan 500 kali dibanding dengan masjid lainnya. Palestina sendiri termasuk negeri yang didoakan agar mendapat berkah. Dan terakhir, Rasulullah pernah berkunjung ke Palestina dan shalat di Masjidil Aqsa pada malam Isra’.



Secara geografis, Palestina memiliki kedudukan yang sangat strategis di mata dunia Internasional. Tanah bukit Moria, sebuah dataran tinggi yang di atasnya berdiri Masjidil Aqsha dan Masjid Qubbatush Shahra, yang luasnya kurang dari 4 kali lapangan sepakbola, kini telah diperebutkan oleh lebih dari 3 milyar umat manusia.

Di samping faktor geografis dan keutamaan lainnya yang dinubuwatkan, Palestina juga menyimpan banyak misteri di akhir zaman. Negeri ini telah dinubuwatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sebagai negeri paling unik. Realita yang kita saksikan sampai hari ini tentang Palestina merupakan gambaran kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Pergolakan politik dan pertikaian serta konflik antara umat Islam dengan Yahudi sebenarnya telah diberitakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Berikut ini merupakan penjelasan dari nabi tentang Palestina di akhir zaman.

1. Palestina Akan Menjadi Bumi Ribath Sampai Akhir Zaman

Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam.”[2]

Tentang negeri Syam yang disebutkan dalam hadits di atas, riwayat di bawah ini memperjelas bahwa negeri Syam yang dimaksud adalah Palestina. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullahshalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berada di atas kebenaran, mengalahkan musuh-musuhnya, dan orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka kecuali sedikit musibah semata. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” “Wahai Rasulullah, di manakah kelompok tersebut?” tanya para sahabat. “Mereka berada di Baitul Maqdis dan pelataran Baitul Maqdis.”

Maka, berbagai pertanyaan yang terus menggelayuti benak setiap muslim; mengapa konflik di Palestina dan pertikaian antara umat Islam dan Yahudi tak kunjung usai, barangkali bila dilacak dari sudut pandang takdir bisa dijawab dengan hadits ini. Sungguh, negeri Palestina tidak akan pernah sepi dari peperangan antara kaum muslimin dengan musuh-musuhnya. Dan, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat di atas, musibah apapun yang ditimpakan oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin di Palestina, hal itu tidak memberikan madharat kecuali sedikit musibah. Maknanya, bahwa sehebat apapun gempuran musuh yang ditimpakan terhadap umat Islam di Palestina, maka hal itu tidak akan pernah membuat komunitas di negeri itu lenyap. Ada semacam jaminan bahwa umat Islam di negeri itu akan tetap eksis. Dan jihad di negeri itu akan terus berlanjut sampai akhir zaman; sampai kaum muslimin berhasil mengalahkan Dajjal.

Riwayat di atas juga boleh jadi menjadi isyarat tentang mustahilnya bagi umat Islam untuk berhijrah meninggalkan Palestina secara total; sedahsyat apapun gempuran musuh atas mereka. Janji Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bahwa serangan musuh hanya akan menimpakan sedikit musibah atas mereka menjadibisyarah (kabar gembira) bahwa negeri ini tidak akan pernah mampu ditaklukkan oleh musuh. Pasti, akan selalu ada segelintir umat yang akan bertahan untuk mempertahankan negeri ini !

2. Palestina Akan Menjadi Bumi Hijrah di Akhir Zaman

Nubuwat lain yang juga menakjubkan adalah bahwa negeri Paletina ini akan menjadi bumi hijrah akhir zaman. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan terjadi hijrah sesudah hijrah, maka sebaik-baik penduduk bumi adalah orang-orang yang mendiami tempat hijrah Ibrahim, lalu yang tersisa di muka bumi hanyalah orang-orang yang jahat. Bumi menolak mereka, Allah menganggap mereka kotor, dan api akan menggiring mereka bersama para kera dan babi.” [3]

Jika riwayat tersebut dikorelasikan dengan hadits lain yang menceritakan perjalanan Imam Mahdi dan kaum muslimin dalam memerangi musuh-musuhnya, maka boleh jadi nubuwat di atas terjadi di masa Al-Mahdi. Hal itu Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah shalallahu alaihi wasallambersabda: “Allah memberitahukan kepada Isa dengan firman-Nya, “Tiada seorang pun yang mampu melawannya, karena itu bawalah hamba-hamba-Ku (yang baik-baik) ke gunung Thur.” Lalu Allah membangkitkan (mengutus) Ya’juj dan Ma’juj, mereka segera datang dari seluruh tempat yang tinggi. [4]

Gunung Thur, sebagaimana yang termuat dalam riwayat di atas merupakan bagian dari negeri Syam, meskipun ia tidak berada tepat di dalam Palestina. Tetapi wilayah tersebut masih masuk dalam bagian negeri hijrahnya nabi Ibrahim as. (Syam). Wallahu A’lam.

3. Palestina Akan Menjadi Tempat Tegaknya Khilafah di Akhir Zaman

Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Hawalah Al-Azdi. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya, “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini.”

Jika merujuk pada riwayat yang menyebutkan penaklukkan kaum muslimin di akhir zaman, maka kemungkinan tegaknya khilafah di bumi Baitul Maqdis itu terjadi di zaman Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat, bahwa di masa Al-Mahdi kelak Dajjal akan dikalahkan, dan tempat terbunuhnya Dajjal sendiri berada di Bab Ludd-Palestina. Setelah tewasnya Dajjal di tangan nabi Isa as, maka kaum muslimin terus memburu Yahudi dimanapun mereka bersembunyi. Setiap benda, baik pohon, batu maupun lainnya akan berbicara dan memberitahukan keberadaan Yahudi yang bersembunyi. Hanya satu jenis pohon yang akan diam dan melindungi Yahudi, yaitu pohon Gharqad, sesungguhnya ia termasuk salah satu dari pohon Yahudi.

4. Palestina Akan Menjadi Tempat Bertahannya Iman di Akhir Zaman

Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang hal ini :

Dari Salamah bin Nufail Al Kindi ia berkata,’ Saya duduk di sisi Nabi shalallahu alaihi wasallam, maka seorang laki-laki berkata,” Ya Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda perang dan menaruh senjata. Mereka mengatakan,” Tidak ada jihad lagi, perang telah selesai.” Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallammenghadapkan wajahnya dan besabda,” Mereka berdusta!!! Sekarang, sekarang, perang telah tiba. Akan senantiasa ada dari umatku, umat yang berperang di atas kebenaran. Allah menyesatkan hati-hati sebagian manusia dan memberi rizki umat tersebut dari hamba-hambanya yang tersesat (ghanimah). Begitulah sampai tegaknya kiamat, dan sampai datangya janji Allah. Kebaikan senantiasa tertambat dalam ubun-ubun kuda perang sampai hari kiamat. Dan Allah telah mewahyukan kepadaku bahwa aku akan diwafatkan. Aku tidak akan kekal di dunia ini, dan kalian akan saling menyusulku, sebagian kalian memerangi sebagian yang lain. Dan kampung halaman kaum beriman adalah Syam.”

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak Al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka aku mengikuti kepergiannya dengan pandangan mataku. Tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang terang-benderang mengarah ke Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman pada saat terjadi beragam fitnah berada di Syam.”

5. Palestina Menjadi Salah Satu Tempat Berlindung Dari Dajjal

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:

“Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. Aku peringatkan kalian tentang Dajjal. ……. Ia menetap di bumi selama empat puluh hari. Ia bisa mencapai setiap jengkal muka bumi kecuali empat masjid; masjidil Haram, masjidi Madinah, masjid Ath-Thur dan masjidil Aqsha. Ia tidak akan samar-samar lagi bagi kalian, karena Rabb kalian tidaklah buta mata sebelah (sementara Dajjal buta sebelah matanya).”[5]
-------------------------------------------------------------------------------------------------------


[1]. Rasulullah saw bersabda: “Tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan jauh ke masjid-masjid tertentu dengan niatan ibadah kecuali kepada tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa. HR. Bukhari: Kitabut Tathawwu’ no. 1115 dan Muslim: Kitabul Hajj no. 2475.

[2]. HR. Bukhari: Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim: Kitabul Imarah no. 3548.

[3]. HR. Abu Daud

[4] Shahih Muslim, Bab Dzikr Ad-Dajjal 18: 68-69

[5] HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 2934.

http://www.sub12.kawunganten.com/2013/03/palestina-dan-nubuwat-akhir-zaman.html
 
-----------------

Kelompok “Sufyani Al-Yamani” Yang Pernah Dinubuatkan Sudah Mulai Muncul di Yaman!!

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengumumkan, Senin, pasukan keamanan negara itu telah menghancurkan sebuah “sel teroris” yang terkait dengan badan intelijen Israel.

“Anggota sebuah sel teroris ditangkap lima hari lalu dan akan diserahkan kepada pihak berwenang pengadilan karena keterkaitannya dengan badan intelijen Israel,” kata Saleh, seperti dikutip Kantor Berita Saba.
Ia mengatakan, kelompok itu beroperasi dengan “slogan Islam”.
Presiden Yaman itu menyampaikan pernyataan tersebut selama pertemuan dengan para politikus, pejabat kaamanan dan militer, serta sesepuh suku di Universitas Al-Mukalla di provinsi Hadramawt, Yaman bagian timur.
Saleh tidak menjelaskan berapa orang yang ditangkap atau memberikan rincian mengenai keterkaitan mereka dengan intelijen Israel.
“Penjelasan terinci pengadilan akan diumumkan kemudian,” katanya pada pertemuan itu.
“Anda akan mendengar apa yang terjadi dalam proses hukum,” kata Saleh, yang mendesak partai-partai politik merapatkan barisan dan bekerja sama untuk menghadapi aksi terorisme, kata Saba.
Pada Agustus, pasukan keamanan Yaman menangkap lima tersangka militan Al-Qaeda di Hadramawt, beberapa hari setelah pihak berwenang mengungkapkan bahwa mereka telah menghancurkan sebuah sel teroris baru di dekat kota pelabuhan Al-Mukalla.

Yaman, negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, memerangi militan Al-Qaeda sejak sebelum serangan-serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan sekitar 3.000 orang.
Negara miskin di Semenanjung Arab itu di masa silam dilanda serangkaian serangan terhadap badan keamanan dan instalasi minyak yang diklaim oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda.
Serangan terakhir pada September ditujukan pada Kedutaan Besar AS di Sanaa, ibukota Yaman, dimana 18 orang tewas ketika militan meledakkan bom mobil sebelum melepaskan tembakan-tembakan roket ke perwakilan yang dijaga ketat itu.

Serangan itu merupakan yang kedua sejak April terhadap Kedubes AS.
Kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda, Organisasi Jihad Islam, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terakhir itu.

Yaman kemudian menyatakan, pihaknya telah menangkap enam tersangka utama terkait dengan serangan itu, termasuk Abu Ghaith al-Yamani yang menandatangani sebuah pernyataan yang mengakui serangan itu atas nama Jihad Islam.

Pada Oktober 2000, Al-Qaeda menyerang kapal perusak angkatan laut AS USS Cole di kota pelabuhan Yaman selatan, Aden, dengan menggunakan sebuah kapal kecil pembawa bom untuk meledakkan bagian samping kapal itu yang menewaskan 17 pelaut Amerika, demikian AFP. (Antara)

-------------
--------------

Dengan adanya keimanan yang tertanam dalam hati, manusia akan mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah sehingga tidak sempat menyombongkan diri. Bahkan manusia akan selalu merendahkan diri, memohon petunjuk dan menerima kritik dari orang lain.

 Sehingga bersihlah jiwanya baik dalam berperilaku maupun dalam beramal zariyah yang pada akhirnya makin meningkatlah rasa taqwanya pada Allah.

 
Sumber Artikel  (wisatapedia.web.id)
Sumber Gambar (dari berbagai sumber)




---------------

Sumber asli ;
https://granadamediatama.wordpress.com/poster/penciptaan-alam-semesta-dalam-al-quran-dan-sains/ 


http://waones-sbm.blogspot.com/2015/03/pemikiran-dan-pandangan-modern-dalam.html


Bila anda akan meng-copy atau memperbanyak bahasan artikel ini, seyogyanya anda tetap mencantumkan sumber pada Sumber asli dan bahan tulisan di atas.


Demikian artikel tentang Nubuwat Rasulullah SAW. tentang Invasi Amerika ke Iraq di akhir zaman
Semoga bisa menjadi hiburan dan terutama menambah wawasan anda ...

Kembali ke Halaman Utama >>>>
Pemikiran dan Pandangan Modern Dalam ARTIKEL AKHIR ZAMAN


I Hope you like the post. Stay connected for more...


Edit; wawansurya
Sumber utama bahasan;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com

Terima kasih sudah Mau Berkunjung Keblog Ini .. bila ada yang tidak berkenan .... Comment aja ... yah!!!

merchant 
Search Engine

No comments:

Post a Comment