Literatur Modernisasi Dalam Perspektif Islam
Jejak - jejak Fir’aun Abad 21
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai? Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat wal'afiat yahh.. :WA kali ini tidak akan memposting Artikel yang berhubungan dengan Posting dan Gambar Porno :) tetapi WA akan mencoba menshare tentang bahasan mengenai ARTIKEL AKHIR ZAMAN yang disunting dari berbagai sumber dan sumber utama.
Pada pembahasan yang lalu, waones articles telah menyinggung bahasan mengenai Isyarat Global Warming dalam Nubuwat Qur’aniah dan Hadits Rasulullah saw, dan bila anda ingin membaca artikel lainnya yang berhubungan dengan artikel Akhir Zaman, silahkan klik Open dibawah ini dan Klik pada Link judul artikel tersebut.
Selamat membaca !!!
-------------
Klik Open >>>
=========================
--------------------
Edisi Akhir Zaman
-------------
Jejak Fir’aun Abad 21
Al Qur’an baru akan menjadi petunjuk dan pedoman bagi setiap muslim manakala ia meyakini bahwa kisah dan perumpamaan yang Allah berikan ditujukan untuk dirinya, bukan hanya untuk kaum yang hidup di masa lalu. Umar ra. pernah berkata, “ Kaum-kaum itu telah berlalu, dan tidak ada lagi yang dimaksudkan oleh kitabullah itu selain diri kalian”.
Merupakan sunnatullah, bahwa apa yang menimpa dan terjadi pada masa lalu juga akan terjadi di masa yang akan datang. Inilah hukum alam, sunnatullah yang tidak akan berubah dan tidak bergeser. Peristiwa yang lampau bisa hadir kembali dengan nama tempat, tokoh, waktu dan karakter yang berbeda namun memiliki esensi dan susbstansi yang sama.
Sesungguhnya Al Qur’an adalah cahaya dan petunjuk, dan Al Qur’an berisikan permisalan yang bertaburan pada setiap surat dan ayatnya. Kilauan “mutiara permisalan” yang ada di dalamnya seakan-akan hadir dan begitu nyata dalam kehidupan kita. Sehingga bagi orang yang hatinya hidup, pendengarannya tidak tuli dan matanya tidak buta, Allah akan memudahkan baginya untuk mengambil pelajaran.
Salah satu yang Allah sebutkan dalam Al Qur’an adalah kisah Musa dan pergulatannya melawan rezim Fir’aun. Mereka yang senantiasa mentadabburi ayat-ayat tentang kisah Musa akan mendapati isyarat tersembunyi akan hakikat “tatsniah wa zaujiah” ~ hal yang menunjukkan makna dua dan berpasangan. Satu misal Musa berjumpa dengan “dua orang yang berkelahi”, Musa menemui “dua wanita yang hendak mengambil air”, Musa juga menyetujui perjanjian dengan lelaki shalih ~Syu’aib~ untuk mengambil “ajalain” ~ dua pilihan waktu bekerja. Allah juga memberikan “dua tanda ~ burhanani” kepada Musa. Fir’aun dan tentaranya menyebut bahwa Musa dan Harun adalah “dua tukang sihir yang nyata”, kemudian makna “tatsniah” itu ditutup dengan kalimat “Ulâika yu’tauna ajrahum marratain ~ mereka itulah yang akan diberikan ganjaran dua kali lipat.
Jika sedemikian banyak isyarat “tatsniah” yang Allah paparkan dalam kisah tersebut, akankah perjalanan Musa akan terulang untuk yang kedua kalinya ?
Bahkan Kisah perjalanan Musa itu akan terulang untuk yang kedua kalinya !!!!!
Bukti ini semua adalah sebagaimana yang banyak disebutkan dalam kitabullah tentang adanya sunnatullah yang tidak akan berubah dan tidak bergeser. Allah telah menjelaskan bahwa umat-umat terdahulu yang berbuat maksiat dan kemungkaran telah dihancurkan, dan Allah akan menjadikan peristiwa kehancuran mereka sebagai permisalan, dan Allah jadikan permisalan itu bagi generasi setelahnya. Salah satunya adalah dalam surat Az Zukhruf, disebutkan bahwa Fir’aun telah mendustakan Musa, lalu Allah murka kepada Fir’aun atas sikapnya. Apa yang Allah timpakan kepadanya ?
Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran ~Salafan~ dan contoh ~matsalan~ bagi orang-orang yang kemudian. (QS. Az Zukhruf : 55-56)
Ayat di atas menegaskan bahwa Fir’aun dan seluruh pasukannya yang ditenggelamkan adalah salafan (umat yang terdahulu), kelak akan muncul di belakang mereka umat lain ~khalafan~ yang juga akan mengalami hal serupa. Tentang ayat di atas, Imam Asy Syaukani berkata dalam Fathul Qadir, “(yang dimaksud dengan) wa matsalan lil âkhirîn adalah menjadi ibrah dan pelajaran bagi orang yang setelahnya, atau akan ada kisah ajaib yang terjadi persis sebagaimana kisah (Fir’aun yang ditenggelamkan).
Beberapa analisa di bawah ini diyakini oleh penulis (Syaikh Shalahuddin Abu Arafah) bahwa fenomena Fir’aun dan Musa tengah berlangsung di hadapan kita :
Fir’aun bukanlah nama orang. Ia sebuah gelar yang dimiliki seorang penguasa Mesir. Fir’aun memiliki makna “Al Baitul Kabir mabniun minal Hajar Al Abyadh, RUMAH BESAR yang terbuat dari BATU PUTIH”. Sebuah kalimat yang lebih mudah diingat dengan kata “GEDUNG PUTIH”. Jika sejarah mengenal tokoh pembantai yang bernama Ramses I dan II, saat ini dunia menyaksikan Bush I dan II, penguasa GEDUNG PUTIH yang banyak melakukan pendzaliman terhadap umat islam.
Sejarah juga mencatat tokoh Musa bin Imran, seorang pemuda bertubuh jangkung, berjalan dengan tongkat, seakan-akan ia berasal dari Bani Syanu’ah –sebuah kabilah yang berada di selatan Yaman. Musa –yang di saat kecil pernah diasuh oleh Fir’aun – kini datang ke Mesir untuk membebaskan kaumnya dari cengkraman kedzaliman Fir’aun. Dalam perjuangan membebaskan kaumnya, Musa bergerak dengan “caranya sendiri”. Ia melihat bahwa kalimat santun dan dakwah yang lemah lembut tidak sedikitpun membuat Fir’aun sadar.
Dengan segala kesombongan dan keangkuhannya, Fir’aun mengerahkan seluruh tukang sihirnya. Senjata Tongkat dan Tali menjadi andalan utama untuk menteror setiap pengikut Musa. Pembantaian tidak lagi hanya menimpa bayi-bayi tak berdosa, namun setiap orang yang mengikuti jejak Musa, bahkan sekedar simpati kepadanya.
Bukan sekedar teror fisik yang ditimpakan Fir’aun kepada kaum Musa, Fir’aun yang dibantu oleh Haman juga menggunakan perang opini untuk menyudutkan Musa. Dengan jargon perang melawan kelompok “Syirzimah-Qalilun”, sebuah istilah Fir’aun yang bermakna “kelompok Teroris dan Minoritas” Fir’aun terus memburu Musa dimanapun ia berada.
Saat ini dunia barat dan timur menyaksikan, seorang pemuda jangkung –193 cm – dengan kulit cenderung hitam, hidung mancung, dan berjalan dengan tongkat. Ia keturunan Bani Syanu’ah, sebuah kabilah di wilayah Yaman. Nama yang diberikan orang tuanya memiliki makna lambang keberanian, tangguh dan perkasa. Usamah – yang berarti singa – yang di usia remajanya pernah mendapat “asuhan” Amerika, kini “datang” kembali ke tanah airnya untuk membebaskan negrinya dari cengkraman Kedzaliman Fir’aun Gedung Putih. Kalimat santun dan lemah lembut Usamah sama sekali tidak membuat hati penguasa Gedung Putih terbuka. Pesan nabi “Usirlah seluruh orang musyrik dari Jazirah Arab” yang disampaikan Usamah dengan bahasa santunnya harus menuai pencekalan dan pencabutan kewarganegaraannya.
Sejarah mencatat bahwa Musa pergi ke Madyan dan dilindungi oleh Syu’aib “penguasa Madyan”, lalu menikah dengan salah seorang putrinya kemudian berangkat bersama Harun untuk membuat perhitungan dengan Fir’aun. Saat ini dunia juga menyaksikan bahwa Usamah pergi ke Afghanistan, dilindungi oleh Mulla Umar –pemimpin Thaliban, lalu menikah dengan salah satu putrinya. Kini Usamah dan Ayman Adz Dzawahiri akan berangkat untuk membuat perhitungan dengan Fir’aun Gedung Putih.
Banyak sekali komparasi antara fenomena Fir’aun Ramses II dengan Bush II junior juga antara Musa as dan sosok Syaikh Usamah yang di paparkan oleh penulis. Lebih dari 20 keserupaan antara karakter keduanya. Dan yang cukup mengejutkan, Fir’aun Ramses II hanya berkuasa 8 tahun, setelah itu Allah tenggelamkan, lalu tamatlah kisah Fir’aun di laut merah. Akankah Bush II juga mengalami hal yang serupa sebagaimana ramses II ? Benarkah Amerika akan hancur di awal 2009 ?
----------------------------------
Hosni Mubarak Fira’un Abad 21
Ternyata demonstrasi besar-besaran di Ibukota dan seluruh kota-kota besar di Mesir yang berlangsung sejak Jum’at pagi sampai larut malam waktu setempat atau Sabtu pagi ini WIB, Hosni Mubarak tidak bergeming. Dia belum bersedia untuk turun dari kursi empuk dan istana mewahnya sebagai Presidena ke-empat Negara Seribu Piramid itu.
Ditengah tekanan para demonstran yang begitu banyak hampir di seluruh negeri, yang mungkin merupakan sebuah rekor dunia baru untuk demonstran, dan tekanan dari berbagai Pemimpin dunia, diantaranya 23 Pemimpin Negara Eropa, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dan Sekjen PBB Banki Moon, Hosni Mubarak masih enggan turun.
Mubarak menyatakan kepada Obama bahwa bila dia turun, maka Mesir akan menjadi kacau. Memang kalau orang sudah duduk, dia akan lupa berdiri karena keenakan. Mubarak sudah sangat menikmati kekuasaannya sebagai Presiden Negara Mesir yang mempunyai sejarah yang sangat panjang ribuan tahun itu, negara dimana Raja Ramses II atau Faraoh atau Fir’aun yang mempunyai kerajaan yang sangat besar pernah sangat berkuasa, bahkan mengaku dirinya tuhan.
Mubarak Adalah Fir’aun Abad 21
Cara Presiden Hosni Mubarak memerintah rakyat Mesir selama lebih 30 tahun sejak 1981, tidak beda dengan seorang Raja Farouk. Mubarak dengan bantuan militer Mesir menguasai rakytanya secara mutlak, mirip dengan Fir’aun memerintah Mesir ribuan tahun yang lalu. Rakyat tidak boleh menyatakan pendapatnya. Siapa saja yang melawan Mubarak, akan diamankan atau dimusnahkan.
Mubarak tidak boleh dibantah. Semua yang diinginkannya harus dipenuhi, termasuk kekayaan yang luar biasa besar baik berupa uang tunai yang dismpan di Bank-bank di Eropa dan Amerika dan beberapa property berupa bangunan-bangunan mewah bagikan istana. Diberitakan jumlah kekayaan Mubarak mencapai 600 triliun rupiah, hampir sama dengan penerimaan pajak Indonesia setiap tahun, diluar yang “ditilep” Gayus dan para pejabat di Ditjen Pajak dan Kanwil-kanwil Pajak di seluruh Indonesia itu.
Sampai artikel ini dibuat Sabtu pagi, atau tengah malam waktu Mesir, Hosni Mubarak masih “bercokol” di Istana Heliopolis di Kairo. Tapi kita ridak tahu apakah Presiden yang sudah berumur lebih 80 tahun itu bisa tidur dengan nyenyak atau tidak.
Dialag Fir’aun dengan Nabi Musa AS
Ada baiknya kita menengok kembali kisah Fir’aun dan Nabi Musa yang terjadi ribuan tahun yang lalu, baik dalam Al Qur’an maupun dalam Bible (Injil), untuk bahan renungan bagi kita;
Dalam Al Qur’an, Allah berfirman:“Fir’aun bertanya ‘Siapa Tuhan semesta alam itu?’ Musa menjawab ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi serta apa-apa yg terdapat di antara keduanya. jika kamu sekalian orang-orang yg percaya’. Fir’aun berkata pada orang-orang di sekelilingnya ‘Apakah kamu tidak mendengarkan?’ Musa berkata ‘Tuhan kamu dan Tuhan nenek moyangmu yg terdahulu’. Fir’aun berkata ‘Sesungguhnya Rasul kalian yg diutus pada kalian benar-benar orang gila’. Musa berkata ‘Tuhan yg menguasai timur dan barat dan apa-apa yg terdapat di antara keduanya jika kamu menggunakan akal’. Fir’aun berkata ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku aku benar-benar akan menjadikan kamu salah seorang yg dipenjarakan’.”
Kisah Musa ‘Alaihis-salaam dgn Fir’aun adalah kisah terkenal. Kisah ini paling sering disebut dalam Alquran. Fir’aun adalah contoh kesombongan manusia tingkat tinggi. Dia telah menganggap dirinya sebagai tuhan ia menjadi gelap mata dengan kerajaannya yg besar sehingga ia merasa paling berkuasa. Lalu ia mempertuhankan dirinya sendiri dan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya.
Lalu Allah mengutus Nabi Musa ‘Alaihis-salaam bersama Nabi Harun ‘Alaihis-salaam kepada Fir’aun untuk mengingatkannya dan menyerunya agar kembali menyembah Allah semata. Kemudian terjadilah dialog antara Musa ‘Alaihis-salaam dgn Fir’aun tentang siapa Tuhan semesta alam. Ini diawali dgn pereknalan Nabi Musa bahwa dia adalah utusan Allah semesta alam.
Mendengar penjelasan itu kecongkakan dan kesombongan Fir’aun bangkit karena Musa ternyata tidak mempertuhankan dirinya lalu siapa Tuhannya Musa pikirnya. Dengan penasaran dan nada meremehkan Fir’aun bertanya kepada Musa ‘Alaihis-salaam siapa Tuhan semesta alam itu.
Musa ‘Alaihis-salaam menjawab “Dia adalah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya serta apa-apa yang terdapat di antara keduanya. Dialah Tuhan kamu sekalian jika kalian percaya.”
Mendengar jawaban yang sangat logis ini Fir’aun terpana, namun kesombongannya belum berkurang malah dengan nada mengejek ia berkata pada rakyatnya. “Tidakkah kalian mendengarkan?”
Lalu Musa melanjutkan “Dialah Tuhan kamu sekalian dan Tuhan nenek moyang kalian terdahulu” . Mendengar perkataan Musa ini Fir’aun tidak punya alasan menyanggahnya karena yang diucapkan Musa benar adanya dan sangat masuk akal.
Namun sekali lagi demi gengsi dan kesombongannya Fir’aun malah menuduh Musa dengan ucapannya “Sesungguhnya rasul kalian yg diutus pada kalian ini benar-benar orang gila.” Namun Musa terus menegakkan hujjah kebenaran seruannya agar Fir’aun mau sadar dan orang-orang menggunakan akalnya dengan benar untuk mengetahui siapa yang sebenarnya berhak disembah Fir’aun atau Allah Tuhan pencipta semesta alam, Tuhan sekalian manusia.
Ia kemudian berkata “Dialah Tuhan Penguasa Timur dan Barat dan segala sesuatu yang terdapat di antara keduanya. Dialah Tuhan kalian jika kalian orang-orang yang berakal.” Seruan Musa yang tidak memaksakan kehendak dan justru mengajak orang-orang menggunakan akal dengan baik tidak dapat dibantah oleh Fir’aun maupun orang-orangnya sedikit pun. Mereka sebenarnya meyakini kebenaran seruan Musa ‘Alaihis-salaam di dalam hati mereka termasuk Fir’aun.
Namun kezaliman dan kesombongan telah menghalangi Fir’aun dan pengikutnya dari iman. Hal ini sebagaimana terdapat dalam surah An-Naml 14 yg artinya “Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini . Maka perhatikanlah akibat orang-orang yg berbuat kebinasaan.” Sekali lagi Fir’aun tidak dapat membantah kebenaran ucapan Musa tentang Tuhan yg sebenarnya. Bahkan ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membenarkan pengakuannya sebagai tuhan.
Akhirnya Fir’aun mengancam Musa dengan ancaman penjara jika Musa menyembah selain dia. Ini menunjukkan kelemahan Fir’aun sendiri bahwa ketika ia tidak mampu menunjukkan bukti-bukti kebenarannya ia malah main kasar dengan kekuasaan yang dimilikinya. Ia malah menentang perintah Allah.
Akhir kisah Fir’aun mau beriman kepada Allah namun sudah terlambat karena ia mau beriman ketika ia akan tenggelam di lautan saat mengejar Musa dan pengikutnya. Saat ia merasa tidak ada yang mampu menolongnya kecuali Allah. Fir’aun pun mengaku beriman namun semua sudah terlambat, pintu taubat telah tertutup. Imannya tidak diterima oleh Allah.
Pelajaran dari Kisah Fir’aun
Banyak sekali pelajaran yg dapat kita ambil dari kisah Fir’aun ini di antaranya
Pertama, cara berpikir yang benar tentang bagaimana mengenal Allah yaitu dgn menggunakan akal dan memikirkan segala ciptaan-Nya yg penuh dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Bahwa yg berhak disembah hanyalah Allah, Sang Pencipta seluruh alam semesta.
Kedua, kesombongan dan kecongkakan dapat menghalangi seseorang dari beriman kepada Allah. Bahwa banyak orang yang meyakini dalam hati suatu kebenaran namun tidak mau mengakuinya. Bahwa Allah menetapkan alasan-alasan logis agar manusia mau beriman kepada-Nya dan menyembah Allah semata. Padahal jika Allah menghendaki semua manusia beriman niscaya semua manusia akan beriman.
Ketiga, manusia sadar bahwa tiap pilihan punya akibat sendiri-sendiri dan itu akibat dari pilihannya. Jika iman yang dipilihnya maka ridha dan surga Allah balasannya namun jika kufur yang dipilihnya maka murka dan neraka Allah balasannya.
Keempat, bahwa orang yang punya kekuasaan di dunia cenderung memaksakan kehendak dengan menggunakan kekuasaannya walaupun ia berada di pihak yang salah. Kebanyakan orang yang punya kedudukan tinggi merasa malu menerima dan mengakui kebenaran dari seseorang yang lebih rendah darinya. Orang yang benar sering dijuluki orang gila oleh orang-orang yang tidak menyukai kebenaran.
Kelima, bila kita memegang suatu jabatan, jadilah pejabat yang amanah, jujur dan baik. Jangan berbuat zalim dan memperkaya diri dengan cara yang tidak halal termasuk korupsi. Bila berbuat demikian, cepat atau lambat, hukuman Allah pasti datang, sebagaimana yang saat ini sedang dihadapi oleh Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Sumber: Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Baca Juga:
Siapa “Bermain” Dibalik Kerusuhan Mesir?
Jumat Yang Menetukan Apakah Mubarak Akan Mengikuti Jejak Soehartohttp://politik.kompasiana.com/2011/02/04/jumat-yang-menentukan-apakah-mubarak-akan-mengikuti-jejak-soeharto/
--------------------------
Tidak Taat Rasul, Nasibnya Seperti Fir’aun
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا (15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16)
“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” (QS. Al Muzammil: 15-16).Rasul itu diutus sebagai saksi bahwa hujjah telah ditegakkan dan risalah telah disampaikan. Sehingga tidak boleh seorang pun beralasan bahwa risalah dan peringatan belum sampai padanya. Jika rasul telah diutus berarti hujjah telah ditegakkan. Melalui rasul, hidayah diberikan bagi siapa yang Allah kehendaki. Dan hujjah telah ditegakkan bagi siapa yang menentang. Dan setiap kurun waktu, pasti ada Rasul yang diutus sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan” (QS. Fathir: 24).Sebagaimana telah diutus Musa sebagai Rasul kepada Fir’aun. Fir’aun adalah raja di Mesir yang sangat kufur sampai ia mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan. Fir’aun di sini adalah gelaran untuk setiap Raja Mesir kala itu. Dan Fir’aun itu mengatakan,
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى
“(Seraya) berkata:”Akulah tuhanmu yang paling tinggi”.” (QS. An Nazi’at: 24).Fir’aun telah benar-benar kufur. Ia mendurhakai Musa, yaitu enggan mentaatinya. Akibatnya Allah memberinya siksa yang pedih. Ada tiga siksa yang diberikan kepada Fir’aun sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat berikut,
- Fir’aun dan pengikutnya ditenggelamkan. مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka” (QS. Nuh: 25).
Dalam ayat lain disebutkan,
فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ“Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela.” (QS. Adz Dzariyat: 40). - Akan disiksa di kubur hingga hari kiamat. النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat.” (QS. Al Mu’min: 46).
- Jika dibangkitkan pada hari kiamat, ia akan mendapatkan siksa yang pedih.
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“(Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Al Mu’min: 46).
Intinya, surat Al Muzammil tadi menerangkan bahwa diutusnya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tengah-tengah kita adalah suatu karunia. Beliau diutus untuk menerangkan kepada kita bagaimana cara beribadah kepada Allah. Barangsiapa yang mentaatinya, maka ia akan masuk surga dan barangsiapa yang durhaka, maka ia akan sengsara di neraka sebagaimana keadaan Fir’aun dan pengikutnya. Setiap musuh para Rasul akan berakibat yang sama seperti itu.
Dalam ayat lain disebutkan pula faedah,
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132) وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133)
“Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran: 132-133).
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan” (QS. An Nur: 52).
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (QS. Al Ahzab: 71).Dalam hadits disebutkan,
كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ « مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى »
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai Rasulullah?” “Siapa yang mentaatiku, maka ia akan masuk surga. Siapa yang durhaka padaku, dialah yang enggan”, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 7280).
Semoga Allah memberi taufik untuk mentaati Rasul dan menjauhi larangannya.
Referensi:
Syarh Al Ushuluts Tsalatsah, -guru kami- Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1427 H.
Syarh Tsalatsatul Ushul, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Daruts Tsaroya, cetakan kedua, tahun 1426 H.
@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 23 Jumadal Ula 1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
http://muslim.or.id/aqidah/tidak-taat-rasul-nasibnya-seperti-firaun.html
----------------------
Tutankhamon ; Sang Fir’aun Muda Dan Temuan Harta Karun-Nya (2).
by Vien AM
Kompleks makam para firaun periode Kerajaan Baru ( the New Kingdom) di Wadi Al-Mulk ( Valley of the King atau Lembah para raja) yang dibangun sejak abad 16 SM hingga 11 SM jauh lebih baru dibanding makam fir’aun berbentuk piramid di Mesir. Piramid yang jumlahnya 135 ( yang sudah ditemukan ) dan tersebar di negri berjulukan 1000 menara ini dibangun pada abad 20 SM, antara tahun 2575 SM – 2150 SM pada periode Kerajaan Lama ( the Old Kingdom) yang terdiri dari dinasti 4, 5 dan 6. Yang paling terkenal adalah kompleks makam piramid Giza Necropolis di Kairo.
Expedisi pencarian dan penggalian makam para fir’aun sebenarnya telah terjadi sejak lama. Tercatat, pada tahun 1799 anggota expedisi Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis kala itu, pernah membuat peta makam firaun di Wadi Al-Mulk. Jadi terungkapnya makam keluarga besar para raja dari New Kingdom ini sebenarnya berlangsung selama bertahun-tahun dan secara bertahap pula. Namun temuan Howard pada tahun 1922 atas makam raja yang di kemudian hari diidentifikasikan sebagai firaun Tutankhamon adalah yang terbesar dan terheboh. Dengan adanya temuan spektakuler ini ditutup sudah penggalian kompleks makam di Wadi Al-Mulk. Makam ini dianggap sebagai makam terakhir di lembah tersebut.
Temuan inilah yang kami saksikan pamerannya sambil ngabuburit minggu lalu. Pameran yang diberi judul “Tutankhamon ; makam dan harta peninggalannya “ ini kabarnya memakan waktu 5 tahun untuk persiapannya saja. Pertunjukkan diawali dengan sajian film dokumenter tentang sejarah singkat Mesir era para firaun. Dilanjutkan lagi dengan film, juga dokumenter, tentang proses penemuan dan penggalian pemakaman. Juga film tentang riwayat singkat penemunya, Howard Carter, yang pada usia 17 tahun telah bergabung dengan tim expedisi penggalian makam para firaun.
Selanjutnya adalah pameran harta peninggalan itu sendiri. Meski sebagian besar temuan yang kami saksikan di pameran tersebut hanya duplikatnya saja tetap saja mampu membuat para penonton berdecak kagum. Duplikat tersebut dibuat sedemikian rupa menyerupai aslinya, baik bentuk, ukuran maupun detailnya. Bahkan bahan dan metodenyapun diusahakan sedapat mungkin mirip dengan aslinya.
Demikian pula nasib mummi sang firaun itu sendiri. Mummi ini baru berhasil dibuat duplikatnya setelah mengalami penelitian 2 tahun lamanya. Sementara topeng muka Tuthankamon yang asli baru pada tahun 2005 diputuskan untuk tidak lagi dibawa berkeliling dunia untuk dipamerkan. Pihak pemerintah Mesir memutuskan hal ini, demi mencegah makin rusaknya barang berharga tersebut.
Duplikat inilah yang kemudian dipamerkan di berbagai expo di sejumlah kota-kota besar dunia. Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Kanada dan Jerman adalah diantaranya. Tercatat expo pada tahun 1972 di British Museum, London adalah penyelenggaraan tersukses temuan Howard tersebut.
Akan halnya expo Paris, kami disuguhi nsebanyak 1000 macam peninggalan berharga Tutankhamon. Mulai peti raksasa pertama hingga peti ketiga dimana tersimpan mummi sang firaun, peti tempat penyimpanan organ dalam, tempat penyimpanan mummi 4 janin anak2 Tutankhamon, kursi kerajaan, kereta kuda hingga pernak-pernik perhiasan semua berada di tempat tersebut. Sebagian besar harta tersebut berlapiskan emas dan bertahtakan batu- batu mulia warna-warni yang sungguh cantik.
Termasuk juga yang paling menarik perhatian yaitu topeng dan peti mumi sang raja belia, Tutankhamon yang pada usia 8 atau 9 tahun telah diangkat menjadi raja dan pada usia 18 tahun telah meninggal dunia.
Ini yang sebenarnya membuat temuan tersebut menjadi buah bibir di seluruh penjuru dunia. Sang raja yang telah dibalsem dan dijadikan mumi itu ditemukan terkubur bersama 5000 macam barang tetek bengek, yang kesemuanya nyaris terbuat dari emas murni. Mumi itu sendiri ditemukan tersimpan rapi di dalam peti emas berukir berukuran 187 cm x 51 cm x 51 cm dengan berat 110.5 kg !
Peti ini terletak di di dalam peti ke 3 yang kesemuanya adalah emas murni. Sementara hartanya tersimpan didalam 2 ruang lain di sisi kiri dan kanan ruang “tidurnya”. Saat ini, seluruh temuan tersebut disimpan dan dipamerkan di Museum Kairo, Mesir. Legenda mengatakan bahwa sebagian harta tersebut adalah harta yang bakal diperlukan sang penguasa di dunia selanjutnya, setelah ia dibangunkan lagi. Itulah alam akhirat, nanti …
Peti ini terletak di di dalam peti ke 3 yang kesemuanya adalah emas murni. Sementara hartanya tersimpan didalam 2 ruang lain di sisi kiri dan kanan ruang “tidurnya”. Saat ini, seluruh temuan tersebut disimpan dan dipamerkan di Museum Kairo, Mesir. Legenda mengatakan bahwa sebagian harta tersebut adalah harta yang bakal diperlukan sang penguasa di dunia selanjutnya, setelah ia dibangunkan lagi. Itulah alam akhirat, nanti …
Merinding bulu kuduk ini, mengingat bagaimana nantinya nasib orang yang menyimpan harta, emas dan peraknya .. apalagi bila tanpa di zakatkan. Kalau saja firaun ini mengetahui ayat dan hadis dibawah ini, akankah ia tetap mengubur harta karunnya bersama dirinya seperti itu ?? Hiii … L
“ … … Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”,(QS.At-taubah(9):34).
Rasulullah bersabda : “ Tidaklah pemilik emas dan pemilik perak yang tidak menunaikan haknya (perak) darinya (yaitu zakat), kecuali jika telah terjadi hari kiamat (perak) dijadikan lempengan-lempengan di neraka, kemudian dipanaskan di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarlah dahinya, lambungnya dan punggungnya. Tiap-tiap lempengan itu dingin, dikembalikan (dipanaskan di dalam Jahannam) untuk (menyiksa)nya. (Itu dilakukan pada hari kiamat), yang satu hari ukurannya 50 ribu tahun, sehingga diputuskan (hukuman) diantara seluruh hamba. Kemudian dia akan melihat (atau: akan diperlihatkan) jalannya, kemungkinan menuju surga, dan kemungkinan menuju neraka.”
Nama Tutankhamon sendiri sebagai firaun sebenarnya sama sekali tidak dikenal kecuali setelah penemuan spektakuler tersebut. Untuk saya pribadi, yang lebih menarik dari firaun muda ini adalah kenyataan bahwa Tutankhamon yang memerintah Mesir pada 1337 SM hingga 1327 SM itu adalah putra dari Akhenaton. Akhenaton atau Amenhotep IV adalah firaun yang dianggap oleh sejumlah cendekiawan Muslim Mesir sebagai Dzuqarnaen, raja adil yang tersebut dalam Al-Qur’an, pada surat Al-Kahfi ayat 83 hingga 101.
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya“.(QS.Al-Kahfi(18):83).
Akhenaton memang secara umum dikenal sebagai satu-satunya penguasa negri para firaun yang menyembah Tuhan yang satu, yaitu Aton. Padahal semua firaun menyembah banyak tuhan bahkan sebagian mengganggap dirinya sendiri Tuhan, sebagaimana juga Tutankhamon. Demi menegakkan keyakinannya ini pulalah Akhenaton yang mulanya memiliki julukan Amenhotep IV mengganti gelarnya dengan Akhenaton yang artinya hamba Aton dan memindahkan ibu kota lamanya yang penuh berbagai patung dan sesembahan ke Amarna, sebelah selatan ibu kota lama, Thebes.
Ironisnya, begitu firaun yang dianggap kontroversial karena pendiriannya itu wafat, kota Amarna dihancurkan oleh putra mahkotanya sendiri, yaitu Tutankhamon. Sang firaun yang masih belia ini mengembalikan penyembahan kepada sesembahan lama, yaitu para dewa-dewi, Amon yang terbesar. Bahkan malah menganggap dirinya sebagai penjelmaan dewa itu sendiri.
Yang juga dijadikan alasan sebagian cendekiawan Muslim yang menduga bahwa Akhenaton adalah Zulkarnaen adalah kenyataan sejarah tentang fakta tidak adanya makam Akhenaton. Yang ‘ mustinya’ berada di Walid Al-Mulk, seperti lazimnya firaun2 lainnya yang pada umumnya dimakamkan di lembah tersebut.
Dengan demikian ini cocok dengan ayat 83 hingga 96 surat Al-Kahfi, yang menyatakan kepergian hamba Allah yang shaleh tersebut ke suatu negri jauh diujung sana ( di timur, tempat matahari terbit) dimana ia tidak dapat memahami bahasanya. Negri dimana Zulkarnaen membangun tembok besi agar penduduknya terlindung dari kezaliman Ya’juj dan Ma’juj.
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu”,(QS.Al-Kahfi(18):90).
http://vienmuhadi.com/2012/08/07/tutankhamon-sang-firaun-muda-dan-temuan-harta-karun-nya-2/
---------------------------
Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran tentang Mummi Fir'aun
Antara/Akbar Nugroho GumayPada abad ke-19 M, dunia arkeologi berhasil menemukan mummi di Thebes, Mesir. Penemuan mummi yang teridentifikasi sebagai jenazah Fir'aun itu pada tahun 1898.
Mummi itu diyakini sebagai jenazah Fir'aun Merneptah, anak Fir'aun Ramses II. Selain menemukan mummi Merneptah, para arkeolog juga menemukan mummi Ramses II dalam keadaan utuh.
Merneptah diyakini sebagai Fir’aun yang mengejar Nabi Musa hingga ke laut dan mati tenggelam di laut. Sedangkan Ramses II diyakini sebagai fir’aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa Nabi Musa AS.
Pada Juli 1907, Elliot Smith membuka perban-perban mummi Merneptah untuk memeriksa badannya. Hasilnya, mummi tersebut dalam keadaan baik dan utuh walaupun ada kerusakan di beberapa bagian.
Penemuan monumental itu pun sekali lagi menjadi bukti kebenaran dan mukjizat Alquran. Belasan abad sebelum penemuan mummi Firaun itu, Alquran telah menjelaskan tentang fakta itu.
Mari simak surah Yunus [10] ayat 92: "Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu* agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.''
Dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 50, Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun, sedang kamu menyaksikan.''
--------------------------------
Mumi Firaun Bukti Kebenaran Alquran
Oleh: Rony Ardiansyah
Inilah bukti kebenaran dan mukjizat Alquran itu:
Alquran menyebut tentang penguasa Mesir yang diberi gelar Firaun. Apabila seseorang ingin memahami peristiwa penceritan Nabi Musa dan Firaun, maka timbul pertanyaan, Firaun manakah yang terlibat dengan Musa? Lalu, apakah semua raja dan Firaun selama tempo 3.000 tahun itu sejahat yang disangkakan?
Menurut Dr Afareez Abd Razak Al-Hafiz dalam buku ?Misteri Firaun Musuh para Nabi?, berdasarkan peninggalan artefak penguasa Mesir kuno pertama yang dapat dikenal pasti adalah Raja Narmer. Tidak dapat dipastikan secara tepat tahun penguasanya, karena jika dirujuk ke berbagai buku, tiap buku menyatakan tahun yang berbeda. Namun perkiraan yang paling mendekati adalah sekitar tahun 3.000 SM. Ini berarti sudah lebih lima ribu tahun yang lalu.
Nabi Musa diperkirakan lahir pada awal abad ke-13 SM. Masa ini bisa dijadikan permulaan penguasaan Firaun Ramesses II dan Firaun Marenptah. Dan seandainya Firaun Seti I masih hidup ketika kelahiran Nabi Musa, maka Nabi Musa pernah hidup dalam era tiga orang Firaun yaitu Firaun Seti, Firaun Ramesses II dan Firaun Merenptah. Menurut Osman, Ahmad (1990) dalam buku Moses and Akhnaten: The Secret of Egypt at the Time of the Exodus, ada yang pendapat yang mengatakan Nabi Musa dan Firaun Akhenaten adalah orang yang sama. Diperkirakan Akhnenaten jatuh dari takhtanya dan melarikan diri ke Sinai pada 1361 SM. Pada saat itu dia berusia 34 atau 35 tahun. Dia kembali ke Mesir dan memimpin peristiwa Eksodus ketika usia sekitar enam puluh tahun.
Terjadinya perdebatan, pembahasan, dan percakapan panjang lebar di antara Nabi Musa dengan Firaun, dari Tafsir Rahmat oleh H Oemar Bakry (Q.S Asy-Syu?araa, 26: 18-21). Firaun menjawab, ?Bukankah kami yang mengasuhmu dalam lingkungan keluarga kami di waktu kamu masih anak-anak? Dan kamu tinggal dengan kami beberapa tahun dari usiamu? Dan kamu telah melakukan sesuatu kesalahan (membunuh orang Qibti) dan kamu termasuk orang-orang yang tidak membalas guna.? Musa menjawab, ?Aku melakukan (pembunuhan itu) dan aku termasuk orang-orang yang bodoh (khilaf, karena aku menamparnya untuk mengajarinya, tetapi ia lantas mati). Lantas aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu. Kemudian Tuhanku memberikan kepadaku hikmah dan aku dijadikan-Nya salah seorang dari rasul-rasul.
Akhirnya, Nabi Musa dan kaumnya memulai perjalanan keluar dari Mesir pada waktu malam (Surah Toha ayat 77). Pada masa itu, orang-orang Mesir juga mendesak orang-orang Israel supaya cepat keluar dari negara itu. Setelah Firaun membebaskan orang-orang Israel. Nabi Musa dan orang-orang Israel keluar dari Mesir.
Ketika Firaun diberitahu tentang kepergian mereka, maka Firaun mulai menyadari kesalahannya membebaskan orang-orang Israel dan berubah pikiran. Firaun bersiap-siap dengan kereta kudanya dan membawa tentaranya, berserta enam ratus chariot (kereta kuda). Lalu mereka semua mengejar orang-orang Israel, di mana akhirnya para pengejar dapat mendekati orang-orang Israel ketika mereka berhenti di kawasan laut.
Kemudian Nabi Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan sepanjang malam Tuhan membuat air laut itu mundur ke belakang dengan tiupan angin timur yang kuat dan menjadikan daratan kering dan airnya terbelah. Pada saat pagi, laut itu kembali lagi ke tempat asalnya. Air mengalir kembali dan menutupi semua chariot dan bala tentara Firaun yang mengikuti orang-orang Israel masuk ke dalam laut. Tidak ada seorang pun dari mereka yang hidup.
Walaupun Alquran tidak menceritakan secara panjang lebar, namun perlu ditekankan di sini bahwa Alquran menyebut tentang firaun dan tentaranya dilempar (Surah Al-Qasas, ayat 40), ditenggelamkan air (Surah Toha, ayat 78), lalu mati lemas (Surah Ad-Dukhan ayat 24). Disimpulkan bahwa pertama, Alquran secara jelas mengatakan Firaun yang berada di tempat itu sudah mati lemas. Kedua, Alquran menceritakan tentang sesuatu yang sungguh penting dalam pembahasan ini yaitu apa yang terjadi kepada mayat Firaun yang mati lemas.
Alquran diturunkan pada abad ke-7 M, di mana pada saat itu tidak ada siapapun yang mengetahui apa yang sudah terjadi dengan mayat Firaun yang mengejar Nabi Musa ini. Jika Alquran mengatakan mayat Firaun itu akan diabadikan untuk menjadi tanda orang-orang berikutnya, maka bagaimana ia akan menjadi pengajaran bagi orang-orang berikutnya seandainya ia hilang dan terbenam entah di mana?
Akhirnya, pada tahun 1881 M sekumpulan mumi para penguasa Mesir kuno ditemukan di Deir-el-Bahri. Diikuti juga penemuan sekumpulan mumi yang lain pada tahun 1898 M di ?Lembah Raja-raja.? Dalam penemuan kumpulan yang kedua ini, salah satu dari mumi itu adalah Firaun Marenptah. Mayat/mumi Firaun Marenptah dikuburkan pada hari kematiannya di makam nomor 35 di Lembah Raja-raja pada akhir abad ke-13 SM. Seperti makam para penguasa Mesir yang lain, makamnya juga dimasuki oleh perampok-perampok kubur.
Penelitian para doktor dan peneliti, yang berusaha menyelidiki sebab kematian Firaun Merenptah. Hasil dari penelitian medis itu, dengan berbagai tes medis yang dilaksanakan dan x-ray terhadap mumi Firaun Marenptah. Diperolah hasil bahwa Firaun Marenptah sudah mati akibat dari hentakan ganas yang bertubi-tubi ketika masih hidup. Penyelidikan medis juga mendapatkan satu sampel otot, yang jika diperiksa di bawah mikroskop, keadaan otot itu menunjukkan mayatnya berada tidak terlalu lama di dalam air. Karena jika terlalu lama, bagian otot ini akan hilang.
Disimpulkan, Firaun Marenptah ini menerima hentakankeras menyeluruh pada tubuhnya sewaktu ia hidup sebelum kematiannya. Serta berada di air dalam waktu yang singkat. Ini tepat sebagaimana diceritakan dalam Alquran yang menyebut tentang mereka yang mengejar Nabi Musa dilempar ke dalam lalu mati lemas. Setelah itu, Alquran menceritakan mayatnya itu diselamatkan.***
Rony Ardiansyah
Peminat sains Alquran. Dosen pasca-sarjana magister Teknik Sipil UIR
Menurut Dr Afareez Abd Razak Al-Hafiz dalam buku ?Misteri Firaun Musuh para Nabi?, berdasarkan peninggalan artefak penguasa Mesir kuno pertama yang dapat dikenal pasti adalah Raja Narmer. Tidak dapat dipastikan secara tepat tahun penguasanya, karena jika dirujuk ke berbagai buku, tiap buku menyatakan tahun yang berbeda. Namun perkiraan yang paling mendekati adalah sekitar tahun 3.000 SM. Ini berarti sudah lebih lima ribu tahun yang lalu.
Nabi Musa diperkirakan lahir pada awal abad ke-13 SM. Masa ini bisa dijadikan permulaan penguasaan Firaun Ramesses II dan Firaun Marenptah. Dan seandainya Firaun Seti I masih hidup ketika kelahiran Nabi Musa, maka Nabi Musa pernah hidup dalam era tiga orang Firaun yaitu Firaun Seti, Firaun Ramesses II dan Firaun Merenptah. Menurut Osman, Ahmad (1990) dalam buku Moses and Akhnaten: The Secret of Egypt at the Time of the Exodus, ada yang pendapat yang mengatakan Nabi Musa dan Firaun Akhenaten adalah orang yang sama. Diperkirakan Akhnenaten jatuh dari takhtanya dan melarikan diri ke Sinai pada 1361 SM. Pada saat itu dia berusia 34 atau 35 tahun. Dia kembali ke Mesir dan memimpin peristiwa Eksodus ketika usia sekitar enam puluh tahun.
Terjadinya perdebatan, pembahasan, dan percakapan panjang lebar di antara Nabi Musa dengan Firaun, dari Tafsir Rahmat oleh H Oemar Bakry (Q.S Asy-Syu?araa, 26: 18-21). Firaun menjawab, ?Bukankah kami yang mengasuhmu dalam lingkungan keluarga kami di waktu kamu masih anak-anak? Dan kamu tinggal dengan kami beberapa tahun dari usiamu? Dan kamu telah melakukan sesuatu kesalahan (membunuh orang Qibti) dan kamu termasuk orang-orang yang tidak membalas guna.? Musa menjawab, ?Aku melakukan (pembunuhan itu) dan aku termasuk orang-orang yang bodoh (khilaf, karena aku menamparnya untuk mengajarinya, tetapi ia lantas mati). Lantas aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu. Kemudian Tuhanku memberikan kepadaku hikmah dan aku dijadikan-Nya salah seorang dari rasul-rasul.
Akhirnya, Nabi Musa dan kaumnya memulai perjalanan keluar dari Mesir pada waktu malam (Surah Toha ayat 77). Pada masa itu, orang-orang Mesir juga mendesak orang-orang Israel supaya cepat keluar dari negara itu. Setelah Firaun membebaskan orang-orang Israel. Nabi Musa dan orang-orang Israel keluar dari Mesir.
Ketika Firaun diberitahu tentang kepergian mereka, maka Firaun mulai menyadari kesalahannya membebaskan orang-orang Israel dan berubah pikiran. Firaun bersiap-siap dengan kereta kudanya dan membawa tentaranya, berserta enam ratus chariot (kereta kuda). Lalu mereka semua mengejar orang-orang Israel, di mana akhirnya para pengejar dapat mendekati orang-orang Israel ketika mereka berhenti di kawasan laut.
Kemudian Nabi Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan sepanjang malam Tuhan membuat air laut itu mundur ke belakang dengan tiupan angin timur yang kuat dan menjadikan daratan kering dan airnya terbelah. Pada saat pagi, laut itu kembali lagi ke tempat asalnya. Air mengalir kembali dan menutupi semua chariot dan bala tentara Firaun yang mengikuti orang-orang Israel masuk ke dalam laut. Tidak ada seorang pun dari mereka yang hidup.
Walaupun Alquran tidak menceritakan secara panjang lebar, namun perlu ditekankan di sini bahwa Alquran menyebut tentang firaun dan tentaranya dilempar (Surah Al-Qasas, ayat 40), ditenggelamkan air (Surah Toha, ayat 78), lalu mati lemas (Surah Ad-Dukhan ayat 24). Disimpulkan bahwa pertama, Alquran secara jelas mengatakan Firaun yang berada di tempat itu sudah mati lemas. Kedua, Alquran menceritakan tentang sesuatu yang sungguh penting dalam pembahasan ini yaitu apa yang terjadi kepada mayat Firaun yang mati lemas.
Alquran diturunkan pada abad ke-7 M, di mana pada saat itu tidak ada siapapun yang mengetahui apa yang sudah terjadi dengan mayat Firaun yang mengejar Nabi Musa ini. Jika Alquran mengatakan mayat Firaun itu akan diabadikan untuk menjadi tanda orang-orang berikutnya, maka bagaimana ia akan menjadi pengajaran bagi orang-orang berikutnya seandainya ia hilang dan terbenam entah di mana?
Akhirnya, pada tahun 1881 M sekumpulan mumi para penguasa Mesir kuno ditemukan di Deir-el-Bahri. Diikuti juga penemuan sekumpulan mumi yang lain pada tahun 1898 M di ?Lembah Raja-raja.? Dalam penemuan kumpulan yang kedua ini, salah satu dari mumi itu adalah Firaun Marenptah. Mayat/mumi Firaun Marenptah dikuburkan pada hari kematiannya di makam nomor 35 di Lembah Raja-raja pada akhir abad ke-13 SM. Seperti makam para penguasa Mesir yang lain, makamnya juga dimasuki oleh perampok-perampok kubur.
Penelitian para doktor dan peneliti, yang berusaha menyelidiki sebab kematian Firaun Merenptah. Hasil dari penelitian medis itu, dengan berbagai tes medis yang dilaksanakan dan x-ray terhadap mumi Firaun Marenptah. Diperolah hasil bahwa Firaun Marenptah sudah mati akibat dari hentakan ganas yang bertubi-tubi ketika masih hidup. Penyelidikan medis juga mendapatkan satu sampel otot, yang jika diperiksa di bawah mikroskop, keadaan otot itu menunjukkan mayatnya berada tidak terlalu lama di dalam air. Karena jika terlalu lama, bagian otot ini akan hilang.
Disimpulkan, Firaun Marenptah ini menerima hentakankeras menyeluruh pada tubuhnya sewaktu ia hidup sebelum kematiannya. Serta berada di air dalam waktu yang singkat. Ini tepat sebagaimana diceritakan dalam Alquran yang menyebut tentang mereka yang mengejar Nabi Musa dilempar ke dalam lalu mati lemas. Setelah itu, Alquran menceritakan mayatnya itu diselamatkan.***
Rony Ardiansyah
Peminat sains Alquran. Dosen pasca-sarjana magister Teknik Sipil UIR
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/16/m0yoho-subhanallah-inilah-mukjizat-alquran-tentang-mummi-firaun
http://www.riaupos.co/1804-opini-mumi-firaun-bukti-kebenaran-alquran.html#.VQFha1MwHfk
-----------------------
Dengan adanya keimanan yang tertanam dalam hati, manusia akan mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah sehingga tidak sempat menyombongkan diri. Bahkan manusia akan selalu merendahkan diri, memohon petunjuk dan menerima kritik dari orang lain.
Sehingga bersihlah jiwanya baik dalam berperilaku maupun dalam beramal zariyah yang pada akhirnya makin meningkatlah rasa taqwanya pada Allah.
Sumber Artikel (wisatapedia.web.id)
Sumber Gambar (dari berbagai sumber)
---------------
Sumber asli ;
https://granadamediatama.wordpress.com/poster/penciptaan-alam-semesta-dalam-al-quran-dan-sains/
Bila anda akan meng-copy atau memperbanyak bahasan artikel ini, seyogyanya anda tetap mencantumkan sumber pada Sumber asli dan bahan tulisan di atas.
Demikian artikel tentang Jejak - jejak Fir’aun Abad 21
Semoga bisa menjadi hiburan dan terutama menambah wawasan anda ...
Kembali ke Halaman Utama >>>>
Pemikiran dan Pandangan Modern Dalam ARTIKEL AKHIR ZAMAN
I Hope you like the post. Stay connected for more...
Edit; wawansurya
Sumber utama bahasan;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com
merchant
No comments:
Post a Comment