Sunday, April 19, 2015

Dahsyatnya Penciptaan Langit dan Bumi






Literatur Modernisasi Dalam Perspektif Islam
Dahsyatnya Penciptaan Langit dan Bumi


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai? Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat wal'afiat yahh.. :WA kali ini tidak akan memposting Artikel yang berhubungan dengan Posting dan Gambar Porno :) tetapi WA akan mencoba menshare tentang bahasan mengenai ARTIKEL AKHIR ZAMAN yang disunting dari berbagai sumber dan sumber utama.

Pada pembahasan yang lalu, waones articles telah menyinggung bahasan mengenai At-Thibbunnabawi (Mengenal Hakikat Thibbun Nabawi), dan bila anda ingin membaca artikel lainnya yang berhubungan dengan artikel Akhir Zaman, silahkan klik Open dibawah ini dan Klik pada Link judul artikel tersebut.

Selamat membaca !!!
-------------
Klik Open >>>



















=========================
--------------------
Edisi Akhir Zaman


 -------------

Dahsyatnya Penciptaan Langit dan Bumi

Dahsyatnya penciptaan langit

-------------------

TENTANG PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI


Apakah kehebatan penciptaan langit dan bumi ini sehingga Rasulullah menangisinya? Kenapa Allah memancing kita untuk mengamati dan memahami penciptaan langit dan bumi? Dan pernahkah kita terpancing untuk melakukannya? Kalau tidak, sungguh sayang sekali...

Sebenarnya Allah sedang memberikan jalan Yang luas dan lebar kepada hambaNya Yang ingin memahami dan berkenalan dengan Allah Sang Maha Pencipta. Bukankah Allah mengatakan, kalau kita ingin mengenali Allah, maka kenalilah ciptaanNya. Dan, ciptaan Allah yang bernama Langit dan Bumi ini ternyata sangatlah dahsyat, sehingga bisa menghantarkan kita untuk 'bertemu' dan menghayati Kebesaran Allah.

Bagaimana cara kita memahami proses penciptaan langit dan bumi itu. Bisakah hanya berdasarkan informasi-informasi dari Al Quran saja? Agaknya tidak bisa. Setidak-tidaknya kurang memuaskan. Mau tidak mau, kita harus melakukan pengamatan-pengamatan yang lebih mendalam tentang fakta yang tersebar di alam semesta ini. Harus bersifat empirik.

Namun, tidak semua kita memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian ilmiah. Maka kita boleh membaca data-data dan analisis ilmu pengetahuan Astronomi yang sudah dilakukan oleh para ilmuwan agar bisa memahaminya. Semua data itu bisa diuji dan dibuktikan, meskipun pada gilirannya nanti tetap ada bagian-bagian yang harus disempurnakan secara ilmiah oleh generasi berikutnya. Tidak apa apa. Tidak menjadi masalah.

Akan tetapi, sebelum membahas tentang penciptaan langit dan bumi, terlebih dahulu saya ingin mengajak pembaca untuk memahami posisi kita di alam semesta yang sangat luas ini.

Seperti kita ketahui, lebih dari 5 miliar manusia hidup di sebuah planet yang bernama Bumi. Bentuknya hampir bulat. Agak pipih di bagian atas yang disebut sebagai Kutub Utara dan juga bagian bawah yang disebut Kutub Selatan. Bumi yang kita tumpangi bersama ini berputar kencang pada dirinya sendiri, dengan kecepatan sekitar 1.669 km per jam, di Equatornya. Namun kita tidak merasakannya, karena kita ikut berputar dalam sebuah kendaraan 'Bumi' yang sangat besar. Kita, bagaikan sedang berada di dalam sebuah pesawat angkasa luar yang berpusing.

Selain itu, Bumi juga mengitari matahari pada jarak sekitar 150 juta km, dengan kecepatan lebih dari 107.000 km per jam. Artinya, kendaraan angkasa luar kita yang bernama 'Bumi' ini sedang melaju, melesat mengembara di angkasa mengitari matahari.

Apa Yang menggerakkan bumi kita ini sehingga terus-menerus bergerak berputar pada dirinya sendiri, sekaligus mengitari matahari? Ternyata, ada sebuah gaya tarik yang sangat dahsyat yang terjadi antara matahari dan bumi, serta benda-benda langit lainnya. Mereka seperti terikat oleh sebuah tali yang tidak tampak, yang diputar-putar melingkar terpusat pada matahari. Pusatnya matahari, di sekelilingnya ada 9 planet, yaitu : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Semuanya mengelilingi Matahari, sebagaimana Bumi.
QS. Luqman (31) : 10
“Dia telah menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kalian lihat, dan dia meletakkan gunung-gunung di bumi supaya bumi tidak Meng-guncangkan kamu dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”

Di planet Merkurius, yang paling dekat dengan Matahari tidak terdapat kehidupan, karena permukaan planetnya demikian panasnya. Bagaikan membara. Sedangkan di Pluto, yang terjauh dari Bumi, juga tidak terdapat kehidupan karena seluruh permukaan planetnya membeku, tertutup oleh es. Namun demikian, di planet-planet selain Bumi juga belum diketemukan kehidupan secara pasti. Apalagi manusia. Hanya di Bumi inilah makhluk yang bernama manusia ini bisa melangsungkan kehidupannya dengan baik. Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Matahari sebagai sumber energi kehidupan.

Kelompok 9 planet yang berpusatkan Matahari itu dinamakan Tatasurya. Ternyata, tatasurya kita ini bukanlah satu satunya tatasurya di alam. semesta. Ada miliaran, bahkan triliunan tatasurya yang terserak di jagad semesta.

Kalau kita ingin mengetahui lebih lanjut, cobalah keluar rumah malam hari. Di tempat yang terbuka dan sedikit gelap arahkan pandangan ke langit. Kalau langit sedang cerah, kita akan bisa melihat bintang-bintang bertaburan di angkasa raya.

Pernahkah kita bayangkan bahwa bintang-bintang itu sebenarnya adalah matahari, seperti matahari yang kita miliki di tatasurya kita. Karena begitu jauhnya jarak Matahari, itu dengan Bumi kita, maka ia kelihatan sangat kecil dan berkedip-kedip. Tapi, sesungguhnya bintang itu adalah matahari. Bahkan banyak yang ukurannya jauh lebih besar dari matahari kita.

Matahari Yang kita miliki ini, diameternya sekitar 200 kali bumi. Isinya adalah gas Hidrogen yang sedang bereaksi secara termonuklir menjadi gas Helium. Sedangkan bintang-bintang itu ada yang besarnya berpuluh kali atau beratus kali dibandingkan dengan besarnya matahari kita. Yang paling besar diketemukan oleh ilmuwan Astronomi adalah bintang Mu-cepe, yaitu sekitar 1.500 kali matahari, alias ratusan ribu kali besarnya bumi yang kita diami!

Begitu besar ukurannya. Tetapi kelihatan demikian kecilnya. Ya, semua itu karena jarak bintang-bintang itu sangat jauh dari bumi. Berapakah jarak bintang yang paling dekat dengan bumi? Informasi Astronomi mengatakan, jaraknya sekitar 8 tahun cahaya. Apakah artinya? Artinya, cahaya saja membutuhkan waktu tempuh 8 tahun untuk menuju bintang yang paling dekat itu. Jadi berapa kilometer ? Tinggal hitung saja.

Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik. Jadi kalau cahaya membutuhkan waktu 8 tahun untuk sampai ke bintang itu, berarti jaraknya adalah 8 th x 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik x 300.000 km = 75.686.400.000.000 km atau sekitar 75 triliun kilometer. Sungguh jarak yang tidak pernah terbayangkan dalam kehidupan kita!

Bisakah kita pergi ke sana? Di atas kertas, mungkin saja. Tetapi, memakan waktu berapa lama? Marilah kita hitung. Semuanya bergantung pesawat yang kita gunakan. Andaikan saja kita naik pesawat, ulang alik seperti Challenger atau Columbia Ya berkecepatan 20 ribu km per jam. Berapa lama kita akan sampai di bintang tersebut?

Sehari, sebulan, setahun, sepuluh tahun, seratus tahun. Kita mati di tengah jalan, ternyata kita belum sampai di bintang yang paling dekat itu. Setelah 428 tahun kemudian, barulah kita sampai di sana. Kita membutuhkan 5 - 6 generasi untuk sampai di sana. Subbanallaah...

Padahal, tadi saya katakan, jumlah bintang di alam semesta ini triliunan. Setiap 100 miliar bintang membentuk gugusan yang disebut galaksi. Gugusan bintang yang kita tempati ini bernama galaksi Bimasakti. Di sebelah Bimasakti ada galaksi Andromeda, dan seterusnya, ada miliaran galaksi di jagad semesta ini. Dan, yang lebih dahsyat lagi, setiap 100 miliar galaksi membentuk gugusan galaksi yang disebut Superkluster. Dan seterusnya, jagad semesta ini belum diketahui batasnya.

Berapakah jarak gugusan bintang bintang itu? Bermacam macam. Ada yang berjarak 100 tahun cahaya. Artinya cahaya saja membutuhkan waktu 100 tahun. Ada yang 1000 tahun cahaya. Ada juga yang 1 juta tahun cahaya. Dan yang paling jauh, diketemukan oleh ilmuwan Jepang, berjarak 10 miliar tahun cahaya.

Ya, cahaya saja membutuhkan waktu 10 miliar tahun. Apalagi kita. Usia kita tidak ada artinya apa-apa dibandingkan kebesaran alam semesta ini.

Bahkan planet bumi yang kita tinggali bersama miliaran manusia ini juga tidak ada apa-apanya. Bumi bagaikan sebuah debu di hamparan Jagad ‘Padang Pasir’ Semesta. Di atas bumi yang bagaikan debu itulah miliaran manusia hidup dengan segala aktifitas dan kesombongannya! Masya Allah, sungguh begitu kecil kita, dan luar biasa dahsyat Sang Maha Perkasa...

Lantas bagaimana kita membayangkan Keperkasaan Allah yang menciptakan hamparan jagad semesta itu? Disinilah Allah memperkenalkan Dirinya lewat ciptaanNya yang benama Langit dan Bumi. Dan kita dipancingNya untuk memahami itu lewat firmanNya di QS. Ali Imran 190 191.

Ada lagi yang sangat unik ketika kita mengamati bintang bintang di angkasa. Sebagaimana telah saya sampaikan di muka, bahwa bintang-bintang yang bertaburan itu jaraknya sangat beragam, mulai dari matahari yang jaraknya 8 menit cahaya, bintang yang berjarak 8 tahun cahaya, sampai yang berjarak 10 miliar tahun cahaya.

Pernahkah Anda bayangkan, bahwa matahari yang kita lihat setiap pagi itu adalah matahari 8 menit yang lalu? Bukan matahari yang sekarang! Kenapa demikian? Ya, karena sinar matahari memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi, yang berjarak 150 juta km dari matahari. Berarti, matahari yang kita lihat pada saat itu adalah matahari 8 menit yang lalu! Aneh bukan?

Begitu juga ketika kita melihat kepada bintang yang berjarak 8 tahun cahaya. Bintang yang sedang kita amati itu bukanlah bintang saat ini, melainkan bintang pada saat 8 tahun yang lalu. Karena, sinar yang sampai di mata kita itu adalah sinar yang sudah melakukan perjalanan sejauh 8 tahun cahaya. Bukankah sinar butuh waktu untuk menempuh jarak?

Tidak berbeda dengan bintang-bintang yang berjarak lebih jauh lagi. Kalau kita sedang mengamati bintang berjarak 100 juta tahun cahaya, maka sebenarnya bintang yang sedang kita amati itu adalah kondisi 100 juta tahun yang lalu!

Jadi, kalau malam-malam kita sedang mengamati langit, sebenarnya kita bukan melihat langit yang sekarang saja. Tetapi pada saat yang bersamaan sedang melihat langit sekarang, langit 1000 tahun yang lalu, langit 1 juta tahun yang lalu, dan bahkan langit 10 Miliar tahun yang lalu ... ! Masya Allah, kita jadi merasa aneh dengan alam kita sendiri.

Lebih jauh, kalau kita ingin memahami kedahsyatan ciptaan Allah di alam semesta, marilah kita baca ayat berikut ini.

QS. Al Anbiyaa 30,
“Apakah orang-orang kafir itu tidak tahu bahwa langit dan bumi itu dulunya padu, lalu Kami pisahkan keduanya dengan kekuatan, dan Kami jadikan dari air setiap yang hidup, apakah mereka tidak percaya?”

Ayat di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa alam semesta yang luar biasa besarnya itu dulunya satu, alias berimpit. Dikatakan bahwa langit yang berupa ruang angkasa dan bumi itu pernah tidak terpisahkan. Lantas, pada suatu ketika Allah memisahkan keduanya dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Sehingga jadilah alam semesta seperti yang kita lihat sekarang.

Tetapi, sekali lagi, pemahaman yang baik baru bisa kita peroleh kalau kita melakukan pengamatan terhadap alam semesta dalam kegiatan empiris atau ilmu pengetahuan. Baik secara langsung maupun lewat informasi Astronomi.

Bagaimana mungkin kita bisa memahami bahwa langit dan bumi itu dulunya padu, kalau kita tidak mempelajari ilmu Astronomi. Firman Allah ini ternyata memang bisa kita pahami setelah kita membaca teori Big Bang alias teori ‘Ledakan Besar’.

Dalam teori tentang penciptaan alam semesta itu dikatakan bahwa langit dan bumi itu memang dulunya padu. Bagaimana kesimpulan itu diperoleh? Ternyata, dalam pengamatan teleskop Hubble, diketahui bahwa berbagai benda langit seperti planet, matahari, dan bintang-bintang semuanya sedang bergerak menjauh.

Kita melihat ke atas, benda-benda langit menjauh. Melihat ke ‘bawah’ di balik bumi benda-benda langit tersebut juga menjauh. Melihat ke kiri kanan, muka belakang, semua benda langit sedang menjauh. Apakah artinya?

Artinya, karena benda-benda langit itu kini sedang bergerak saling menjauhi ke segala arah, maka mestinya dulu, benda benda itu saling dekat. Lebih dulu lagi, benda-benda itu semakin dekat. Dan pada suatu ketika, miliaran tahun yang lalu, semua benda langit tersebut berkumpul di suatu titik yang sama, alias padu dan berimpit. Persis seperti yang dikatakan Al Quran.
Nah, dari hipotesa itulah, disusun sebuah teori yang disebut teori ‘Big Bang’. Teori itu mengatakan bahwa seluruh material dan energi alam semesta ini dulunya termampatkan ke dalam suatu ‘Titik’ di pusat alam semesta. Demikian Pula ruang dan waktu, semuanya dikompres ke dalam sebuah ‘Titik’ yang menjadi cikal bakal alam semesta, yang disebut sebagai Sop Kosmos.

Sop Kosmos itu, sangat tidak stabil karena mengandung energi, material, ruang, dan waktu yang demikian besarnya, sehingga akhimya meledak dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Ledakan itu telah melontarkan material, energi, ruang dan waktu ke segala penjuru alam semesta hingga kini. Usianya sudah mencapai sekitar 12 miliar tahun.

Dalam kurun waktu sekitar 12 miliar tahun itulah tercipta benda benda langit secara berangsur-angsur. Mulai dari gugusan bintang bintang, matahari, planet-planet, dan bulan. Termasuk Bumi yang kita huni ini. Dipekirakan usia Bumi kita sekitar 5 miliar tahun.

Dan kemudian, di bumi yang semakin mendingin itu diciptakanlah kehidupan lewat sebuah proses evolusi kehidupan dari makhluk yang berderajat rendah satu sel sampai yang berderajat tinggi seperti manusia. Kehidupan pertama, oleh Allah dimulai dari perairan dari jenis ikan-ikanan, yang kemudian beralih ke daratan lewat proses kehidupan ampibi dan jenis hewan reptilia.

QS. Al Anbiyaa : 30
“…dan Kami jadikan dari air (permulaan) semua makhluk bidup …”

Sedangkan kehidupan manusia modern diperkirakan baru sekitar 50 ribu tahun yang lalu, berdasarkan fosil Cro Magnon yang ditemukan di daerah Timur Tengah. Fosil-fosil manusia modem inilah yang diperkirakan sejaman dengan kehidupan Nabi Adam As.

Kalau hipotesa ini memang benar, maka berarti usia kehidupan manusia ini dibandingakn dengan usia alam semesta sangatlah sebentar. Usia alam semesta sudah sekitar 12 miliar tahun, sedangkan usia peradaban manusia baru sekitar 50 ribu tahun.

Nah, jadi kembali kepada kata kunci yang pertama dalam QS. Ali Imran 190-191, kita kini memahami betapa dahsyat informasi yang terkandung dalam kalimat: “...inna fii khalqis samaawaati wal ardli...”

Rasulullah saw bisa memahami makna kalimat tersebut tanpa harus belajar ilmu Astronomi. Kenapa bisa demikian? Ada dua hal yang menjadi penyebabnya. yang pertama, setiap kali Allah menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad, Allah langsung memasukkan makna wahyu itu ke dalam kalbu beliau. Wahyu tidak turun ke nabi melalui otak beliau, melainkan langsung ke dalam hati. Jadi, seperti ada sebuah tayangan video yang diputar di hadapan beliau, sehingga beliau langsung bisa memahami seluruh makna wahyu itu. yang kedua, harus diingat bahwa wahyu tersebut turun kepada Rasulullah pada periode Madinah. Artinya, Rasulullah sudah mengalami perjalanan Isra' Mi'raj. Jadi beliau telah mengalami sendiri perjalanan mengarungi jagad semesta. Maka, ketika menerima wahyu tersebut beliau bagaikan sedang 'bernostalgia' melakukan perjalanan Isra' Mi'raj. Sungguh tergambar secara nyata makna dari firman Allah tentang penciptaan langit dan bumi.

Maka tidak heranlah kita, Rasulullah tak mampu membendung air matanya ketika menerima wahyu tersebut. Gemetar seluruh jiwa raganya mengingat Kebesaran Allah di alam semesta. Dirinya menjadi begitu kecil dan tak berarti di hadapan Allah, Dzat Sang Maha Perkasa...

http://f4tah.blogspot.com/2010/11/penciptaan-langit-dan-bumi.html
 
---------------
Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud , Subuh dan Dhuha
BUKTI KEILMIAHAN AL-QURAN : PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Bismillahir-Rahmanir-Rahim .. Tidak layak seorang muslim beranggapan bahwa ada Kitab yang lebih baik daripada Al-Qur`an. Dengan beriman kepada Al-Qur`an, maka seorang muslim dituntut untuk menolak segala paham yang bertentangan dengan Al-Qur`an.

Paham-paham tersebut antara lain adalah paham Darwinisme, komunisme, atheisme, liberalisme, sekulerisme, dan materialisme. Karena semua paham tersebut sama sekali tidak ilmiah. Tidak pernah ada bukti ilmiah bahwa manusia ini berasal dari kera. Tidak pernah ada bukti ilmiah bahwa dunia ini tercipta dengan sendirinya atau terjadi secara kebetulan.

Sungguh tidak masuk di akal apabila desain yang demikian kompleks ini tercipta tanpa adanya Designer yang Mahabijaksana. Untuk membuat helikopter saja diperlukan rancangan cerdas dari para pakar yang cerdas. Apalagi untuk membuat seekor lalat atau seekor capung yang tentunya lebih canggih daripada helikopter.

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA ..
Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-An’am: 101)
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Q.S. Adz-Dzariyat: 47)
Pada tahun 1929, A.E. Hubble seorang astronom berkebangsaan Amerika menghadirkan sebuah penemuan besar. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia mendapati cahaya dari bintang-bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi merah. Hal ini berarti, bintang tersebut menjauh dari tempat observasi. Artinya bintang menjauhi bumi secara tetap.
Sebelumnya ia juga mendapati bahwa galaksi-galaksi dan bintang-bintang bergerak saling menjauh satu dengan yang lainnya. Ini menjelaskan bahwa ternyata alam semesta ternyata meluas “tidak statis" sebagaimana diklaim oleh kaum atheis. Alam semesta yang meluas ini menunjukkan bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur dalam hal waktu, maka didapati bahwa alam semesta berasal dari "titik tunggal".

Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini, mengandung pengertian semua zat atau materi yang ada di alam semesta, mempunyai volume nol dan kerapatan tak terbatas. Alam semesta tercipta melalui ledakan titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan luar biasa dahsyatnya yang disebut
Ledakan Dahsyat (Big Bang) ini menandai dimulainya alam semesta. Adapun yang dimaksud dengan "volume nol" adalah ketiadaan.

Ini adalah bukti bahwa agama Islam bukanlah takhyul. Sebab keyaqinan bahwa alam semesta itu diciptakan oleh Allah dapat dijelaskan secara ilmiah. Justeru teori yang mengatakan bahwa alam semesta ini tidak diciptakan itulah yang merupakan kepercayaan takhyul yang tidak logis, tidak masuk aqal, tidak ilmiah, jahil, sesat.

Jika tidak diatur oleh Allah, mana mungkin sebuah ledakan dahsyat dapat menghasilkan tatanan yang teratur seperti yang kita lihat pada alam semesta. Sebagaimana kita ketahui, setiap ledakan itu hanya menghasilkan kekacau-balauan. Tidak mungkin ledakan dinamit menghasilkan bangunan megah yang kokoh dan indah.

Tanpa Kekuasaan Allah, tentu zat-zat itu akan berhamburan tanpa kontrol. Tetapi pada kenyataannya, setelah peristiwa Big Bang, zat-zat itu bergerak dengan kecepatan dan arah yang sangat terkendali. Tentu saja Allah Yang telah menahan zat-zat tersebut agar tidak berhamburan tanpa kendali.

PERJALANAN GUNUNG ..
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An Naml: 88)
Pada tahun 1980, teori Alfred Wegner tentang pergerakan benua (continental drift) dibenarkan para ilmuwan. Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama dan beberapa lempengan kecil.
Menurut teori yang disebut lempengan tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1-5 cm per tahun. Lempengan-lempengan itu terus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun misalnya, Samudera Atlantik menjadi sedikit lebih lebar.

PEMBENTUKAN HUJAN ..
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.S. Al-Hijr: 22)
Ternyata angin tidak hanya mengawinkan tumbuh-tumbuhan. Tetapi juga membantu proses terjadinya hujan.
Di atas permukaan laut dan samudera gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil (aerosol) dengan diameter 1/100 milimeter. Aerosol bercampur dengan debu-debu daratan yang terbawa oleh angin. Selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer.

Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun disekeliling partikel-partikel ini dan berubah jadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air berkumpul membentuk awan dan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Angin mengawinkan uap air dengan partikel-partikel aeoroso yang dibawanya.

PEMBAGIAN HUJAN ..
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (Az Zukhruf:11)
Setiap detik 16 juta ton air menguap dari bumi atau 513 trilyun air per tahun. Angka ini sesuai dengan jumlah air yang jatuh ke bumi tiap tahun. Dan hal ini terus terjadi tanpa berubah. Jika setiap tahun terjadi perubahan 0,1% saja, maka kehidupan di bumi akan berakhir.

PEMBATAS DUA LAUTAN ..
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. (Ar Rahman: 19-20)
Ahli kelautan telah menemukan bahwa dua luatan yang berbeda tidak akan menyatu disebabkan adanya perbedaan masa jenis air.

JENIS KELAMIN BAYI ..
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan. (An Najm:45-46)
Cabang ilmu genetika dan biologi molekuler membenarkan hal ini. Kromosom menentukan jenis kelamin bayi. 2 Dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia, diketahui sebagai kromosom jenis kelamin. Dua kromosom ini adalah XY pada laki-laki dan XX pada wanita.

Kromosom Y membawa gen yang mengkode sifat laki-laki, dan kromosom X membawa gen yang mengkode sifat perempuan. Pada perempuan kedua komponen sel kelamin yang terbelah menjadi dua selama ovulasi membawa kromosom X. Sebaliknya sel kelamin laki-laki menghasilkan dua sperma yang berbeda. Satu mengandung kromosom X dan yang lain mengandung kromosom Y.

Jika semua kromosom X dari wanita bergabung dengan sebuah sperma yang mengandung kromosom X, maka bayi tersebut adalah perempuan. Jika bertemu dengan sperma yang mengandung kromosom Y, maka bayi tersebut adalah laki-laki. Jadi jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom laki-laki yang bergabung dengan sel telur perempuan.

Hal-hal yang sudah disebutkan diatas mungkin tidak diketemukan pada kitab-kitab lain. Galileo Galilei dan Copernicus adalah dua contoh korban dari kebodohan Gereja. Maka para ilmuwan berpendapat bahwa dengan mendekati agama, manusia akan mengalami kegelapan. Padahal bukan agama yang perlu dijauhi, tetapi agama yang bathil itulah yang perlu dijauhi.

Sedangkan dengan mendekati agama yang shahih, maka kita akan mendapatkan pencerahan di dunia dan di akhirat. Hanya dengan mendekati Islam dan mengkaji Al-Qur`an serta menerapkan ajaran dari agama yang shahih inilah, ummat manusia akan berjalan menuju kejayaan (al-falah)
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Subhanallah & Semoga Bermanfaat )

https://www.facebook.com/permalink.php?id=507751389268034&story_fbid=732937720082732

--------------

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MELALUI LEDAKAN DAHSYAT

Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.

     Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.

     Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. Berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel
 
Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai kondisi awal alam semesta, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis ledakan dahsyat.

     Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun 1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis alternatif "keadaan tetap" bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif, namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan dahsyat haruslah pernah terjadi.

 Firman Allah dalam Al-qur'an:
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Qur’an Surat Al-Anbiya’ : 30)

Ayat tersebut cocok dengan teori Big Bang. Bahwa langit dan bumi (alam semesta) pada mulanya adalah satu padu, lalu terpisah. Bila dikaitkan dengan teori Big Bang, pemisahan tersebut adalah melalui ledakan dahsyat.

Mau lihat video ilustrasi bigbang klik disini
 
http://luarbiasamya.blogspot.com/2012/11/penciptaan-alam-semesta-melalui-ledakan.html

----------------

Kisah Penciptaan Langit Dan Bumi

Selama ini kita memahami Kejadian 1:1-31 sebagai kisah penciptaan dunia, bahkan banyak yang hanya memahaminya sebagai kisah penciptaan bumi dan isinya. Bumi adalah tempat manusia tinggal. Dunia adalah alam semesta. Langit adalah kubah yang kelihatan ketika manusia menatap angkasa. Mari kita mempelajarinya sekali lagi dengan membuang semua prasangka dan melihat apa yang kita pahami darinya kali ini.
Kisah Penciptaan Sorga dan Dunia

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kejadian 1:1

Ini adalah kisah penciptaan sorga dan dunia. Bukan hanya penciptaan bumi, bukan hanya penciptaan dunia namun kisah penciptaan sorga dan dunia.

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Kejadian 1:2

Belum berbentuk bisa berarti belum ada namun bisa juga berarti belum berbentuk seperti sekarang. Kosong bisa berarti tidak ada namun bisa juga berarti belum diisi. Dunia belum berbentuk dan kosong artinya pekerjaan penciptaan dunia belum dimulai. Walaupun pekerjaan penciptaan belum di mulai, namun saat itu sudah ada tiga keberadaan yaitu: Gelap, Samudera dan Roh Allah. Ketiga-Nya bukan ciptaan karena sudah ada sebelum penciptaan dimulai.
Hari Pertama - Jadilah Terang

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Kejadian 1:3

Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Kejadian 1:4

Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Kejadian 1:5


Allah menciptakan Terang hanya dengan berfirman, menyatakan kehendak-Nya. Dia lalu memisahkan Terang dari Gelap. Gelap bukan ciptaan karena sudah ada sebelum pekerjaan penciptaan dimulai. Allah lalu menamai Terang itu Siang dan Gelap itu Malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Terang = Siang
Gelap = Malam

Hari Kedua - Batas Air Adalah Sorga
Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Kejadian 1:6

Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Kejadian 1:7

Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Kejadian 1:8

Cakrawala (ra•ki•a') tidak tercipta hanya dengan berfirman namun dijadikan. Setelah menyatakan yang dikehendaki-Nya, Allah lalu menjadikan apa yang dikehendaki-Nya itu. Allah tidak menciptakan Air sebab Air sudah ada sebelum pekerjaan penciptaan dimulai. Allah menamai cakrawala itu Sorga (sha•ma•yim). Sorga memisahkan Air dari Air sehingga ada Air di atas Sorga dan ada Air di bawah Sorga. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

Hari Ketiga - Air dan Bumi Adalah Allah
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat,  sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Kejadian 1:9

Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:10

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Kejadian 1:11

Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:12

Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. Kejadian 1:13

Ketika memisahkan air dari bagian yang kering, Allah hanya perlu menyatakan kehendak-Nya dengan berfirman, Dia tidak perlu melakukan pekerjaan yang dikehendaki-Nya tersebut. Air itu merespon kehendak Allah. Tidak semua Air dipisahkan dari bagian yang kering, hanya Air yang ada di bawah Sorga. Allah menamai yang kering itu Darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya Laut. Sekarang kita tahu bahwa Allah tidak menciptakan daratan karena pada mulanya daratan itu ada bersama-sama Air dan Air sudah ada sebelu pekerjaan penciptaan dimulai.

Sama seperti Air, Tanah juga langsung merespon kehendak Allah dengan menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji, begitu Allah menyatakan kehendak-Nya. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Hari Keempat - Allah dan Firman
Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala sorga untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, Kejadian 1:14

dan sebagai penerang pada cakrawala sorga biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah  demikian. Kejadian 1:15

Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Kejadian 1:16

Allah menaruh semuanya itu di cakrawala sorga untuk menerangi bumi, Kejadian 1:17

dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian Kejadian 1:18


Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. Kejadian 1:19


Kata "benda-benda" dan "benda" di dalam Kejadian 1:14-15,17 sama sekali tidak ada di dalam bahasa aslinya. Kata "cakrawala" di dalam di dalam ayat-ayat tersebut diterjemahkan dari dua kata yaitu: Raqiya yang artinya cakrawala dan Shamayim yang artinya sorga. Dengan demikian, maka terjemahan yang tepat dari frasa: bir•ki•a' ha•sha•ma•yim adalah cakrawala di Sorga. Kata memisahkan di dalam ayat-ayat tersebut di atas diterjemahkan dari kata Ibrani badal (baw-dal'), kata kerja artinya memisahkan; memecah; membedakan. Setelah membenahi terjemahan ayat-ayat tersebut di atas maka kita akan memahaminya dengan makna yang berbeda dari yang selama ini kita pahami. Setelah membenahi terjemahan ayat-ayat tersebut di atas maka kita akan memahaminya dengan makna yang berbeda dari yang selama ini kita pahami.

Siang adalah nama untuk Terang yang diciptakan oleh Allah pada hari pertama. Malam adalah nama yang diberikan kepada Gelap yang sudah ada sebelum penciptaan. Pada Kejadian 1:4 Terang itu sudah dipisahkan dari Gelap. Apabila kita menerjemahkan kata badal (baw-dal') di dalam Kejadian 1:4 sebagai memisahkan, maka kata tersebut di dalam Kejadian 1:14,18 harus diterjemahkan sebagai membedakan sebab yang sudah dipisahkan mustahil dipisahkan lagi. Apabila di Kejadian 1:4 diterjemahkan membedakan, maka di Kejadian 1:14,18 harus dipahami sebagai memisahkan. Menurut saya, kata badal (baw-dal') di dalam Kejadian 1:4 lebih tetpat dipahami sebagai membedakan sementara di dalam Kejadian 1:14,18 harus dipahami sebagai memisahkan.

Penerang Besar berkuasa atas Terang alias Siang. Penerang Kecil berkuasa atas Gelap alias Malam. Selain menciptakan kedua Penerang itu Allah juga menciptakan bintang-bintang. Kedua Penerang itu tidak tercipta hanya dengan berfirman namun dijadikan oleh Allah setelah Dia menyatakan kehendak-Nya. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

Siang = Terang
Malam = Gelap

Hari Kelima - Burung-Burung Di Sorga
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi dan di atas cakrawala sorga." Kejadian 1:20

Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:21

Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Kejadian 1:22

Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. Kejadian 1:23


Kata "melintasi" di dalam Kejadian 1:20 diterjemahkan dari kata Ibrani "al" yang artinya: di atas. Kata cakrawala diterjemahkan dari frasa Ibrani re•ki•a' ha•sha•ma•yim yang artinya cakrawala sorga. Setelah membenahi terjemahannya, maka kita dapat memahami ayat-ayat tersebut di atas sebagai berikut:

Ada tiga jenis binatang yang diciptakan oleh Allah pada hari ini yaitu:

1.    binatang-binatang laut yang besar
2.    Segala makluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air
3.    Segala burung bersayap

Setelah memberkati semuanya Allah memberi mandat agar semua ciptaan-Nya yang di bumi berkembang biak, itu berarti burung-burung bersayap di cakrawala sorga tidak berkembang biak. Semuanya itu tidak tercipta hanya dengan berfirman namun diciptakan oleh Allah setelah Dia menyatakan kehendak-Nya. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.

Hari Keenam - Gambar & Rupa KITA bukan GAMBAR-Nya
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Kejadian 1:24

Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:25

Berbeda dengan ketika menciptakan berbagai macam tanaman, kali ini bumi sama sekali tidak merespon ketika Allah menyatakan kehendak-Nya. Maka Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi.   

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Kejadian 1:26


Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah  diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1:27

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Kejadian 1:28

Allah yang menciptakan Sorga dan Dunia serta segala isinya tidak sendirian. Kita mengetahui hal itu ketika salah satu Allah mengajak Allah yang lain untuk menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Mereka. Allah lalu menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, pertama-tama diciptakannya dia lalu diciptakannya mereka laki-laki dan perempuan.

Yang dikehendaki oleh Allah adalah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Mereka sementara yang diciptakan oleh Allah adalah manusia menurut gambar-Nya. Itu berarti ketika diciptakan manusia belum sempurna karena baru menurut gambar-Nya belum menurut gambar dan rupa Mereka.

Setelah diciptakan Allah lalu memberi mandat kepada mereka, bukan dia. Kepada mereka artinya kepada semua manusia. Mandat itu adalah:

1.    Beranakcucu
2.    Memenuhi dunia
3.    Menaklukkan dunia
4.    Berkuasa atas semua binatang di dunia

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Kejadian 1:29

Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Kejadian 1:30

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31

Allah lalu menetapkan apa yang boleh di makan oleh manusia dan binatang-bintang di dunia. Yang boleh di makan manusia hanya tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Yang boleh dimakan binatang hanya tumbuh-tumbuhan hijau.
Hari Ketujuh - Berhenti Dari Segala Pekerjaan Penciptaan

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Kejadian 2:1

Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:2

Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:3

Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Kejadian 2:4a

Pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya. Dia lalu memberkati hati ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah diselesaikan sorga dan dunia dan segala isinya.

Pertanyaan dan Jawaban

1.    Gelap dan Samudera serta Roh Allah sudah ada sebelum pekerjaan penciptaan di mulai. Apakah ketiga-Nya adalah Sang Pencipta?


Benar! Gelap dan Samudera alias Air serta Roh Allah adalah Sang Pencipta.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah  dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:1

Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Yohanes 1:2


Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Yohanes 1:3


Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Yohanes 1:4

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Yohanes 1:5

Alkitab mengajarkan bahwa yang ada sebelum penciptaan adalah Sang Pencipta. Dengan membandingkan Kejadian 1:3-5 dengan Yohanes 1:1-5 kita dapat menarik kesimpulan bahwa Gelap dan Terang di dalam Kejadian 1:3-5 adalah Gelap di dalam Yohanes 1:4-5. Dengan membandingkan Kejadian 1:14-18 dan Yohanes 1:1-5 maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa Terang Besar adalah Allah (Theos) sementara Terang Kecil adalah Firman (Logos).

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes 1:14

Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Yohanes 1:18

Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air,  telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Yohanes 1:33

Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah." Yohanes 1:34

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Kejadian 1:2


Kata "menutupi" dan kata "di atas" dalam Kejadian 1:2 diterjemahkan dari kata Ibrani yang sama yaitu "Al" yang artinya "di atas". Karena Gelap dan Roh Allah sama-sama ada di atas Samudera alias Air, bukankah itu berarti Kedua-Nya ada di pangkuan Bapa alias Samudera alias Air?

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Wahyu 22:1

Sorga adalah batas Air. Sorga membatasi Air yang di atas dan yang di bawah. Air yang ada di Sorga mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.

2.    Anda mengajarkan bahwa Air adalah Bapa. Allah memisahkan Air di atas dan Air di bawah dengan Sorga. Ketika Allah menghendaki Air di bawah berkumpul pada suatu tempat, maka Air menanggapi-Nya sehingga nampaklah bagian kering yang lalu dinamakan darat atau bumi. Ketika Allah menghendaki berbagai tumbuhan, maka bumi menanggapi-Nya dengan menumbuhkan berbagai tumbuhan. Apabila yang anda ajarkan benar, bukankah itu berarti laut dan bumi adalah Bapa? Bukankah itu berarti air dan bumi hidup? Bukankah itu berarti penyembahan alam adalah bentuk penyembahan kepada Bapa?

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Yohanes 4:21 

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yohanes 4:23

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."Yohanes 4:24

Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Wahyu 21:22

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Wahyu 22:1

Anda salah. Bukan saya namun Alkitablah yang mengajarkan bahwa Air adalah Bapa. Saya hanya menunjukkan apa yang tercatat di dalam Alkitab. Pada hari ketiga, Air dan Bumi memang merespon kehendak Allah. Namun pada hari ke lima dan keenam, air dan bumi tidak merespon kehendak Allah sama sekali. Setelah hari kelima, kehidupan mengalir dari Allah.

Menyembah alam bukan menyembah Allah apalagi menyembah Bapa karena Bapa menghendaki agar kita menyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran. Roh adalah Allah dan kebenaran adalah Tuhan Yesus. Menyembah Bapa dalam Roh dan Kebenaran berarti menyembah Allah dan Tuhan Yesus. Tentang alam, yang Bapa kehendaki dari kita adalah mengusahakannya, bukan menyembahnya.

Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya, semuanya adalah kesia-siaan, pekerjaan yang menjadi buah ejekan, dan yang akan binasa pada waktu dihukum. Yeremia 10:14-15

Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat." Yeremia 10:3-5

Apakah gunanya patung pahatan, yang dipahat oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta itu? Karena pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala bisu belaka yang dibuatnya. Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: "Terjagalah!" dan kepada sebuah batu bisu: "Bangunlah!" Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama sekali di dalamnya. Habakuk 2:18-19


Ayat-ayat tersebut di atas memberi jaminan kepada kita bahwa Bapa tidak tinggal di dalam alam dan benda-benda yang berasal dari alam. Penyembahan benda-benda dan alam adalah penyembahan berhala.

3.    Apakah bintang-bintang di dalam Kejadian 1:16 adalah malaikat-malaikat?

Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat." Wahyu 1:20

"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Wahyu 2:1


Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Wahyu 3:1

pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Ayub 38:7


Untuk sementara kita dapat menarik kesimpulan bahwa bintang-bintang di dalam Kejadian 1:16 adalah malaikat. Bila saatnya tiba kita akan mempelajari apa yang diajarkan oleh Alkitab tentang malaikat.

4.    Anda mengajarkan bahwa selain yang di atas bumi Allah juga menciptakan burung-burung bersayap yang terbang di angkasa Sorga. Apa yang anda maksudkan dengan burung-burung sorga itu?

Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Yesaya 6:1


Para Serafim
berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Yesaya 6:2


Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Yesaya 6:3

Pada kerub-kerub itu tampak yang menyerupai tangan manusia di bawah sayap mereka. Yehezkiel 10:8 


Aku melihat, sungguh, di samping kerub-kerub itu terdapat empat roda, satu roda di samping seorang kerub, dan roda-roda ini kelihatannya seperti kilauan permata pirus. Yehezkiel 10:9 

Kelihatannya keempatnya adalah serupa, seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah yang lain. Yehezkiel 10:10 

Kalau mereka berjalan mereka dapat menuju keempat jurusan tanpa berbalik kalau berjalan; karena tempat mana yang dituju oleh yang di muka, ke situlah pergi yang lain-lain, tanpa berbalik kalau berjalan. Yehezkiel 10:11 

Seluruh badan mereka, punggungnya, tangannya, sayapnya, dan roda-rodanya penuh dengan mata sekelilingnya, ya, roda-roda mereka berempat juga. Yehezkiel 10:12 


Aku dengar bahwa roda-rodanya disebut "puting beliung". Yehezkiel 10:13 

Masing-masing mempunyai empat muka: muka yang pertama ialah muka kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga ialah muka singa dan yang keempat ialah muka rajawali. Yehezkiel 10:14 


Kerub-kerub itu naik ke atas. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di tepi sungai Kebar. Yehezkiel 10:15 

Kalau kerub-kerub itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; kalau kerub-kerub itu mengangkat sayapnya untuk terbang dari tanah, roda-roda itu tidak bergerak dari samping mereka. Yehezkiel 10:16 

Kalau kerub-kerub itu berhenti, roda-roda itu berhenti, kalau kerub-kerub itu naik ke atas, roda-roda itu sama-sama naik dengan mereka; sebab roh makhluk-makhluk hidup itu ialah di dalam roda-roda itu. Yehezkiel 10:17 

Sekali lagi, bukan saya namun Alkitab yang mengajarkan hal itu. Serafim dan Kerub adalah dua jenis makluk di Sorga yang memiliki sayap. Kita dapat menyebut keduanya burung Sorga yang diciptakan pada hari kelima.

5.    Apabila Terang di Kejadian 1:3 dan Kejadian 1:14-18 adalah Allah seperti yang tercatat di dalam Yohanes 1:1-34. Bukankah itu berarti gelap dan terang yang kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari adalah Allah, karena Alkitab sama sekali tidak mencatat kisah penciptaan gelap dan terang?


yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini. Yesaya 45:7

Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Wahyu 21:23

Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Wahyu 22:5

Alkitab memang tidak mencatat kisah penciptaan gelap dan terang dengan gamblang, namun Yesaya 45:7 menyatakan bahwa TUHAN yang menciptakan gelap dan menjadikan terang. Di samping itu, Wahyu 21:23 dan Wahyu 22:5 adalah catatan tentang Sorga. Kedua ayat tersebut dengan gamblang mengajarkan tentang keberadaan terang yang berasal dari matahari, bulan dan lampu. Terang yang berasal dari ketiga benda penerang tersebut adalah terang yang diciptakan Allah menurut Yesaya 45:7.

6.    Bukankah anda mengajarkan bahwa Yesus adalah Gelap? Karena Yesus adalah Gelap, kenapa di dalam Wahyu 21:23 diajarkan bahwa Anak Domba alias Yesus adalah lampunya?

Bukan saya, namun Alkitab yang mengajarkan bahwa Yesus adalah Gelap. Anda harus paham bahwa Gelap dan Terang adalah nama yang diberikan kepada Pencipta agar manusia dapat mengenal dan membedakan-Nya. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan Yang Mahagelap, artinya Tuhan yang mustahil dikenal oleh manusia. Agar dapat dikenali maka Tuhan lalu menciptakan Tuhan Yang Mahaterang.
 
Tuhan Yang Mahaterang adalah Tuhan Yang Mahagelap yang menjadikan diri-Nya dapat dikenali oleh manusia. Ada dua Tuhan yang dapat dikenali oleh manusia. Yang satu dinamai Gelap karena Dia merelakan diri-Nya untuk hidup dalam kegelapan manusia. Yang lain dinamai Terang karena Dia merelakan diri-Nya untuk hidup menerangi manusia dan Gelap yang hidup dalam kegelapan manusia.
Kedua Tuhan itu, Gelap dan Terang bersama-sama menerangi manusia agar mampu mengenal Tuhan Tritunggal yang kita sembah. Itu sebabnya di dalam Kejadian 1:14-18 diajarkan bahwa Gelap maupun Terang adalah Terang yang akan menerangi dunia.

7.    Air adalah Bapa. Bahkan pada zaman langit dan bumi baru serta Yerusalem baru pun manusia tidak melihat-Nya karena dibatasi oleh Sorga. Adakah ayat-ayat Alkitab yang dapat meyakinkan saya bahwa Air alias Bapa itu memang ada?

Apabila anda mempelajari Kejadian 1:1-31 dengan teliti maka anda akan mendapati bahwa setelah penciptaan, Allah menghakimi yang diciptakan oleh Allah itu baik. Namun setelah manusia diciptakan, Allah sama sekali tidak menghakimi yang diciptakan oleh Allah itu baik. Apakah manusia yang diciptakan oleh Allah itu tidak baik sehingga Allah tidak memujinya baik? Apabila Allah memang tidak puas dengan manusia yang diciptakan oleh Allah, mustahil Kejadian 1:31 mencatat bahwa, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.

Allah menghakimi yang diciptakan oleh Allah. Dari Yohanes 1:1-34 kita mengetahui bahwa yang melakukan penciptaan adalah Gelap dan Terang alias firman (Logos). Itu berarti Air alias Bapa sama sekali tidak mencipta karena Dia hanya menyatakan kehendak-Nya. Itu berarti Bapa alias Airlah yang menghakimi apa yang telah diciptakan oleh Allah alias Firman alias Gelap dan Terang.

Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Yohanes 5:30


Ketika di dunia, Yesus Kristus menyakan bahwa Dia tidak melakukan kehendak-Nya sendiri namun kehendak Bapa. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa Dia tidak menghakimi menurut kehendak-Nya sendiri namun kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Itu berarti, Bapa alias Air adalah HAKIM AGUNG di Sorga dan di Dunia.

Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 2 Petrus 3:5


dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. 2 Petrus 3:6


Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. 2 Petrus 3:7

Handai taulan sekalian, ketika anda mengucapkan kata langit, apa yang anda maksudkan? Bukankah yang anda maksudkan adalah kubah yang nampak ketika anda menengadah ke angkasa? Apakah kubah itu ada? Ilmu pengetahuan hingga saat ini belum mengajarkan bahwa kubah yang kita lihat itu sesungguhnya tidak ada! Setelah mempelajari Kejadian 1:1-31 kita tahu bahwa apa yang diterjemahkan sebagai langit oleh Alkitab terjemahan LAI adalah Sorga.

Sorga sudah ada sejak dahulu demikian juga dunia. Sejak dahulu artinya sejak sebelum Tuhan melakukan penciptaan. Bumi berasal dari Air dan oleh Air artinya bumi diciptakan oleh Air dari Air. Kejadian 1:6-13 mencatat kisah Air menciptakan Sorga dan Dunia. Setelah hari keempat, Kedua Penerang itulah yang melanjutkan penciptaan Sorga dan Dunia.

Siapakah yang memusnahkan dunia dengan air bah? Firman (Logos) atau Allah (Theos)? Bukan kedua-Nya namun Air alias Bapa. Air bukan air yang kita lihat sehari-hari karena Air adalah Bapa, Dia adalah HAKIM AGUNG. Dia menghakimi dan menghukum. Tidakkah itu cukup untuk mengajarkan kepada kita bahwa Air adalah Tuhan dan Dia adalah Bapa?

8.    Anda mengajarkan bahwa Allah sama sekali tidak memuji ketika Allah selesai menciptakan manusia. Apakah manusia yang diciptakan oleh Allah itu tidak baik sehingga Allah tidak memujinya baik?


Yang dikehendaki oleh Allah adalah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Mereka sementara yang diciptakan oleh Allah adalah manusia menurut gambar-Nya. Itu berarti ketika diciptakan manusia belum sempurna karena baru menurut gambar-Nya belum menurut gambar dan rupa Mereka. Allah tidak memuji bukan karena tidak baik, namun karena proses penciptaan manusia belum selesai.

Ada tiga proses penciptaan yang harus dilalui oleh manusia sehingga menjadi gambar dan rupa Mereka (Tritunggal). Proses penciptaan pertama adalah diciptakan menurut gambar Anak Manusia (Yesus). Penciptaan kedua adalah diciptakan menurut gambar Anak Allah (Yesus Kristus). Penciptaan ketiga adalah diciptakan menurut gambar Tuhan Allah.
9.    Apa perbedaan Terang dan Gelap di dalam Kejadian 1:5 dan Kejadian 1:14-19?

Di dalam Kejadian 1:3-5, yang diciptakan oleh Allah adalah Terang, kata Terang diterjemahkan dari kata Ibrani owr (Ore), kata benda artinya terang. Gelap dalam ayat-ayat tersebut diterjemahkan dari kata Ibrani  choshek (kho-shek'), kata benda, artinya gelap.

Di dalam Kejadian 1:14 yang diciptakan oleh Allah adalah Penerang, kata itu diterjemahkan dari kata Ibrani  ma'owr (maw-ore), kata benda, artinya Penerang. Penerang di dalam Kejadian 1:14 bukan Terang, sebab Penerang Besar berkuasa atas Terang alias Siang sementara Penerang Kecil berkuasa atas Gelap alias Malam.

Kedua Penerang di dalam Kejadian 1:14 mustahil matahari dan bulan. Kenapa demikian? Karena siang dan malam yang kita alam saat ini bukan sesuatu namun suatu kondisi. Siang adalah kondisi di mana bumi mendapat sinar matahari sementara malam adalah kondisi di mana bumi tidak menerima sinar matahari. Apabila hendak memahami kedua Penerang itu adalah matahari dan bulan maka siang dan malam haruslah sesuatu, bukan kondisi. Di samping itu, kita tahu bahwa bulan tidak selamanya muncul di malam hari. Apabila kedua Penerang itu adalah matahari dan bulan, itu berarti setiap malam harus ada bulan.
__________________ Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

http://www.sabdaspace.org/kisah_penciptaan_langit_dan_bumi

--------------

Dengan adanya keimanan yang tertanam dalam hati, manusia akan mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah sehingga tidak sempat menyombongkan diri. Bahkan manusia akan selalu merendahkan diri, memohon petunjuk dan menerima kritik dari orang lain.

 Sehingga bersihlah jiwanya baik dalam berperilaku maupun dalam beramal zariyah yang pada akhirnya makin meningkatlah rasa taqwanya pada Allah.

 
Sumber Artikel  (wisatapedia.web.id)
Sumber Gambar (dari berbagai sumber)




---------------

Sumber asli ;
https://granadamediatama.wordpress.com/poster/penciptaan-alam-semesta-dalam-al-quran-dan-sains/ 


http://waones-sbm.blogspot.com/2015/03/pemikiran-dan-pandangan-modern-dalam.html


Bila anda akan meng-copy atau memperbanyak bahasan artikel ini, seyogyanya anda tetap mencantumkan sumber pada Sumber asli dan bahan tulisan di atas.


Demikian artikel tentang Dahsyatnya Penciptaan Langit dan Bumi
Semoga bisa menjadi hiburan dan terutama menambah wawasan anda ...

Kembali ke Halaman Utama >>>>
Pemikiran dan Pandangan Modern Dalam ARTIKEL AKHIR ZAMAN


I Hope you like the post. Stay connected for more...


Edit; wawansurya
Sumber utama bahasan;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com

Terima kasih sudah Mau Berkunjung Keblog Ini .. bila ada yang tidak berkenan .... Comment aja ... yah!!!

merchant 
Search Engine

Artikel Menarik Lainnya :



No comments:

Post a Comment